Penggemar. Apakah diantara kalian ada yang menjadi seorang penggemar? Atau mungkin kalian adalah sesuatu yang digemari oleh banyak orang? Seperti saya yang digemari oleh semut, karena saya terlampau manis. Habis itu saya digotong oleh kawanan semut untuk dijadikan santapan buat mereka. Oh, iya itu cuma mimpi saya kok. Huft...
Bahkan, bukan hanya di dunia mimpi saya memiliki banyak penggemar. Namun, dalam dunia nyata hingga dunia ghaib pun, saya punya banyak triliunan penggemar. Gak sombong, ya.
Penggemar saya tidak lain adalah teman-teman perserikatan somvlak saya sendiri. Bahkan, para penggemar saya memiliki tingkah yang sedikit aneh dari pada definisi penggemar yang kalian pahami kebanyakan. Biasanya, kalau para penggemar lain akan meminta foto bareng atau seminimnya minta tanda tangan kepada idola atau panutanya, namun tidak demikian bagi para penggemar saya. Penggemar saya ini, lebih sering atau bahkan selalu MALAK HASIL PR saya, setiap kali hari itu ada tugas sekolah. Sungguh, sebuah tragedi rutinan yang amat menyiksa bagi pagi hari saya, ketika saya baru masuk kelas, kemudian duduk di bangku kesayangan.
Terlebih lagi, serangan bertubi-tubi dari hari ke hari dari penggemar fanatik saya, antara lain adalah Zheza, si ratu gombal di kelas sableng ini.
Zheza ini, termasuk tipe penggemar berat saya yang malak hasil jawaban saya, dengan rayuan andalannya yang cukup membuat kepala saya pusing selama tujuh ratus detik. Rayuanya, tidak jauh berbeda dengan ketika dia merayu kepada Judit dan Alwi. Bedanya, hanya terletak pada perkataannya saja. Seringkali, ketika saya baru masuk ke dalam kelas, maka saya akan disambut oleh gombalan retjehnya jika dia berangkat lebih pagi dari saya.
"Hei, Zelda. Matematikanya udah belum? Pasti udah nih," Katanya di suatu pagi, entah hari apa saya lupa.
"Udah, sih. Tapi banyak yang belum," Jawab saya judes.
"Bagi dong, ayolah"
"Kan banyak yang belum"
"Gak papa deh," Jawabnya dengan nada memelas.
"Kalau gue gak mau gimana?"
"Mau deh. Ayo lah, mba Zeldaku yang paling cantik dan mbalem-mbalem," Godanya, seperti biasa dengan istilah mbalem-mbalem yang entah saya pun tidak mengerti maknanya.
Begitulah, selalu, setiap hari jika hari itu ada tugas rumah yang harus dikumpulkan. Pernah terlintas dibenak saya untuk pindah sekolah (ini hoax, cuma candaan), namun saya tak dapat mengelak karena dimana lagi saya dapat menemukan sekolah ajaib seperti ini? Dimana lagi ada sekolah yang hanya memiliki beberapa kelas saja? Yang para aktifis oraganisasinya hanya anak-anak itu selalu? Yang seangkatannya saling mengenal secara keseluruhan? Yang para penduduknya mampu mencipta tawa bagi hari-hari saya. Seakan Tuhan mengirimkan mereka secara sengaja, hanya untuk menghibur saya, agar saya dapat tertawa bahagia menikmati hidup-udah ah, kepanjangan.
"Dikurangi cm nya aja, thor. Biar gak jadi panjang"
"Auto bilang sabar"
Oke. Masih tentang Zezha. Hingga suatu hari, dia pernah bilang ke saya dengan perkataan yang ia tulis sendiri di papan tulis kelas saya. Mungkin, saking sebelnya dia ke saya gara-gara saya gak mau bagi hasil jawaban PR, atau bagaimana saya tidak tahu itu. Pada intinya, dia menulis tulisan di papan tulis yang membuat hati saya sedikit kesal. Namun, juga membuat saya tertawa untuk kesekian kalinya. Kurang lebih, begini tulisannya;
"Y A N G P E L I T B E R*K N Y A S U S A H !!!"
Begitu tulisannya, menggunakan huruf kapital dengan ukuran huruf yang cukup besar, sehingga mampu dibaca dari jarak yang cukup jauh.
Kemudian, ia juga melafalkan kalimat tersebut dengan lantang secara berulang-ulang, membuat seluruh anak yang berada di kelas seketika memperhatikannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/176556859-288-k228763.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Mainstream School [ON GOING]
Hài hướcAku, kau dan kita bersama, berbagi suka duka dalam sebuah tempat terbatas namun sekaligus menjadi tempat favorit bagi hatiku. Masa masa terindah adalah bersama kalian. Di antara miliaran manusia di bumi ini, kalian lah para makhluk anti manistream y...