11- Alwi, Sang Korban

117 14 8
                                    

Masih ingat tentang Alwi, kan? Itu loh, chairmate nya Ridho, yang suka ngadain perang dunia ke tujuh dengan Dea dan Zezha, atau dengan Fara dan Ilma.
Kali ini, saya akan membahas tentang Alwi yang selalu jadi korban bercanda tingkat atas dalam wilayah komunitas kelas kami. Sebenarnya, kalau diteliti lebih dalam, si Alwi ini cowo baik-baik kok. Hanya saja kurang gentleman, jadi mungkin itu alasan mengapa teman-teman sekelas saya segreget itu sama dia. Tapi, menurut pengamatan saya, Alwi terlihat biasa biasa aja kalo lagi diketawain, gak kayak cewe yang segala omongan apa pun dimasukkin ke hati. Kemudian jadi badmood atau gak ya baper. Makanya, saya pun sangat membenci kaum hawa dan lebih memilih kaum adam.

~*~

Pernah gak sih, kalian bawa snack pengajian buat dibawa ke sekolah? Kalo pernah, berarti kalian kembarannya Alwi yang terpisah setelah sekian lama ini. Ya, Alwi pernah tuh bawa snack pengajian ke sekolah. Kejadian itu bikin saya ngakak sekaligus geleng-geleng kepala. Sebenarnya, kalau Genta gak buka-buka itu tas, gak akan kayak gini deh kejadiannya. Kejadian itu bermula pada saat jamkos;

Saat itu, Genta sedang duduk dibangkunya Alwi sembari ngobrol sana sini dengan Rafa. Tiba-tiba saja, dalam hatinya ada hasrat untuk membuka tas Alwi yang tersuguh di depan mejanya. Tanpa nasi basi, eh tanpa basa-basi maksudnya. Kemudian dia membuka tas itu tanpa sepengetahuan Alwi, karena Alwi sedang tidak ada di dalam kelas.

"Wih, apaan nih. Hahaha!" Teriak Genta ketika memegang sesuatu yang baru saja ia keluarkan dari tas tersebut.

Teriakannya membuat beberapa anak mendadak mengalihkan perhatian dimana dirinya berada.

"Snack pengajian, ya Allah...," Sanggah Raka.

"Yaaa, apaan ke sekolah bawa snack gituan. Hahaha!" Ejek Ento sok belagu, seakan dirinya merasa terbiasa membawa spagethi buat dimakan di sekolah.

"Hahaha!" Beberapa siswa laki-laki ikut menertawai isi tas Alwi tersebut.

"Pisang, roti, salak, snack 500 perak, hahaha!" Genta menyebut beberapa panganan yang Alwi bawa tersebut.

Tiba-tiba, Alwi sang pemilik tas tersebut, masuk ke dalam kelas yang ramainya kayak pasar ikan ini.
Dirinya tercengang melihat beberapa anak tertawa terbahak-bahak. Lalu, sekejap kemudian sorot matanya tertuju pada Genta yang sedang menggenggam sebagian snack yang ia bawa dalam tas nya.

"Weh, heee. Sini-sini tas gue!" Bentak Alwi serius.

"Haaa! Snack pengajian, ya?" Ledek Ridho sembarangan.

"His ah, malu. Ntar temen-temen pada tau" Dengus Alwi kesal sembari meninggalkan kawan-kawannya yang suka kelewatan kalo bercanda.

"Lah, gue bukan temen?" Tutur Genta kasar.

"LO ONYET," Jawab Alwi dengan nada tinggi dari kejauhan.

"Hahaha!" Beberapa anak kini berganti untuk menertawakan Genta yang hanya tersenyum sinis setelah mendengar ejekan dari Alwi.

Melihat kejadian itu, beberapa anak ada yang ikut menertawakannya secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi seperti saya-udah kayak dakwah nabi, ya. (sembunyi dan terang-terangan)

~*~

Satu kejadian dengan topik yang sama, juga saya dapatkan ketika saya dan Aryn sedang berkumpul di kelas 9a sepulang sekolah, untuk sebuah acara, yakni perkempulan para siswa missqueen. Yaitu perkumpulan para siswa bucinnya BSM alias Bantuan Siswa Miskin-saya memang misqueen, guys. Please, jangan bully.

Kala itu, saya dan Aryn sedang berada dikelas 9a untuk perkumpulan penting ini (udah tau kan, perkumpulan apa).
Kami duduk di bangku barisan ke empat yang berada di tepi tembok.

Awalnya kami sedang ngobrol-ngobrol asik, tapi setelah saya menengok ke belakang, saya menemukan sebuah tulisan yang membuat saya ngakak seketika. Tulisan itu tertera di bagian bawah tas Alwi yang tersuguh di atas meja belakang kami.

"Heh, Ryn. Liat nih," Ajak saya kepada Aryn untuk memperhatikan apa yang saya lihat.

"BSM, I love U" Eja Aryn seketika saat memperhatikan tas Alwi yang saya tunjuk tadi.

"Hahaha, BSM kok digituin, ya?" Ledek saya masih dengan memperhatikan tulisan tersebut.

"Mungkin saking berharapnya sama BSM kali," Balas Aryn kepada saya.

"Hahaha," Kami tertawa bersama seperti sedang menonton film komedi.

Tak lama kemudian, Alwi datang setelah lamanya keluar dari kelas entah untuk apa.

"Weh, lagi ngapain sih?" Tanya Alwi penuh selidik.

"Heh, Al. Ini apaan? Kok BSM i love you?" Tanya saya heran.

"Ohhh, itu si Idzan yang nulis. Awas aja nanti kalo gue ketemu," Jelas Alwi dengan mendengus kesal.

"Eh, lo tuh berasa BSM lover tau, gak?" Ledek Aryn bikin saya ngakak lagi.

"Iya, gue BSM lover, dan elo adalah KETUA PERSERIKATAN BSM LOVER INTERNASIONAL," Balas Alwi dengan ledekannya yang cukup mantul.

"Wih, berarti gue hebat dong udah nyampe internasional gitu. Yes, gue pasti punya banyak fans di muka bumi ini," Sergah Aryn membalas omongan Alwi dengan sok songongnya.

"Gak sombong, ya?" Balas Alwi dengan pertanyaan setengah mengejek.

"Ohh, gak dong. Gue kan baik hati dan tidak sombong," Timpa Aryn sok rendah hati.

"Hoax!" Cerca Alwi sedikit geram.

Selanjutnya, saya pun hanya dapat tertawa menyaksikan kekocakan obrolan mereka berdua. Dan kemudian diikuti oleh Aryn dengan suara tawanya yang khas mengingat Alwi dan tas nya yang bertuliskan kalimat 'BSM I love U'

~*~

Anti Mainstream School [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang