[ Nay, besok temani aku ya. Ada undangan pesta pernikahan anak kolega papaku. Aku lupa mengatakannya kemarin. Pestanya jam delapan malam besok. Mungkin aku tidak pulang malam ini. Besok aku jemput. Dandan yang cantik ya. Love you ]
Nay, tersipu membaca pesan WA dari Rey. Walau tidak tiap malam menggombalinya, tetapi dia senang membacanya. Ucapan selamat malam, mimpi indah atau kalimat basa-basi lainnya, sekarang terdengar begitu indah.
Nay sebenarnya tidak suka pesta. Namun, kali ini pengecualian. Kalau bukan karena permintaan Rey sudah bisa dipastikan dia akan menolak.
Nay membuat janji dengan Dita siang ini. Dia seorang make up artist yang cukup terkenal. Beberapa artis nasional dan lokal pernah dia tangani. Nay sudah sering melihat hasilnya di akun Instagram DPA make up miliknya. Nay juga pernah membantunya beberapa kali.
"Sudah tenang saja," kata Dita melihat Nay duduk gelisah. "Aslinya saja sudah cantik begini. Tinggal dipoles sedikit di sini, sini dan sini pasti tambah cantik." Dita menunjuk pipi mata dan hidung Nay.
"Aku percaya kau tahu bagaimana membuatku cantik malam ini," kata Nay yakin.
Kurang lebih satu jam, wajah Nay selesai di-make over. Ia terkagum-kagum dengan hasilnya. Kemampuan Dita sebagai MUA sudah tidak diragukan lagi.
Setelahnya, salah satu pegawai perempuan Dita, mengantar Nay ke wardrobe room. Banyak pilihan membuatnya bingung. Pegawai tersebut akhirnya membantu Nay memilihkan beberapa yang dianggap cocok. Akhirnya Nay memilih sack dress panjang berbahan satin, berpotongan sabrina dengan pundak yang sedikit terbuka. Warna marun yang elegan berpadu cantik dengan clutch dan heels berwarna gold. Tubuh Nay yang ramping terlihat begitu pas dan anggun.
Sembari menunggu Rey menjemput, Dita mengambil beberapa foto Nay untuk di-upload di akun instagramnya. Berkali-kali dia memuji penampilan Nay. Maklum saja sehari-hari Nay lebih suka mengenakan jeans, kemeja, kaus dan jaket denim. Jauh dari kesan feminim.
Sebuah mobil putih berhenti di depan kantor Dita. Seorang pria memakai jas simple ala oppa Korea keluar dari sana. Berpenampilan rapi dan wangi. Sangat berbeda dari kesehariannya. Kalau begini Rey tidak kalah tampan dengan Primus Yustisio bintang sinetron era sembilan puluhan.
Mata Rey tak berkedip saat melihat Nayara telah siap berdiri di depannya.
"Rey, how do I look?" tanya Nay melihat Rey yang mematung.
Rey mendekatkan wajahnya pada Nay. "Bagaimana kalau sekarang kita menikah saja," bisiknya. "Kamu sangat cantik. Aku suka."
Wajah Nay bersemu merah. "Kamu juga lebih tampan dari biasanya," balas Nay tersipu.
Rey meraih tangan Nay lalu meletakkan di lengannya. Sesekali mata mereka saling bertemu. Senyum tipis di antara keduanya membuat suasana perjalanan menuju tempat pesta semakin tak terasa. Tak sampai tiga puluh menit mereka sudah tiba di sana.
Dengan percaya diri Rey menggandeng tangan Nay. Sebuah hall di hotel mewah dengan nuansa putih dipilih pasangan pengantin sebagai tempat resepsi pernikahan mereka. Bunga mawar putih segar menghiasi hampir setiap sudut ruangan. What a beautiful wedding.
Rey mengenalkan Nay kepada beberapa kolega yang ditemuinya. Nay tampak sedikit canggung. Lebih banyak tetsenyum tipis atau sekadar bersalaman dan bicara seperlunya. Tentu topik pembicaraan mereka berbeda dengan keseharian Nay. Untunglah Rey cukup mengerti.
Bukan hanya teman-teman Rey saja yang datang. Banyak wajah-wajah yang Nay kenal berada di sana. Termasuk Pak Bram. Mereka saling menyapa sebentar bertanya kabar. Beberapa klien dari tempatnya bekerja juga ada. Dengan ramah Nay tersenyum dan menyapa mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYARA (Underworld Adventure)
Mystery / ThrillerNay menyadari ada sesuatu yang berbeda pada dirinya saat usianya menginjak sepuluh tahun. Dia bisa melihat dan berinteraksi dengan makhluk tak kasat mata. Kemampuan alaminya semakin terasah ketika dia menginjak remaja. Seorang guru tak kasat mata...