14.Oleh-oleh

8.1K 547 45
                                    

"Jadi sebenarnya kamu itu bagaimana? Suka atau tidak sih, denganku?"

Aliya Maharani- si Jomblo yang mulai tak sabar.

***

Libur telah usai. Aku sudah menghabiskan waktuku sebulan lebih berada di rumah. Sebulan lebih menikmati ngobrol dengan ayah, ibu, dan mas Bara. Serta sebulan lebih aku tidak bertemu dengan pujaan hatiku, Angga. Kangen.

Oh iya, aku jadi dibelikan kamera lho sama mas Bara. Yah, walaupun sebulan aku harus tahan dijahilin dan diperbudak ini itu oleh mas Bara, tapi akhirnya tetap dibelikan kamera. Baik kan kakakku itu, mau kenalan? Hehehe

Aku sudah tiba di kamar kos sejam yang lalu. Setelah bersih-bersih sebentar dan membongkar barang bawaan, aku terkapar di atas tempat tidur. Untunglah Via masih sering kembali ke kota Malang, jadi kamar kos tidak terlalu berdebu. Sekarang ini Via sedang berada di kampus, entahlah rapat apa dia itu. Kalau saja aku datang lebih awal, aku bisa ikut Via ke kampus. Siapa tahu kan ketemu Angga.

Aku mulai bosan berbaring-baring di kamar. Aku mengetik pesan untuk Angga di chatroom DM. Boleh kok ngechat duluan. Sekali-sekali saja.

Aliya Maharani: Sudah di Malang?

Sepuluh menit berlalu. Belum ada jawaban. Aku beralih membaca pesan masuk di whatsapp.

Sindi Meiriska: Balik Malang kapan lo?

Aliya Maharani: Barusan nyampe. Kamu kapan?

Sindi Meiriska: Gue juga udah di Malang. Di rumah Rara gue. Udah nginep dua hari.

Aliya Maharani: Ebuset, udah dua hari aja? Rara ngapain?

Sindi Meiriska: mau nyiapin surprise buat cowonya. Tapi masih bulan depan sih.

Aliya Maharani: Duh, yang nggak jomblo mah enak. Aku nih apa deh...

Sindi Meiriska: Lo bagai pungguk merindukan bulan.

Aliya Maharani: jahat!

Aku meletakkan ponsel. Seburuk itukah aku? Masa' pungguk merindukan bulan? Hei, aku ini nggak jelek lho. Kulit bersih, mata sipit sedikit, hidung bangir, senyum merekah, lucu, ramah, nggak cocok disebut pungguk.

Ting! Satu notifikasi muncul di ponselku.

Anggara Mahardika: Sudah. Kenapa?

Dibalas, anjay! Yesss! Ditanya balik, double kill! Yess! Yess!

Sebentar, Angga tadi membalas setelah beberapa menit. Jadi sebaiknya kutunggu beberapa menit juga untuk membalas. Biar apa? Biar nggak kelihatan kalau aku terlalu bersemangat dapat umpan balik kayak gini.

Aku menunggu lima menit berlalu. Tapi sungguh hati dan tanganku gatal ingin segera membalas pesan Angga. Lima menit saja cukup bukan? Tidak perlu sampai sepuluh menit juga. Asal tidak langsung membalas. Ya kan? Aku benar kan? Benar ah!

Aku membuka chatroom kami di DM. Ada tanda hijau di foto profilnya. Dia masih online. Nungguin balasanku ya, Ngga? Hahaha

Aliya Maharani: Aku bawa oleh-oleh. Kamu mau?

Angga sedang menulis.

Wah gila, gila, gila! Ini sih namanya kemajuan yang tiada terkira! Hatiku senang dan berdebar sekaligus. Membuat senyum terlukis di bibirku.

Anggara Mahardika: oleh oleh apa?

Kalau dia balasnya cepat, aku juga boleh balas cepat kan? Ya sudah aku balas cepat saja. Mumpung dia sedang online.

Untouchable [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang