7.

28 5 0
                                    

"Kei lo serius gak mau bareng gue aja?" Fani yang memang kalau sekolah selalu membawa motor mengajak Keisya yang kebetulan hari ini tidak dijemput oleh mamahnya.

"Nggk usah Fan gue mau naek angkot aja biar mandiri." Dan alasannya adalah karena dia ingin mandiri dengan menaiki angkot.

"Yaudah gue duluan ya, bye Kei." Keisya melambaikan tangannya ke arah Fani dan akhirnya Fani hilang di tengah ramainya jalanan kota.

5 menit, Keisya masih sabar menunggu.

10 menit, dia mulai bosan.

15 menit, dia mulai gelisah karena melihat banyak orang yang berlarian. Sampai dia melihat ada banyak anak SMA seumuran dirinya sedang tawuran. Dan sepertinya itu sekolahnya, SMA Rajawali karena logo yang ada pada seragam pelajar itu sama dengan dirinya. Walaupun tempat tawuran itu tidak terlalu dekat dengannya, tetap saja dia merasa takut sampai tak terasa Keisya menangis. Dia tidak kuat jika melihat ada orang berantem sampai seperti itu, mungkin jika salah satunya belum ada yang mati mereka belum berhenti. Setelah sekitar 20 menit Keisya bersembunyi di balik pohon akhirnya tawuran itu pun bubar karena ada orang yang membunyikan sirine polisi padahal itu bukan polisi sungguhan.

Keisya keluar dari persembunyiannya, melirik kanan kiri dan menghela napas ternyata tawuran itu sudah benar-benar berhenti. Baru saja dia akan memberhentikan angkot yang ditunggunya sedari tadi ada satu orang cowok yang menarik lengannya dan terpaksa dia harus ikut lari dengan cowok itu.

Keisya akhirnya sadar dan dia berhenti, cowok yang menariknya pun ikut berhenti. Sampai si cowok itu berbalik dan membuat Keisya terkejut. Bagaiman tidak ternyata cowok itu adalah Kenzo dengan banyak luka lebam dan darah di sekitar wajahnya. Baru saja akan membuka mulut Kenzo menarik dan memeluknya

Keisya sangat terkejut atas apa yang dilakukan Kenzo, dia merasakan ada yang berbeda dengan ritme jantungnya seperti seolah sedang berlomba. Dengan perlahan Keisya mulai membalas pelukan Kenzo. Setelah beberapa saat Kenzo melepaskan pelukannya.

"Muka Lo jelek." Ujar Keisya ketika melihat wajah yang penuh dengan luka dan lebam. Kenzo hanya menyengir memperlihatkan deretan giginya. Baru pertama kali Keisya melihat seorang Kenzo tersenyum dan itu membuat jantungnya kembali berdetak lebih cepat.

Kenzo meringis kesakitan dan memegang ujung bibirnya yang terluka. Dengan cekatan dan sebenarnya tanpa disadari Keisya ikutan memegang luka tersebut. Dan matanya bertemu dengan mata hazel tajam seorang Kenzo. Untuk beberapa saat mereka seperti itu sampai Keisya melepaskan pandangannya.

Akh!!!

Kenzo kembali meringis sakit karena lukanya tersebut.

"Lo diem dulu, gue mau ke apotek depan." Keisya tak kuat melihat wajah Kenzo. Akhirnya dia memutuskan ke apotek untuk membeli kapas, alkohol, betadine, dan plester.

Kenzo tersenyum melihat Keisya yang sepertinya khawatir padanya buktinya dia sampai pergi ke apotek untuk mengobati lukanya. Tak dipungkiri kalau Kenzo juga merasakan ritme yang berbeda pada jantungnya terlebih ketika dia tanpa sadar memeluknya.

Setelah beberapa saat Keisya kembali dengan membawa keperluannya untuk mengobati luka Kenzo. Pertama dia menuangkan alkohol pada kapas dan mulai membersihkan lukanya dimulai dari dahi dan terakhir sudut bibir. Kemudian dia memberikan betadine untuk lukanya dan menutupnya dengan plester.

Semua kegiatan itu tak lepas dari penglihatan Kenzo. Menurutnya menatap seorang Keisya dari sedekat ini adalah sesuatu yang langka.

*
*
*
*
*

Bodo amat mau ada yang baca atau nggk yang penting gue selesain ni cerita.

Mau ada yang baca atau nggk gue gak peduli.

Don't forget to VOMENT:)

Enjoy💕

KEKE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang