Cloud 9

608 46 9
                                    

***

Sehun membuka matanya dan dia mengernyitkan dahinya saat merasakan silau luar biasa menyapa wajahnya. Ia bangun dengan kedua lengannya menumpu pada tanah yang ditidurinya. Dan saat melihat postur gadis itu, barulah Sehun tersenyum dan merubah posisinya kembali terbaring.

"oh, sudah bangun ?"

Suara lembutnya membelai telinga Sehun. Wajahnya sedikit silau karna berlawanan dengan arah sinar matahari hingga Sehun harus menarik tangannya agar gadis itu jatuh terduduk disebelahnya.

"yak !!!"

Gadis yang tidak pernah Ia ketahui namanya itu berseru. Wajahnya tertekuk dan Sehun sangat menyukai ekspresinya ini. Matanya menyipit sebal pada Sehun dan hanya dibalas kekehan oleh Sehun.

"darimana ?" tanya Sehun setelah tawa kecilnya mereda. Tangannya menggenggam tangan lembut milik gadis bergaun pink itu.

"mencari ide , lebih baik aku berjalan-jalan dibanding menunggu orang bangun dari tidurnya" kesalnya namun tak urung jemarinya membalas genggaman jemari Sehun.

"apa kau baru saja kesal padaku hanya karna aku tertidur ?" tanyanya. Mata gadis itu mendelik kemudian tangannya yang bebas memukul pundak Sehun.

Tidak terasa karna gadis itu tidak benar-benar menggunakan kekuatannya. "ayolah, manusia mana yang tidak sebal saat Ia sedang bercerita malah ditinggal tidur"

"baiklah. Maafkan aku, hm ?" Sehun terkekeh dan dibalas dengan delikan kesal oleh gadis itu. "aku hanya sedikit lelah karna jadwalku, dan kau mengajakku pergi kemari"

"kau bisa menolaknya"

"bagaimana aku bisa menolaknya ? aku juga sangat merindukanmu"

"auh, aku tersanjung" gadis itu melepas genggaman tangan Sehun dan membuat Sehun serta merta bangun dari posisi terbangunnya.

"dasar" cibir Sehun. Ia sedikit heran dengan gadis yang mengaku sebagai penggemarnya ini. Gadis itu tiba-tiba hadir dalam mimpinya dan membuatnya yang tadinya lelah menjadi rileks kembali hanya dengan candaan dan obrolan ringan mereka.

Sehun memandanginya yang sedang menulis sesuatu diatas note kecil dipangkuannya. Wajahnya sangat serius dan dahinya sedikit berkerut saat Ia tidak menemukan ide untuk tulisannya.

"apa tidak bosan terus memandangi kertas seperti itu ?" tanya Sehun. Gadis itu mendongak menatapnya kemudian menghembuskan nafasnya.

"apa kau juga tidak bosan berkutat dengan media ?"

"karna itu pekerjaanku" kata Sehun lugas. Gadis ini tersenyum lebar hingga matanya menyipit dan mau tak mau senyum itu tertular padanya. Ah, hanya sederhana namun Sehun sudah lupa akan semua beban yang dipikulnya sekarang.

"begitu juga dengan menulis. Aku menyukai pekerjaanku"

"tapi kau sedang bersamaku sekarang" suara Sehun tanpa sengaja terdengar seperti merajuk.

"ada apa dengan nada suaramu ? kenapa seperti anak kecil yang sedang merajuk ?" kekehnya dan membuat wajah Sehun memerah. Pemuda itu dengan segera mengalihkan pandangnya kearah lain dan sialnya matanya terarah pada buku yang berada dipangkuan gadis itu.

Sehun membaca sederet kalimat didalam sana dan matanya kembali menatap pada gadis yang sedang terkekeh disebelahnya.

"apa maksud kalimat yang kau tulis ?" rasa penasarannya membuncah. Tawa itu terhenti dan terganti dengan senyuman lembut. Ah lihatlah, senyuman itu bahkan mampu membuat tubuh Sehun kaku seperti sekarang.

The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang