Pria muda itu menatap benda dalam wadah plastik itu dengan datar. Sesaat sebelum ia mengalihkan matanya pelan menatap pria yang ada di hadapannya, seperti mengintruksikan pria itu untuk bicara. Pria itu langsung merogoh tas di tangannya dan menyerahkan secarik kertas sebelum melanjutkan ucapannya.
"Nona Uzumaki Sakura positif hamil, Tuan. Saya juga sudah memeriksa sampel urine yang tertinggal di tespack ini."
Pria muda yang mendengarnya tidak memberi reaksi yang berarti. Ekpresinya masih tetap tanpa makna.
"Kau yakin itu miliknya?"
Nada bicaranyapun datar. Seolah info yang baru saja didengarnya bukanlah sebuah masalah baginya. Hal yang sepele. Pria di depannya mengangguk sebelum kembali bersuara.
"Saya yakin, Tuan. Tes DNA menunjukkan itu urine milik Nona Uzumaki Sakura."
Pria muda itu terdiam sebentar sebelum kembali bicara.
"Hn, kau boleh pergi."
Segera setelah mengatakannya, pria di hadapannya membungkukkan badannya dan berbalik pergi. Meninggalkan pria muda tersebut yang kini terdiam menatap datar pada testpack di depannya. Hanya diam dan menatap. Tak bereaksi. Dingin. Seperti ada yang ia pikirkan. Tapi tidak ada yang dapat menebak apa yang sedang ia pikirkan.
Begitu juga yang terjadi pada pria yang kini berada satu ruangan dengannya. Sai. Ia menatap dalam pria muda itu. Mencoba menyelami apa yang ada dipikirannya dengan menatap testpack itu. Namun, akhirnya ia menyerah.
"Aku tidak menyangka kini menguntit menjadi hobi barumu, Sasuke."
Pria muda bernama Sasuke itu hanya meliriknya sekilas sebelum bergumam tidak jelas. Untuk pertama kali akhirnya tangannya terjulur untuk meraih benda yang sedari tadi hanya dipandanginya itu, untuk kemudian disimpan dalam laci mejanya. Sai terkekeh melihatnya. Sepertinya benar ada yang dipikirkan pria muda itu. Ia tampak seperti baru sadar dari lamunannya.
"Aku rasa untuk sebuah one night stand, yang kau lakukan itu terlalu berlebihan, Sasuke. Itu hanya kecelakaan. Kau tidak perlu memusingkannya, lupakan saja. Toh, gadis itu tidak menunjukkan ketertarikannya sama sekali padamukan? Aku rasa ia tidak ada niat menjebakmu. Mungkin ia juga sudah lupa padamu."
Sasuke masih diam. Perlahan ia menggulirkan onyxnya untuk dapat menatap penuh pria dihadapannya. Tampaknya ocehan pria itu benar-benar mampu menarik perhatiannya.
"Lagipula gadis itu seorang idol, aku rasa ia tidak mungkin menghancurkan karirnya dengan mengungkap skandal kalian ini. Ia pasti akan melakukan sesuatu untuk menutupinya. Jadi aku rasa kau tidak perlu khawatir-"
"Justru karena itu,"
"Eh?"
Sai menatap tidak mengerti pada Sasuke yang tiba-tiba memotong ucapannya. Menatap tepat pada onyx tajam nan datar yang kini terpaku padanya. Ia sedikit mengerutkan alisnya melihat ekspresi datar di wajah tampan di depannya itu. Sasuke sungguh sangat sulit ditebak.
"Karena dia idol, tidak akan kubiarkan ia melakukan sesuatu yang bisa membunuh anak itu."
Sai melebarkan onyx miliknya. Kini ia paham maksud dari semua hal yang dilakukan salah satu kandidat terkuat calon pemimpin tertinggi kerajaan bisnis Uchiha itu. Ia menghela napas tidak percaya. Tolong bilang kalau apa yang ada dikepalanya ini adalah salah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
RomanceSaat memutuskan untuk kembali ke dunia yang dulu telah membesarkan namanya, Sakura, Sang Mantan artis terkenal tak menyangka takdir yang mengikutinya akan membuka kisah lama yang tanpa sadar ia kubur dalam-dalam. Sekali lagi ia melihatnya. Tapi kini...