7. Satu Langkah

8.8K 559 14
                                    

"Hanya kamu yang bisa membuat aku tersenyum di siang dan malam."

Aliya Maharani ~ Jomblo yang kasmaran

***

Semenjak hari itu, aku sering datang saat Via latihan. Hampir semua teman Via mengenalku. Kalau Angga? Entahlah, aku tidak tahu apakah dia tahu namaku atau tidak. Selama berminggu-minggu ini, hanya satu kali itu saja percakapan kami, saat ia menanyaiku ingin belajar basket. Dan bodohnya aku hanya mengangguk, tidak berargumen sama sekali. Kalah dengan perasaan grogi di dalam hati. Jatuhnya canggung, dan makin terlihat bodoh.

Tapi menurutku tidak masalah. Yang terpenting adalah aku berada di sekitarnya terlebih dahulu. Semakin sering dia melihatku, semakin besar kemungkinan dia mengenalku. Tentu saja itu juga akan mempermudah langkahku untuk melakukan pendekatan.

Hari-hari berikutnya aku mulai menonton drama, membaca buku, mencatat berbagai hal yang bisa kulakukan agar bisa mendapatkan hati Angga. Usahanya cewek buat mengejar cinta itu banyak kalau di drama, ada yang nulis surat cinta, ngasih cokelat di hari valentine, bikinkan bekal tiap hari, bikin flash mob buat si dia, nyimpen barang-barang yang diberi si dia, bahkan berusaha merubah penampilan agar lebih baik di depan si dia. Kalau di buku-buku lebih seperti menjadi pribadi yang baik, berusaha tidak terlihat murahan saat mengejar, meningkatkan bakat dan minat yang dimiliki, ya semacam kepribadian begitu lah.

Lalu kalau aku? Aku sedang berusaha belajar bermain game yang disukai oleh Angga. Saat ini rank-ku sudah bukan warior lagi, sudah elite. Aku rajin belajar bermain game dengan teman-temanku sekelas, ya Vian, Aldo, atau anak cowok yang lain. Tidak hanya itu, aku juga mulai membaca buku tentang basket. Walaupun pada akhirnya buku itu jadi bantal, karena aku sama sekali tidak paham. Bagaimana? Usahaku sudah lumayan kan? Ya kan? Ya dong. Benar kan? Benar dong.

****

Hari ini kuliahku pulang sore, sekitar jam empat sore. Biasanya aku tidak pernah pulang sampai jam segitu. Kenapa semua ini bisa terjadi? Karena dosenku mengganti jam kuliah yang sempat hilang di minggu lalu karena beliau sakit. Alhasil aku pulang sore.

Sore itu, lapangan basket sudah ramai dipenuhi anak UABB. Aku melihat Angga sedang bermain di lapangan, melawan teman-temannya. Aku melangkahkan kaki menuju tepi lapangan, Ada Via dan Haikal sedang duduk berdampingan. Entah apa yang mereka bicarakan.

"Hei," aku menyapa Haikal, lalu duduk di sebelahnya. Via menoleh ke arahku.

"Tumben sore?" tanya Via.

"Ada ngganti jam," jawabku.

"Haikal kok nggak latihan?" tanyaku.

"Udah tadi. Capek Ya, kamu sana latihan," balasnya.

"Nggak boleh latihan aku sama si Angga," bisikku. Haikal langsung menoleh padaku.

"Oh ya?" aku mengangguk.

"Katanya aku harus masuk UABB dulu, baru dia mau ngajarin," Haikal tertawa.

"Yaudah, aku main game aja kalau gitu. Nggak boleh belajar main basket sih," kataku sambil membuka aplikasi mobile legend di ponselku.

Haikal mengintip ponselku, kemudian dia tersenyum.

"Main mobile legend juga?" tanya Haikal.

"Masih belajar," jawabku sambil memandangi layar ponsel.

"Via, Via, gantiin bentar," Angga datang dengan nafas kembang kempis, keringat bercucuran, lalu dia duduk di sebelahku. Bayangkan lah, bayangkan! Dia duduk di sebelahku. Tapi aku sudah membaca berbagai literatur dan menonton berbagai drama agar bisa mengatasi rasa grogi, gugup, dan nervous. Dan tentu saja aku selalu berpikiran positif, jika aku bersabar, maka suatu saat Angga akan luluh pada usahaku.

Aku mengeluarkan botol minum dari tasku, kemudian menyodorkannya pada Angga. Kebetulan masih ada lebih dari setengah air di dalamnya. Angga menerimanya, lalu meneguknya hingga habis, kemudian mengembalikan botol padaku.

"Thanks,"

"Sama-sama," jawabku.

"Kamu temennya Via itu kan?" tanya Angga.

"Iya," jawabku sambil mengulurkan tangan. Berminggu-minggu kami bertemu, aku tidak pernah berkenalan secara resmi dengan Angga. Dan ini adalah kesempatan yang bisa kudapatkan agar Angga mengingat namaku.

"Aliya," ucapku setelah Angga menyambut uluran tanganku.

"Angga," jawabnya.

"Bullseye ninty nine?" tanyaku. Angga mengernyitkan dahi, lalu melepas tangannya dari tanganku.

"Kok bisa tahu?" tanya Angga. Aku tersenyum. Ya itu karena aku lihat di instagrammu lah, sayang!

"Ya tahu lah, dia main mobile legend juga tuh," sela Haikal.

"Oh ya?"

"Masih belajar aku ini," jawabku.

"Tapi lumayan lho, Ngga. Dia rank-nya udah mau masuk Master bentar lagi," kata Haikal.

"Apa sih?" aku menyikut Haikal. Angga hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kalau Angga sudah sampai apa rank-nya?" tanyaku.

"Legend," jawabnya singkat, kemudian merebahkan tubuhnya.

Rasanya jadi pengen ikut rebahan di sebelahnya. Eh! Itu tentu tidak mungkin saudara-saudara. Aku tetap harus menjaga image di depan Angga. Aku berlagak tidak mempedulikannya, dan sok sibuk bermain game.

Haikal yang sesekali ikut menonton aku bermain. Banyak komentar yang keluar dari mulutnya.

"Nah, itu, itu, ulti," kata Haikal.

"Weis keren, mega kill," ada saja yang diucapkannya.

Lama-lama hal itu membuat Angga jengah sepertinya. Ia bangkit dari sesi rebahannya, kemudian duduk mendekat di sebelah kiriku. Apaan ini woy?! Mepet banget pula!

Tenang Aliya, tenang. Aku berusaha mengatur nafas dan tetap konsentrasi pada game. Berusaha mengabaikan nafas yang menyembur di sebelah kiriku. Berusaha pura-pura tidak peduli dan tetap fokus memenangkan permainan.

Beberapa saat kemudian, Angga berdiri. Kemudian memanggil Via agar kembali ke tepi lapangan. Tapi entahlah, ia kembali duduk di sampingku. Walau tidak semepet tadi, tapi tetap saja di sampingku.

"Yey menang," kataku begitu permainan berakhir. Aku menoleh pada Angga. Ia sedang fokus melihat ke arah lapangan.

Aku juga menatap lapangan basket. Aku tidak peduli dengan permainannya, menang kalahnya, benar tidak tekniknya. Aku hanya mau menikmati waktuku bersama Angga. Ini kesempatan yang langka bukan? Kapan lagi bisa duduk sedekat ini dengan gebetan?

Ah, hari ini berakhir indah. Aku bisa mimpi indah nanti malam.

***

TBC

Sampai jumpa di part selanjutnya. Jangan lupa vote, komen, dan bagikan ke teman teman kamu.
Love you

Untouchable [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang