***
Aku tersenyum melihat wajah tampan yang hanya berjarak beberapa senti dihadapanku ini. Alisnya menukik tajam karna sinar matahari yang menyapa langsung pada wajahnya tanpa penghalang apapun. Bibirnya melenguh pelan dan Ia merubah posisinya menjadi terlentang sedikit menjauh dariku.
Aku berniat untuk bangun dari posisi terbaringku, namun tangannya dengan sigap menangkapku dan menarikku hingga aku jatuh kedalam pelukannya.
"yak !!"
"hanya sebentar, kau akan pergi lagi ? huh ?"
Suara baritonnya yang terdengar seksi menyapa telingaku. Sedangkan matanya berusaha untuk membiasakan dengan cahaya matahari kemudian menunduk menatap kearahku. Aku menjerit dalam hati, kenapa Tuhan sangat tidak adil dengan pemuda dihadapanku ini ? wajahnya yang sangat mempesona dan juga membuat semua kaum hawa ingin memilikinya termasuk aku.
"terpesona dengan ketampananku heh ?"
Aku mendengus dan memukul dada bidang favorite semua wanita yang mengaguminya. "jangan terlalu percaya diri oh" Aku bangun dari posisiku mencoba untuk menetralkan detakan jantungku yang terus menggila saat bersamanya.
"ayolah, jangan mengelak" Ia menekuk tangan kanannya menjadikannya bantal untuk kepalanya sedangkan aku merotasi bolamataku.
"aku tidak" jawabku kemudian sambil mengalihkan pandangku.
"pipimu memerah" godanya ,tangan kirinya berusaha menggapai pipiku dan aku dengan cepat menjauhkan kepalaku agar tidak tergapai oleh tangannya yang jahil.
"berhenti menggodaku, atau aku akan pergi ?" ancamku dan membuat tawanya pecah.
"ey, lihatlah. Disaat semua gadis harus bayar mahal untuk menyentuhku, kau malah membuang kesempatan itu"
"yak Oh Se Hun !!!"
Dan dia tertawa hingga tubuhnya melengkung. Tangannya yang tadi menjadi bantalan untuk kepalanya beralih berada diperutnya. Aku menggembungkan kedua pipiku namun tidak lama aku ikut tersenyum melihat tawanya yang begitu nyata dimataku.
Sekali lagi aku katakan. Aku jatuh cinta pada pemuda yang sedang tertawa lepas dihadapanku sekarang. Dan berharap perasaanku akan terbalas suatu saat nanti.
"Ara ?Ra ?"
"Aranaaaa !!!!"
Aku mengerjapkan mataku dan bangun dari tidurku saat seseorang mengguncang tubuhku dengan keras. Aku mendongak dan mendapati wajah kak Arka –kakak kandungku tengah menatap khawatir padaku.
"melakukannya lagi ?" tanyanya sedikit menghembuskan nafas beratnya. Aku menundukkan kepalaku kemudian mengangguk. Aku merindukannya, itu sebabnya aku akan melakukan kemampuan Lucid Dream ku untuk bertemu dengannya dialam mimpi.
"cepat bersiap, Niara sudah menunggumu" Kak Arka hanya memberikan handuk pink milikku kemudian melangkah keluar dari kamar yang kutempati lebih dari 4 tahun ini. Aku mengusap wajahku dengan kasar, kenapa aku melakukannya ? kenapa aku begitu egois ? kenapa aku— aku bahkan tidak mengerti dengan diriku sendiri.
Exo sedang dalam masa free atau tidak ada jadwal apapun hingga tahun baru nanti. Itu sebabnya aku merindukannya dan secara tidak sadar aku melakukan Lucid dream yang sudah beberapa bulan ini tidak aku gunakan.
Yah, aku selalu menggunakannya selama aku mengenal ah mengetahuinya. Aku menggunakannya untuk memuaskan perasaan rinduku akan wajahnya yang rupawan. Egois ? ya, itu aku.
Namun setelah kejadian beberapa hari lalu dimana aku terpaksa menemuinya disuatu acara akibat paksaan Sunny , perasaanku makin berkembang biak dan sangat haus akan wajah dan segala tentangnya. Ditambah pula dia dan Exo tidak mempunyai jadwal hingga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Star
Fanfiction(COMPLETED) Disaat aku menjatuhkan mataku padanya, disaat dia membuatku mulai terobsesi. Hal pertama yang kulakukan adalah berdoa kepada Tuhan agar segera mempertemukanku dan aku akan mengatakan hal yang ku pendam sejak dulu bahwa aku mencintainya.