13 tahun yang lalu
"Ma," panggil Can lemah.
Mama Can mendongak kemudian menangis menghampiri Can. "Kamu udah bangun, nak? Ya tuhan, terimakasih Tuhan, terimakasih Tuhan," mama menangis kemudian mendekap Can.
Mama nangis lama sekali, Can pengen meluk mama balik, tapi badannya tidak bisa digerakkan, kaku semua.
"Sakit ma," rintih Can. "Can kenapa ma?"
Mama yang tadinya sudah mulai tenang, menangis lagi. "Kamu jatuh dari tangga sekolah. Kamu cedera kepala, tangan kamu juga patah. Kamu sempat dioperasi, 3 hari kamu koma, untung abis itu kondisi kamu stabil, tapi kamu nggak bangun-bangun juga. Kamu sempat bangun sebentar tapi habis itu nggak sadar lagi. Apa yang sakit sekarang, nak?"
"Semuanya."
"Bentar mama panggil perawatnya dulu." Mama menekan tombol panggil kemudian mengambil handphone, sepertinya menelpon keluarga yang lain.
Tidak lama kemudian perawat masuk, dia tersenyum ke arah Can. "Can sudah sadar?" tanyanya.
Can Cuma bisa mengangguk. "Apa yang Can rasain?"
"Badannya kaku, sakit semua," Jawab Can.
"Biasa itu kalau tidurnya terlalu lama," senyumnya, "Kita cek tekanan darah ya.Sebentar saya ambil alatnya dulu sekalian saya panggilkan dokter."
Perawat itu meninggalkan ruangan, tapi hanya sebentar. Dia masuk lagi disusul oleh papa Can yang tampak cemas. Sambil sang perawat memeriksa tekanan darah Can, papa sibuk bertanya pada Can apa yang sakit. Can hanya bisa diam, kepalanya sakit, badannya sakit, semuanya sakit.
Dokter menyusul kemudian, tersenyum pada Can. "Sudah sadar ya? Gimana? Ada yang sakit?"
Suster menyerahkan sebuah map kepada dokter, dokter lelaki paruh baya itu membaca sekilas kemudian berkata, "tekanan darah bagus ya," katanya, kemudian mengeluarkan senter. "Mata ikuti arah cahaya ya, Can."
Can nurut, matanya mengekor cahaya senter ke kiri dan ke kanan. "Sekarang coba gerakkan jari-jarinya, Can" Can menggerakkan jarinya sesuai perintah dokter. Dokter juga meminta Can untuk menggerakkan kaki dan tangannya, tapi susah, Can merasa tubuhnya kaku.
"Kondisinya sudah cukup stabil, tapi Can harus ikut fisioterapi untuk mengembalikan kekuatan fisiknya. Hal yang wajar kalau orang baru sadar dari koma dan tidak sadar berhari-hari badannya kaku dan tidak bisa digerakkan, tapi nggak lama kok. Terapi selama seminggu juga Can bakal kuat lagi."
Pintu terbuka, memotong penjelasan dokter. Seorang remaja cantik menghambur ke arah Can, diikuti pasangan paruh baya. Dia menangis.
"Adek," tangisnya sambil memeluk Can, dia tidak mengatakan apa-apa lagi, cuma menangis.
Kening Can berkerut, merasa aneh dipeluk orang ini.
"Kak Neena cemas sekali lihat keadaan kamu, dia sampai bolos kuliah supaya bisa ikut jagain kamu," kata Mama.
Can melongo, "kak Neena siapa?"
Sang remaja terkesiap dan melepas pelukannya. "Kak Neena dek, maksud kamu apa?"
Can melongo, tidak kenal dengan Neena yang disebut-sebut ini. "Ini kak Neena, dek," cewek itu menunjuk dirinya sendiri, tangisnya pecah.
"Can," panggil dokter lembut. "Can kenal sama kakak ini?"
Can menggeleng. Neena merosot ke lantai, lututnya lemas. Dokter tersenyum maklum. "Nama panjang Can siapa?"
"Candi Abdie Pradipta." Dokter mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legal Angle
RomanceCan, seorang produser acara TV yang tengah kesulitan menaikkan rating acaranya, bertemu kembali dengan cinta pertama yang dibencinya. Can tidak mau dekat-dekat lagi dengan si brengsek itu, tapi mungkin hanya Tin yang mampu membantunya menaikkan rati...