Chapter 16 : Penyatuan

4.3K 394 31
                                    

Sasuke dan ketiga bawahannya berhenti tepat di muka pintu. Kiba berinisiatif membukakan pintu dan setelahnya Sasuke masuk.

"Kalian berdua (Kiba dan Konohamaru) tunggu didepan pintu! Jangan biarkan siapapun masuk! Tak ada pengecualian!" Ancam Sasuke dengan desisan mematikan.

"Dan kau, -tunjuk Sasuke pada Yakumo. Panggil tabib kemari!" Lanjut Sasuke. Setelahnya pintu mahoni itu tertutup rapat menelan Naruto dan Sasuke didalamnya.

***

The Great Princess Uchiha

Disclaimer :
Naruto © Masashi Kishimoto
Story © Datekoii Dewii

Warning : EYD Error, Typos, AU, Gender Switch, Death Chara, Mature, Bash Chara, ect.

Don't Like Don't Read

***

"Ugh!" Rintih Naruto tatkala tubuhnya diturunkan ke ranjang oleh Sasuke.

Sasuke mengusap pipi gadisnya itu, "Bersabarlah, tabib akan segera datang." Setelahnya Sasuke mengecup mesra Naruto mulai dari kening, kedua kelopak matanya, hidung, pipi, dagu dan yang terakhir melumat bibir manis Naruto intens.

"Maaf." Ucap Sasuke parau menatap penuh cinta mata sayu istrinya. "Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.." Ucapnya berkali-kali, kembali menciumi Naruto di sembarang tempat yang bisa dijamahnya.

"Sasu..." Panggil Naruto pelan. Sasuke menghentikan ciumannya yang berakhir dikedua tangan wanitanya itu. "Aku mencintaimu." Aku Naruto penuh cinta, setelahnya ia jatuh terlelap tepat dipangkuan Sasuke.

"Aku juga mencintaimu." Balas Sasuke parau, setelahnya ia mencium pucuk kepala Naruto penuh cinta.

Ia memiringkan sedikit tubuh Naruto agar punggungnya yang terluka tidak tertindih. Setelahnya ia ikut berbaring dan keduanya pun tertidur saling berpelukan.

oOoOoOoOoOoOoOo

"Saya permisi, Pangeran." Pamit Shizune (tabib istana) setelah mengobati luka pada punggung Naruto.

Sasuke berkedip sekali sebagai respon. Setelah Shizune lenyap dari pandangan mata, Sasuke mendudukkan diri disamping Naruto yang sibuk merapihkan nagajuban-nya.

"Sudah lebih baik?" Tanya Sasuke ikut membantu Naruto memasangkan nagajuban. Ia mengusap pelan pipi Naruto ketika istrinya itu mengangguk.

Hening untuk beberapa waktu.

"Sasu-"

"Tidak! Apapun perkataanmu jawabanku tetap Tidak!" Potong Sasuke mutlak. Tangannya tak lagi berada di pipi Naruto dan mengepal dipangkuannya.

"Tapi, dia ibumu." Kata Naruto kalem memposisikan diri senyaman mungkin berhadapan dengan Sasuke.

"Ibu? Seperti itukah seorang Ibu menghukum anaknya? Jika dia tidak melihatmu setidaknya dia mengingatku sebagai Putranya." Elak Sasuke tak sepaham dengan pemikiran Naruto.

"Ayolah, Suke! Beliau hanya memberikan contoh yang baik dan juga menjalankan kewajibannya." Rayu Naruto mencoba membuka pemikiran batu Sasuke.

"Kenapa kau membelanya?" Tanya Sasuke tak habis mengerti. Ia marah karena Naruto disakiti dan itu juga menyakitinya. Tapi, kenapa Naruto tak sejalan dengan pengertiannya.

"Karena dia Ibumu dan Ibuku juga. Beliau adalah wanita yang telah melahirkan, menjaga, dan mendidik suamiku dengan segenap hatinya. Bagaimana mungkin aku membenci Ibu yang telah melahirkan pasangan cintaku? Bagaimana mungkin aku membenci seorang Ibu jika aku juga akan menjadi Ibu suatu hari nanti?" Ucap Naruto tulus dari hatinya, yang dengan sukses mengetuk hati Sasuke dan membuatnya hampir goyah.

The Great Princess Uchiha [ FanFict ] - HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang