Don't Go

397 34 8
                                    

Don't Go

***

Aku menghembuskan nafas beratku sembari melangkahkan kakiku keluar dari perusahaan tempatku bekerja selama 4 tahun ini. Mendongak , menatap langit yang cerah namun hawa tetap dingin.

Aku sudah memutuskan untuk mengakhiri bukuku dan mungkin beberapa minggu lagi buku itu bisa diterbitkan. Sedikit lega namun tidak juga. Ada sesuatu yang terus menghantui pikiranku semenjak 2 minggu lalu, dimana Sehun mengumumkan hubungan palsunya

Ada yang terus membebaniku. Aku ingin tetap berada disampingnya tapi melihat bagaimana keadaan yang kacau ini membuat pikiran lain hinggap dalam kepalaku.

Terbesit ingin meninggalkan namun hati tak mampu.

Aku tersenyum kecil, menyemangati diriku sendiri. Menghipnotis hatiku jika semuanya hanya berjalan sebentar. Menyemangati hatiku untuk bersabar dan bertahan sebentar lagi.

Saat aku baru saja akan melangkah menyebrang menuju halte bus, sebuah mobil hitam mengkilap berhenti didepanku. Aku mengernyitkan dahiku dan saat kaca itu diturunkan sedikit baru aku bisa melihat Chanyeol berada didalam mobil itu.

"ayo aku antar" kata Chanyeol dengan senyumnya. Aku ikut tersenyum kemudian masuk kedalam mobil Chanyeol.

"apa kau baik ?" Chanyeol membuka percakapan setelah mobil melaju.

"aku sedang berusaha baik-baik saja" gumamku.

"ku dengar kau akan segera menerbitkan buku baru"

Aku menganggukkan kepalaku. "iya, jika tidak ada masalah. Minggu depan bukunya akan terbit"

Chanyeol hanya menganggukkan kepalanya. Aku berdeham dan membenarkan posisi dudukku , ingin menanyakan Sehun tapi aku tidak tahu memulai dari mana.

"Sehun kacau" Chanyeol tiba-tiba bersuara. Aku menoleh kilat padanya , menatap kearahnya untuk memperjelas kalimatnya barusan. Dadaku berdegup sangat kencang mendengar kabar pemuda itu.

Chanyeol berdeham sebentar. "dia tidak diijinkan menggunakan handphone, bahkan kami pun. Kami tidak bisa keluar seenaknya seperti dulu sebelum Sehun dan Sumin memutuskan untuk mengakhiri semua ini"

Itu sangat menyiksa !!

"lalu kenapa Oppa pergi kekantorku ?"

"kebetulan bukan ?" Chanyeol terkekeh kemudian dia memutar setirnya. "aku baru saja pulang dari rumah Ibuku dan melihatmu keluar dari kantormu. Kuputuskan untuk menghampirimu sekaligus menanyakan keadaanmu. Sehun sangat mengkhawatirkanmu"

Aku menggigit bibir bawahku menahan airmata yang lagi-lagi merebak ingin keluar.

"katakan padanya jika aku baik-baik saja" gumamku pelan nyaris tidak terdengar.

"sebaiknya sampaikan saja sendiri" Chanyeol terkekeh disebelahku.

"tidak bisa" aku menggelengkan kepalaku dan Chanyeol mengusap bahuku.

"Sehun benar-benar seperti orang gila sekarang. Dia berlatih dari pagi sampai malam diagensi. Makan hanya sekali kemudian meminum vitamin setelah itu kembali berlatih... dia memforsir tenaganya dan fikirannya. Aku takut dia sakit saat kami perform nanti"

"kenapa tidak ada yang mencegahnya ?" tanyaku menatap Chanyeol yang hanya menghembuskan nafas beratnya.

"tidak ada yang bisa mencegahnya. Dia keras kepala asal kau tahu"

"lalu bagaimana nanti jika dia sakit ?" tanyaku lagi.

"maka dari itu, kami membutuhkanmu untuk menasihatinya. Ku fikir dia sangat merindukanmu"

The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang