Chapter 17

1.2K 172 4
                                    


"Aku pasti sudah gila! Aku pasti sudah gila!" Untuk kesekian kalinya Naruto berdecak menatap Sakura yang kini mondar-mandir tidak jelas di ruangan itu. Separuh karena ia masih kesal dengan ulah kakaknya itu yang meninggalkannya dengan tidak terhormat bersama wanita kalap bernama Mei Terumi tadi. Izuna duduk tidak jauh dari mereka. "Sadar Uzumaki Sakura, sadar! Kau seorang aktris! Kenapa kau mempermalukan dirimu sendiri!" jeritnya dramatis tanpa menyadari sesosok pria sedang berdiri di depan pintu memperhatikan mereka bertiga.

Sasuke. Pria itu menatap Sakura penuh makna.

"Tenanglah Sakura-chan, kau membuatku pusing," komentar Naruto yang tidak digubris Sakura.

Wanita pink itu memilih mendekati Izuna duduk di samping Sang Bocah sambil memegang kepalanya yang terasa akan pecah. Izuna hanya menatap Sakura dengan tatapan polosnya. Sesungguhnya ia tidak begitu paham apa yang dibicarakan kedua wanita dewasa tadi sebelum mereka saling jambak. Yang ia tahu, Sakura bertengkar dengan ibu Mitsuki karena dirinya. Perlahan ia menundukkan kedua kepalanya dengan kedua pipi gembilnya yang memerah.

Mengingat bagaimana wanita pink itu membelanya entah mengapa membuat hatinya senang. Juga melihat khawatirnya wajah Sakura setelah pertengkaran dengan ibu Mitsuki. Apalagi saat Sakura dengan lantangnya mengatakan kalau ia adalah ibunya di depan semua orang. Ia masih tidak percaya Sakura melakukan itu untuknya. Ia merasa–

–berharga.

Ia merasa punya ibu yang selalu ada untuknya.

Apa sebenarnya pendapatnya tentang Sakura selama ini adalah salah? Apa sebenarnya Sakura sangat menyayanginya? Izuna mendongak lagi dan mencuri pandang pada Sakura. Mulutnya hendak membuka dan memanggil wanita itu sebelum sebuah suara menginterupsinya.

"Hn, Sakura." Ketiga manusia dalam ruangan itu spontan menoleh ke sumber suara. Sakura langsung berdiri saat emeraldnya menangkap sosok Sasuke yang kini berjalan kearahnya. "Kau sudah sampai?"

Sakura mengangguk gugup. Sasuke tersenyum tipis. Ia sudah mendengar cerita kejadian di sekolah Izuna dari Karin yang mendapat laporan kalau anak sulungnya itu di skors karena berkelahi. Sasuke juga sudah tahu apa yang membuat pipi wanita pink di depannya ini ditempeli plester seperti itu. Ia tahu apa yang dilakukan Sakura sangat merugikan Izuna maupun wanita itu sendiri. Namun saat mendengar kronologi yang sebenarnya, ia malah tersenyum penuh arti.

Ada keanehan yang terjadi padanya, dimana ia lebih memilih merasa senang mendengarnya ketimbang marah karena ulah anak sulung itu. Betapa Sakura rela mengakui sebagai ibu Izuna untuk membuat anak itu tak dibully lagi. Apalagi yang lebih menghangatkan dari mendengar hal itu? Itu sudah lebih dari cukup untuk meredakan segala kekesalannya karena Gaara kemarin.

"Aku minta maaf. Aku–"

"Tidak apa-apa." Belum sempat Sakura menyelesaikan kalimatnya, Sasuke sudah lebih dahulu menginterupsinya. Wanita merah itu menatap pria itu kaget. Ia yakin Sasuke sudah mendengar semuanya dan ia tidak percaya pria itu menganggap sepele hal tersebut.

"Tapi kudengar suami Mei Terumi adalah patner bisnismu–"

"Aku bilang tidak apa." Sasuke memandang wajah Sakura sebelum melirik Izuna yang memandangnya tidak kalah kaget. Mungkin juga tidak menyangka ayahnya yang biasanya tidak pernah mentolerir setiap kesalahan, kini malah dengan mudahnya memaafkan. Bocah itu langsung menundukkan wajahnya, saat menyadari lirikan Sasuke. "Aku rasa itu adalah harga yang pantas untukmu karena membela anak bodohku ini," lanjut Sasuke yang membuat Izuna semakin menundukkan kepalanya sambil menahan tangis karena ucapan tajam Sang Ayah.

Once AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang