Setelah lama mencari Chandra dan Shinta pulang karena sudah malam dan takut orang tuanya khawatir.
"Shin kita pulang aja yuk udah malem." Ajak Chandra.
"Tapi bagaimana dengan rose?." Shinta
" Mungkin yang dikatakan Rian benar dan mungkin rose sudah pulang." Chandra
Mereka berdua pun pulang walaupun masih sedikit cemas di lain sisi Rian senang dan puas karena telah mengerjai rose.
" Hah puas gue udah ngurung dia disana, salah sendiri jadi cewek belagu amat." Rian
Dilain sisi rose merasa ketakutan dan suhu badan nya tinggi akibat rasa takut dan udara yang dingin belum lagi dia yang menangis sejak tadi dengan perusahaan kosong karena belum makan sejak siang.
" Kumohon tolong buka aku takut hiks." Suara minta tolong rose sambil menangis dan berharap ada seseorang yang menolongnya.
" Kenapa gue tiba-tiba merasa tidak tenang ya kenapa gue teringat sama tuh cewek shhh. " Geram Rian
Rian pun memutuskan untuk pergi ke sekolah lagi dan melihat kondisi rose sekarang tapi ketika sampai Rian terkejut karena rose pingsan dan suhu badannya tinggi ,karena panik ia pun membawa rose pulang kerumahnya dan memanggil dokter.
" Bagaimana dok keadaan teman saya?." Rian
"Anda tidak perlu cemas,teman anda cuma demam biasa dan dia sedikit trauma." Dokter
" Ohh baiklah dok saya akan menjaganya." Rian
" Pastikan dia menghabiskan obatnya ya." Dokter
" Pasti dok kalau begitu saya antar kedepannya." Rian
Setelah lama menunggu akhirnya rose pun sadar dan Rian terkejut dengan kondisi rose sekarang.
"Tolong ku mohon jangan kunci aku disini aku takut hiks." Rose terus saja mengucapkan kalimat tersebut dan menangis.
Karena merasa merasa bersalah Rian pun memeluk rose dan menghapus air matanya.
"Ku mohon tenanglah maafkan aku aku tidak bermaksud begitu ." Rian
Dan akhirnya rose pun tenang dan tertidur.Keesokan harinya rose pun terkejut karena ia merasa asing berada di kamar yang bukan kamarnya sendiri.
"Gue ada dimana ini bukan kamar gue." Rose
" Lo ada di kamar dan berada di rumah gue Sekarang ." Rian yang tiba-tiba masuk ke kamar
" Lo , apa ini rumah,lo bagaimana bisa gue disini bukanya Lo kemarin kurung gue di gudang itu kan?." Rose sambil marah
" Ya memang gue kurung Lo di sana tapi malam nya gue balik kesana dan nemuin Lo udah pingsan dan demam lagi merepotkan." Rian
" Heh Lo lupa ya yg buat gue kayak gini juga Lo ." Rose
" Hah dasar lemah." Rian
" Apa Lo bilang gue lemah Lo yg lemah dan pecundang mainya di belakang gk berani di depan ." Rose
" Jangan asal bicara ya gue ini bukan pecundang asal Lo tau." Rian
" Buktinya apa Lo diam-diam nyulik gue terus ngunci gue di gudang itu kalau bukan pecundang apa namanya." Rose
" Tau ah gue mau sekolah dulu." Rian
" Terus gue gimana hah Lo harus tanggung jawab." Rose
" Ya Lo sekolah lah gue udah nyiapin baju Lo di lemari Lo pakai saja itung-itung pertanggungjawaban gue." Rian
"Apa Lo puas ngelakuin ini semua sama gue hah." Rose
" Tentu saja gue puas sangat malahan." Rian sambil tertawa
" Ihhh jika gue jadi Lo gue malu karena Lo nyiksa gue dengan cara pecundang." Rose
Setelah berkata tersebut ia berlari ke kamar mandi dan menutup pintunya dengan keras dan tidak mempedulikan Rian yang sedang marah.
"Lo udah selesai belum ,jika sudah cepat turun dan sarapan ." Rian
Rose pun turun dan ikut sarapan bersama Rian.
" Lo sarapan sendiri di rumah yang sebesar ini?." Rose
" Iya kenapa emangnya?." Rian
" Ya gpp sih cuma dimana orangtua Lo?." Rose
" Hmm mereka sibuk kerja di luar kota gue udah biasa kok udah cepet selesai in dan kita berangkat bersama." Rian
" Kita?." Tanya rose ragu-ragu
" Iya lah Lo mau berangkat sekolah jalan kaki,kalau Lo mau ya serah Lo aja." Rian
" Ehh nggak gue nebeng Lo aja." Rose
Setelah sarapan selesai mereka pergi ke sekolah bersama menggunakan mobil mewah milik Rian . Sesampainya di sekolah semua mata tertuju kepada mereka dan tanpa mereka sadari ada Sepasang mata yang tidak menyukai kehadiran mereka.
TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
musuh tapi cinta✔️
Teen Fiction" ketika benci menjadi cinta itulah yang dialami rose yang terjebak cinta yang tak diinginkannya dengan pria yang menjadi musuh bebuyutannya"