7- The Campret

275 20 29
                                    


Adalah sebuah geng yang saya pun sebenernya gak tau asal usul geng itu berasal. Dan sebenarnya ini bukan sebuah geng sih, cuma nama aja. Tapi saya juga kurang tau yang namain siapa.

Geng ini terdiri dari tiga bocah kocak yang sudah pernah saya sebutkan beberapa kali di chapter chapter sebelumnya.

1. Andre, si item, bulat, punya pipi kayak bakpau, gak punya tujuan hidup, tapi anehnya saya pernah nemuin buku diary punya dia. Gak nyangka sebenernya, orang kayak dia punya buku diary.

2. Ridho. Si cowo badboy tapi kalo dia udah gabung bareng temen temen gelonya, dia bakalan berubah 180° jadi sompvlak. Dia termasuk cowo yang cukup sering jadi incaran guru guru killer, terutama bu Liza. Hingga suatu saat pernah terjadi tragedi mengharukan yaitu dompet dia ke kuras gara-gara kena denda yang sudah bu Liza tetapkan, dengan rincian sebagai berikut:

1. Sepatu gak sepenuhnya item: Rp.1000,00
2. Kaos kaki item (padahal seharusnya hari itu dia pake putih): Rp.1000,00
3. Gak pake dasi: Rp.1000,00
4. Kuku panjang semua, dan satu kuku panjang dikenakan denda Rp.500,00.
Rp.500,00 dikali 10 = Rp.5000,00

Jadi, total denda yang harus dibayar oleh Ridho sebesar:
Rp.8000,00

LUMAYAN GAK SIH 8k KAN BISA BUAT BELI PERMEN SEKANTONG?

~*~

Dan yang perlu kalian tau, dia itu anak semata wayang. Dan wayangnya adalah wayang golek barbie.
Ada sepenggal cerita lucu dari dia. Tau loyang gak? Bukan loyang yang buat bikin kue. Tapi loyang yang dalam bahasa jawa itu nyebutnya ya loyang. Saya kurang tau kalo dalam bahasa Indonesia namanya apa.
Begini deh, biar saya jelaskan.

*Loyang itu sejenis nasi sisa yang di jemur di bawah terik matahari*

Singkatnya begitu, ya. Kurang tau, kalo dalam bahasa Indonesia namanya apa. Kalo ada yang tau boleh dong sharing ilmunya. Dan kenapa saya ngebahas loyang? Karena ini menyangkut cerita yang akan saya bahas kali ini.

Kala itu cuaca sedang mendung. Cuaca di hari itu, mengingatkan bu Ratna akan loyang yang sedang dijemurnya.

"Ridho? Itu loyangnya diangkat, mau hujan nih" Bu Ratna mengundang Ridho dengan nada tinggi yang pernah diajarkan oleh bang Jongdae, sebut saja bang Chen. Jangan dikasih 'tong'. Nanti jadinya Chen-tong.

"Iya, mah. Bentar" Ridho menjawab tanpa harus berpikir panjang. Baginya, perintah dari sang ibu adalah hal yang gampang, segampang kalian ngerjain matematika SD.

"Bapak? Itu loyangnya diangkat dong, Pah. Aku lagi sibuk nih" Ridho malah melempar perintah dari ibunya kepada bapaknya yang sedang menikmati makan siangnya dengan sagat lahap. Kecepatan melahap makanannya pun 10 kali lebih cepat dibanding orang gendut yang doyan mukbang.

"Mmmm," Balas sang bapak dengan jawaban tanpa buka mulut, tapi dengan buka suara. Susah dipahamin, ya.

Tak lama kemudian, setelah spongebob berubah menjadi jenius, akhirnya hujan pun datang tanpa mengucapkan salam.

"Ridho? Loyang nya udah diangkat belom?" Tanya bu Ratna kepada Ridho.

"Bapa? Loyang nya udah diangkat belom?" Tanya Ridho kepada sang bapak.

"Eh, iya. Lupa gue" Jawab sang bapak yang setelah mengalami penyakit pikun yang kini sudah disembuhkan berkat pertanyaan dari Ridho.

"Aduuhhhh, lu gimana sih, Ridho? Kan emak nyuruhnya elu, bukan bapak. Bapaknya lagi, ikut lupa segala. Dasar ya, bapak sama anak emang sama aja" Bentak bu Ratna dengan emosi yang meluap luap. Seakan dirinya adalah bom atom yang siap meledak. Daarrrr!!!

Anti Mainstream School [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang