5.

35 4 0
                                    

Setelah sampai di sekolah benar saja karena gerbang sekolah telah di tutup. Dia melihat jam di pergelangan tangannya yang menunjukan pukul 7 lewat 11 menit.

"Pak bukain dong pak!" Keisya berteriak lumayan cukup keras kepada satpam yang biasa berjaga di sekolahnya.

"Gak bisa kamu udah telat." Dan satpam itu tetap pada pendiriannya.

"Pak ayolah, cuma telat semenit doang. Saya yakin di kelas saya juga belom ada guru.", Pinta Keisya lagi.

"Gak bisa, walaupun cuma semenit kamu harus diajarin buat disiplin waktu." Itulah alasan dari pak satpam.

Tuk!

Apaan sih, siapa ni yang lempar gue pake batu. Batin Keisya.

Tuk!

"Ish, siapa sih nih yang berani banget. Gak tau orang lagi kesel apa." Keisya melirik ke kanan, kiri, belakang, namu hasilnya nihil dia tidak menemukan seorang pun. Sampai dari arah kiri ada yang menarik tangannya. Keisya menutup mata dan sedikit berteriak.

"Aaaaaaaaa setan pergi Lo hush hush!" Sambil mengibaskan tangannya, Keisya harap setan yang membawanya itu bisa pergi.

"Apaan sih Lo ngatain gue setan, mana ada setan ganteng." Dengan keberanian yang tinggal seperempat Keisya membuka matanya dan...

"Aaaaa......." Keisya berteriak lagi. Menurutnya wajah orang yang dihadapannya ini lebih menyeramkan daripada setan.

"Oi berisik, kuping gue pecah lama-lama denger teriakan Lo."

Loh, emang setan bisa ngomong ya? Batin Keisya. Dia pun memutuskan membuka matanya lagi dan sudah membuka mulut untuk berteriak lagi tapi Kenzo cepat-cepat membungkam mulutnya dengan tangannya. Ya, cowok itu adalah Kenzo.

"Ini gue woy! Apaan sih Lo teriak-teriak." Keisya sedikit kaget karena yang didepannya ternyata bukan setan. Keisya melirik Kenzo dari ujung kaki sampai ujung rambut.

Napak sih tapi kok mukanya nyeremin ya! Batin Keisya. Setelah merasa kalau yang didepannya benar seorang manusia Keisya melepaskan tangan Kenzo yang sedari membekap mulutnya.

"Ikut gue!" Itu adalah perintah kedua yang terucap dari seorang Kenzo yang Keisya dengar. Baru saja Keisya akan membuka mulut untuk melakukan protes tangannya sudah ditarik Kenzo dan terpaksa dia mengikutinya.

Sekarang mereka sedang berada di belakang sekolah, tepat di depannya ada dinding yang tidak lumayan tinggi. Dinding itu adalah dinding yang menghubungkan antara sekolah dan warung yang ada di dekatnya.

"Eh nak Kenzo, telat lagi?" Pertanyaan itu datang dari seorang wanita tua yang masih terlihat bugar yang tak lain adalah pemilik warung tersebut.

Telat lagi? Berarti dia sering dong telat kayak gini, ternyata bener kata Fani. Batin Keisya. Keisya mulai menyimpulkan kalau ternyata memang benar seorang Kenzo itu memang badboy.

"Eh emak kirain siapa, iya nih Mak hehe." Mendengar dari jawaban Kenzo, Keisya bisa melihat kalau mereka terlihat begitu akrab. Setelah mendengar jawaban Kenzo emak pemilik warung itu pun melanjutkan pekerjaannya lagi.

Keisya bersyukur karena Kenzo sudah melepaskan pegangan tangannya. Baru saja Keisya selesai menghela napas, Kenzo sudah menghilang dari sampingnya. Keisya melirik ke kanan dan ke kiri namun hasilnya tetap nihil, tidak ada Kenzo dimana pun.

"Oi gue disini." Ada suara dari depannya sontak Keisya langsung mencarinya namun tetap saja dia tidak menemukan siapa-siapa.

"Gue di atas bege." Setelah mendengar itu Keisya mengarahkan kepalanya ke atas dan benar saja ada Kenzo yang sedang duduk di atas dinding.

"Ngapain lo di atas, mau nyolong mangga." Keisya mengatakan itu bukan tanpa sebab tapi karena memang di dekat dinding itu ada pohon mangga dengan buah yang banyak.

"Lo mau masuk sekolah nggk? Kalo iya Lo panjat dindingnya tuh paket batu itu tuh, gue tunggu di bawah ya, bye." Keisya melihat batu yang tadi ditunjukan Kenzo dan memang benar jika menaiki batu itu dindingnya akan mudah dipanjat. Karena Keisya bingung antara dia harus pulang dan akan di ceramahi mamahnya karna pulang masih pagi atau ikut masuk dengan konsekuensi hukuman hormat bendera sampai jam istirahat. Keisya lebih memilih hormat bendera karena menurutnya di ceramahi mamahnya lebih cape daripada hormat bendera.

Keisya menaiki dinding itu dengan sangat hati-hati. Setelah berhasil sampai di atas dia melihat kebawah dengan sedikit ngeri walaupun tidak terlalu tinggi namun mampu membuat Keisya bergidik takut karena dia punya phobia ketinggian. Dengan keberanian tingkat dewa dia memberanikan diri untuk melompat.

Brukk!

Keisya terjatuh namun dia tidak merasakan sakit yang berarti. Keisya memutuskan untuk membuka matanya dan yang dilihat pertama adalah mata hazel tajam yang sedang menatapnya juga. Untuk sekitar 10 detik matanya bertemu dengan mata Kenzo yang membuat napasnya seolah tercekat

Setelah sadar Keisya bangun dan merapihkan pakaiannya yang berantakan dan sedikit kotor. Kenzo pun bangun dan pergi meninggalkan Keisya begitu saja.

*
*
*

Mungkin ini part terpanjang sejauh ini dengan 700+ kata :0

Kalau ada typo² yang mengganggu komen aja jangan malu-malu biar nanti di revisi OK:)

Gk ada yang pengen tau visualnya Keisya, Kenzo, atau Fani gitu?

DON'T FORGET TO VOMMENT:)

ENJOY💕

KEKE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang