Chapter 4

1.7K 257 6
                                    


Pukulan bertubi-tubi dalam sepanjang karirnya. Itulah yang ia rasakan saat ini. Sakura masih dalam kondisi yang syok paska pertemuannya dengan Uchiha Sasuke beberapa hari yang lalu. Dan sekarang ia kembali mendapatkan masalah yang membuatnya kalang kabut. Kontraknya dengan sebuah perusahaan periklanan Amerika dibatalkan hanya karena sebuah fotonya dalam keadaan hangover bersama seorang pria -yang katanya mirip Uchiha Sasuke- dimalam ulang tahun Karin, tersebar di internet.

Awalnya ia mengira ini memang adalah perbuatan pria Uchiha itu untuk menjebaknya dan meruntuhkan karirnya, mengingat ancaman pria itu beberapa waktu yang lalu. Pria itu memang memberinya waktu untuk menentukan pilihan. Tapi ia tak menyangka ternyata pria itu hanyalah pria brengsek yang melanggar janjinya sendiri.

Namun semua pemikiran itu perlahan runtuh saat ia melihat pemberitaan perusahaan Uchiha yang terkesan tertutup terhadap gosip tersebut. Terlebih ketika mendengar harga saham Uchiha Group tak stabil karena pemberitaan ini. Adakah seorang pemimpin mengorbankan perusahaannya demi menjebak seorang gadis walaupun ia seorang artis sekalipun? Itu hanya tindakan pemimpin yang bodoh. Dan Sakura rasa Uchiha Sasuke tak sebodoh itu.

Dengan kata lain, ada pihak lain yang berusaha menjatuhkannya.

Airmatanya mengambang disudut matanya mengingat semua hal yang menimpanya akhir-akhir ini. Kenapa banyak sekali yang menginginkan kehancurannya? Tidak Sasuke atau siapapun. Apa dosanya? Kontrak dengan perusahaan periklanan Amerika adalah mimpinya. Itu akan membawanya menjadi bintang iklan internasional. Satu langkah mendekati super star kelas dunia. Dan hanya sebuah kesalahan kecilnya, ia menghancurkan segalanya.

Ia menghapus airmatanya gusar dan semakin mempercepat langkahnya menuju ruangan yang beberapa hari ini ia hindari karena permasalahannya dengan Sang Pemilik Ruangan. Mau tak mau sekarang ia harus menemui orang tersebut.

Uzumaki Kushina. Ibunya.

Pintu yang terjeblak keras tak membuat wanita paruh baya tersebut mengalihkan atensinya dari berkas-berkas yang sedang ia geluti. Sakura langsung melangkah dan berdiri tepat di depan wanita Uzumaki anggun itu.

"Apa yang terjadi?" ucapnya to the point dengan raut gusarnya. Sempat heran melihat betapa tenang ibunya itu padahal jelas saja ini posisi sulit bagi salah satu artisnya yang berarti juga masalah baginya.

"Apa maksudmu?"

"Kenapa kontrakku dengan perusahaan periklanan Amerika dibatalkan? Kenapa kaa-san?!"

Teriakan frustasinya di akhir kalimat mau tak mau membuat gerakan wanita Uzumaki senior itu terhenti dan memandang datar ke arahnya.

"Jangan seenaknya memanggilku. Panggil aku Ketua Uzumaki di tempat kerja."

Sakura menelan ludahnya, menahan rasa muak dengan sikap acuh ibunya itu. Ia menatap Sang Ibu yang kini menghelas nafas sambil melepaskan kacamata tanpa framenya. Tangan wanita itu kemudian menjulur untuk meraih sebuah map dan melemparkannya ke meja di hadapan gadis pink itu. Sakura memandang map tersebut masih dengan raut tak mengertinya kemudian kembali menatap Sang Ibu.

"Di dalam map itu ada tiket pesawat dan semua keperluan yang kau butuhkan. Kau akan tetap ke Amerika. Tapi bukan untuk mengikat kontrak dengan perusahaan periklanan itu. Istirahatkan dirimu. Selama satu tahun kau akan aku vakumkan dari perusahaanku."

Sakura sudah tak bisa bicara lagi. Ia tak percaya apa yang baru saja ia dengar.

"Apa katamu?"

Once AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang