Chapter 12

1.2K 192 4
                                    

"Traumatic Amnesia?" Onyx Sasuke menerawang kosong kedepan. Seakan tak percaya dengan apa yang baru di dengarnya dari Ino. Saat ini ia berada di depan ruangan tempat Sakura dirawat bersama Ino. Kushina berada di dalam menemani Sakura. Sementara Karin sudah pulang membawa anak-anaknya."Bukankah ia amnesia karena kecelakaan lima tahun yang lalu?" lanjutnya dengan ekpresi linglung.

Ino menghela napas mendengarnya.

"Ada dua penyebab terjadi amnesia, Sasuke. Yang pertama bisa terjadi karena gangguan atau kerusakan pada otak akibat benturan dan yang kedua adalah gangguan psikologis pasca trauma." Ino menghentikan kalimatnya untuk sesaat. "Aku melihat catatan medis Sakura pada dokter yang menanganinya, dan mendapati apa yang dialaminya tadi, sudah sering terjadi di sebelumnya. Nyona Kushina sepertinya mengetahui hal itu."

Sasuke menoleh menatap lurus pada gadis Yamanaka itu. Seakan meminta penjelasan lebih.

"Diagnosis sebelumnya mengatakan, Sakura mengalami kejadian traumatik yang tak ingin diterimanya. Karena tak ingin mengakui ingatan itu ia memilih untuk melupakannya dan bersembunyi dalam sebuah zona aman bernama amnesia. Kecelakaan hanyalah sebuah pemicu."

Penjelasan Ino bagaikan sebuah pukulan hebat bagi Sasuke. Ia mengerti apa maksud semua itu.

"Aku rasa ini tidaklah sesimpel yang kau pikirkan, Sasuke. Kau bermaksud membawanya kembali menggunakan anak-anakmu -anak-anak Sakura. Tapi kau tidak memperkirakan, kalau anak-anak kalianlah sumber rasa trauma Sakura? Penyebab ia memilih untuk menghilangkan ingatannya?" Sasuke sadar Ino sedikit sungkan mengatakannya. Tapi ia tahu gadis itu hanya mengatakan sebuah kenyataan.

"Karin mengatakan padaku ada sesuatu yang mengganjal hatinya saat mendengar kau ingin memperkenalkan anak-anakmu pada Sakura. Tapi aku benar-benar tak tahu kalau firasatnya itu pertanda hal seperti ini. Aku benar-benar minta maaf jika aku menyinggungmu."

Sasuke menggeleng pelan. Seraya menunduk dan menatap datar sepatunya. Ia tahu Ino benar. Apa yang dikatakan gadis itu semuanya benar. Entah bagaimana bisa, ia merasa jalannya untuk menggapai gadis itu seakan tertutup sempurna. Sakura seperti menutup rapat semua askes masuk ke dalam hatinya. Sasuke tak pernah merasa seputus asa ini sebelumnya. Untuk apa ia merasa senang wanita itu kembali kalau pada akhirnya ia hanya bisa melihat tanpa bisa menyentuhnya. Menyentuh hatinya.

Suara pintu yang terbuka membuat Sasuke menengadahkan pandangannya perlahan pada sumber suara. Ia berdiri saat mengetahui Kushinalah yang membuka pintu kamar rawat Sakura. Ia menatap datar wanita yang tampak lelah itu. Tak ada lagi sorot saling menantang diantara mereka seperti yang sering mereka lemparkan jika bertemu. Kushina berdiri di depan pintu dan belum beranjak sedikitpun dari sana.

"Apa kau sudah mengerti sekarang?" Suara serak itu mengalun lemah memecahkan keheningan diantara mereka. "Pergilah. Bawa anak-anakmu bersamamu." Entah apa alasannya, airmata kembali mengambang di sudut mata Kushina. "Akhiri ini, Uchiha. Dan biarkan Sakura hidup dengan tenang." Jeda sesaat. "Aku mohon."

Sampai akhirnya kalimat permohonan itu membuat tubuh Sasuke menegang seketika. Kushina tidak pernah merendahkan dirinya seperti ini untuk memohon padanya. Apa benar-benar sudah tidak bisa diperjuangkan lagi?

Pria itu mengepalkan tangannya, saat tubuh wanita itu melangkah melewatinya. Meninggalkan dirinya yang kini menatap kosong pada sebuah pintu yang tak mungkin ia buka. Pintu yang membatasi dirinya dan seorang wanita di dalam sana. Pintu kamar rawat Sakura.

Once AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang