4- Kelas Terter

917 58 46
                                    


Sebuah ruang yang dipenuhi oleh makhluk makhluk makhluk absurd gak jelas tapi bikin saya happy.

Ya ini adalah kelas saya. Kelas 9b yang mengandung vitamin fream, protein alih, karbohidrat gokil, kalsium kocak, namun juga mengandung solidaritas dan kasih sayang seluas samudra.

~*~

Pertama, saya mau cerita tentang kepala suku kelas ini. Dia adalah seorang Judit. Cowo tinggi semampai kek tiang listrik dengan kebisuan dan kebudegan yang hakiki. Eits, jangan begitu. Gitu gitu dia ketua OSIS disini. Mantan ketua OSIS lebih tepatnya, karena kelas 9 kan udah jadi pensiunan tanpa gaji.
Judit itu emang suka pura pura budeg. Dan pernah suatu ketika saat Aya manggil dia.

"Judit!" Seru Aya memanggil nama Judit.

Judit yang tengah asyik dengan pekerjaan menulisnya, hanya bisa diam seolah olah tidak mendengar panggilan dari Aya.

"Judit woe?" Seruan Aya semakin keras.

Namun Judit tetap menunduk dalam kegiatan menulisnya tanpa menghiraukan seorang yang memenggilnya untuk kedua kali.

"Judit woy? Hae?"
"Dit, Judit?"
"Ya Allah, lo budeg ya Dit?"
"Judit?"

Seruan Aya semakin keras. Jurus suara 3 oktaf yang diajarkan oleh sang guru telah keluar dengan sekuat pita suaranya.

Namun, di sisi lain Judit tetap tidak menghiraukan seruan keras tersebut untuk yang ke sekian kali.

"Judiiitttt???"
"Yampun gue ngomong sama orang apa ngomong sama tembok sih hadeehhh?"

"Biasa Judit mah, jan heran. Mungkin wujud aslinya dia tu tembok, bukan orang" Celetuk Lauzi seakan menyudahi Aya untuk tidak lagi memanggil cowo yang sok cool itu.

~*~

Keanehan lain dari Judit, yaitu ketawanya. Jadi, dia itu kalo ketawa ngakak banget tapi cuma sebentar terus langsung diem tanpa ada sisa suara "hehehe" sedikit pun. Jadi begitu mulutnya mangap, terus itu mulut langsung 'cep' diem kekunci rapat rapat. Bisa bayangin kan? Bisa lah, bernafas saja bisa. Pasti berimajinasi juga bisa dong. Author yakin, kalian semua punya otak kok.

Dan yang paling bikin saya mikir adalah kebiasaan anehnya yang suka make triplek bekas yang ada dibelakang kelas, (btw, dibelakang kelas saya banyak kayu kayu bekas gitu) buat di jadiin alas duduk di kursi bangkunya. Jadi, tripleknya itu di taruh di tengah tengah kursinya dia sama Anas (teman sebangkunya) buat jadi alas, kayak biar nyambung gitu. Mungkin menurut dia biar enak bisa gesar geser atau bisa duduk dipertengahan antara kursinya sama kursi Anas. Reader paham kan? Kalo gak paham ya saya doakan semoga cepat paham.

Dan saat tiba pelajarannya bu Liza, dia bakalan cepetan ngambil triplek itu buat disembunyikan dipinggir tembok tempat dia duduk, btw dia duduk di pojok paling belakang mepet sama tembok.
Dan tentang bu Liza itu, dia adalah guru terkiller di sekolah saya. Mungkin menurut anak anak yang bandel, dia itu ibarat singa yang siap memangsa siapa aja yang gak mau diatur atau suka melanggar peraturan.

~*~

Dari ketua kelas, saya mau bahas wakil nih. Wakil ketua kelas saya ini namanya Susi. Nama panjangnya Susiati Hidayah. Dia itu berturut turut dari kelas 7 nyampe kelas 9 selalu aja jadi ketua atau wakil kelas. Gak tau kenapa, saya juga heran kenapa temen temen kelas saya demen banget milih cewe yang suka badmood tiap berangkat sekolah dikarenakan punya banyak masalah, terutama masalah eskul. Dia anak aktif, jabatanya mantul. Mulai dari wakil ketua OSIS, wakil ketua PMR, dan wakil ketua pramuka. Gimana? Kalian sanggup gak kek gitu?

Anti Mainstream School [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang