Minggu yang melelahkan! Kecelakaan yang dialami istri dan kedua anak Pak Bram ternyata saling berkaitan. Ada campur tangan dari alam sebelah. Seseorang menggunakan makhluk-makhluk tak kasat mata untuk membuat mobil yang mereka kendarai hari itu jatuh ke jurang.
Ruh kedua anak itu masih belum bisa menuju ke tempat yang seharusnya. Perbuatan baik mereka tidak cukup untuk perjalanan menuju ke sana. Mereka terus terjebak pada lorong gelap dengan tangan-tangan memegangi keduanya. Karena itulah mereka meminta Nay untuk membantu melepaskan tangan-tangan yang terus memegangi tubuh mereka.
Kini, keduanya telah pergi dengan damai. Namun orang yang berada di belakang ini, masih belum bisa diketahui. Penglihatan Nay gelap. Dia yakin sosok itu pasti bukan orang biasa. Tapi siapa?
Entah harus memulai dari mana lagi pencarian Nay kali ini. Tidak ada gambaran sama sekali dalam otaknya. Dari Pak Bram juga tidak ada informasi berarti. Meminta bantuan Rey juga tidak mungkin. Sepertinya dia harus menunggu. Seperti ucapan Bu Mien bahwa orang yang dimaksud ibunya akan datang mencarinya saat usianya tiga puluh tahun. Jadi biarkan saja dia datang. Jalani saja hidup seperti biasa. Apapun yang terjadi nanti memang itulah yang harus terjadi.
***
Sudah dua jam Nay menghabiskan waktu menonton drama Korea di apartemennya. Libur seperti ini sungguh membosankan. Dia tidak terbiasa berdiam diri. Biasanya saat dia merasa rileks dan santai akan banyak makhluk-makhluk astral datang menemui. Waktu santai itulah frekuensi gelombang otaknya berada sama dengan frekuensi gelombang energi mereka. That's why Nay harus tetap mengerjakan sesuatu. Supaya otaknya terus 'sibuk'.
Sekarang masih jam delapan pagi. Membeli sarapan dan jalan-jalan di sekitar apartemen sepertinya menyenangkan. Hanya beberapa penyewa apartemen yang Nay kenal. Pasti dia akan bertemu satu di antaranya. Nay memang jarang bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar apartemen. Selain dia pendiam, Nay juga merasa tidak nyaman dengan cara orang-orang memandangnya. Padahal itu mungkin hanya perasaannya saja.
Melewati jalan di depan taman Nay bertemu Sukesih. Orang mengenalnya di teve dengan sebutan Luna La Luna. Penyanyi dengan suara pas-pasan tapi berpenampilan sangat kekinian. Ditambah oplas sana-sini dan satu makhluk gaib yang selalu mengikuti. Aura kecantikannya semakin moncer. Orang yang tidak memiliki penglihatan seperti Nay pasti melihatnya cantik paripurna. Berbanding terbalik dengan apa yang dilihat Nay.
Perempuan itu melempar senyum padanya. Walau hanya mengenal sepintas lalu, tetapi Sukesih ramah pada siapa saja. Sangat berbeda dengan makhluk buruk rupa yang mengikutinya.
Nay memilih duduk tak jauh dari lapangan basket. Beberapa pemuda sedang bermain basket. Benar juga kata trio centil, cowok-cowoknya cakep. Pantas mereka betah tinggal di sini.
Belum lima menit Nay duduk, di depannya lewat beberapa lelaki berpakaian tentara era perang dunia kedua. Mereka sedang menyiksa tiga orang perempuan Belanda. Mengikat tali di lehernya lalu menyeretnya tanpa ampun.
Nay menangkap tempat ini dulu bekas rumah orang Belanda. Saat tentara Jepang masuk mereka dipaksa keluar. Siapa yang melawan akan menjadi korban. Residual energi masa lalu. Kejadian di suatu tempat yang ditangkap oleh alam dan akan terus berulang biasanya di jam yang sama saat peristiwa itu terjadi.
Melihat cowok-cowok ganteng bermain basket dibarengi dengan aksi penyiksaan tentara Jepang bukan kombinasi yang bagus. Sama sekali tidak!
Nay beranjak. Ia tidak ingin berlama-lama di situ. "Sarapan sajalah," gumamnya.
Ada dua kantin tak jauh dari lapangan basket. Nay sudah sering makan di situ. Yang satu punya Pak Slamet dan satunya lagi punya Bu Saminah. Sama-sama asal Jawa satu kampung pula. Namun, ada perbedaan yang sangat mencolok dari kantin keduanya. Kantin Pak Slamet lebih ramai. Sedangkan kantin Bu Saminah biasa-biasa saja. Malah dulu pembelinya sangat sedikit. Sampai malam jualannya masih banyak. Bukan tidak enak tapi kalah rasa dengan makanan di kantin Pak Slamet. Makanan yang bercampur liur makhluk gaib bercita rasa sempurna bagi orang awam yang tidak peka.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYARA (Underworld Adventure)
Mystery / ThrillerNay menyadari ada sesuatu yang berbeda pada dirinya saat usianya menginjak sepuluh tahun. Dia bisa melihat dan berinteraksi dengan makhluk tak kasat mata. Kemampuan alaminya semakin terasah ketika dia menginjak remaja. Seorang guru tak kasat mata...