Rumah Sakit.
Di tempat ini mereka berada sekarang. Karena kejadian beberapa menit lalu, adik bungsu mereka tak sadarkan diri. Ketiga laki-laki itu diam diluar ruangan dengan mimik wajah khawatir yang sangat kentara. Walaupun terlihat berantakan, mereka masih tetap memesona.
Ceklek.
Pintu ruangan terbuka. Dokter keluar dengan raut wajah tenang, membuat mereka menghela nafas pelan.
"Nona Cheli tidak apa-apa, ia hanya shock saja, mungkin karena pertama kali melihat hal yang tak pernah dilihatnya," jelas sang Dokter yang dibalas anggukan oleh ke-tiga laki-laki itu.
"Sedangkan tuan Ravi, tubuhnya harus diistirahatkan selama kurang lebih 2 Minggu untuk pemulihan, sebentar lagi nona dan tuan akan sadar," lanjut Dokter.
"Baik. Pindahkan mereka keruangan VVIP," perintah Kenan.
"Baik, segera pindahkan pasien keruangan VVIP, kalau begitu kami permisi dulu," ucap Dokter kepada suster di belakangnya dan sekaligus pamit kepada mereka.
-------------------
VVIP ROOM.
Disini mereka semua berada. Duduk diam sambil memandang kedua adik mereka yang terbaring di ranjang rumah sakit. Mereka merasa gagal menjaga Cheli. Kenapa hanya Cheli? Karena mereka yakin Ravi masih bisa melindungi dirinya sendiri, walaupun begitu tetap ada rasa khawatir dalam benak mereka. Bagaimanapun juga Ravi adalah adik mereka. Ravi pasti juga merasa tidak berguna karena belum bisa menjaga Cheli dengan baik.
Jam kini sudah menunjukkan pukul 00.00. Karena lelah mereka memutuskan untuk beristirahat. Untungnya mereka memesan ruangan VVIP jadi cukup untuk menampung mereka berlima disini.
Di ruangan ini juga sudah tersedia satu buah tempat tidur berukuran King size yang memang disediakan untuk ruangan VVIP. Mereka memutuskan untuk tidur bersama walaupun sedikit tidak muat. Salahkan saja badan mereka yang berotot.
"Kak Matt, geser sedikit lah, ini tuh gak muat tau," pekik Kenan.
"Terima apa adanya sajalah," jawab Matt.
Sedangkan Marvell pria itu hanya menggelengkan kepala melihat tingkah adiknya itu. Ia sendiri merasa sempit, tapi mau bagaimana lagi memang begini adanya. Harus diapakan lagi? Berubah menjadi kecil dengan kekuatan ajaib? Tidak mungkin kan.
"Diamlah. Berisik kalian," sela Marvell dengan cepat saat melihat Kenan melotot kepada Matt dan akan membalas ucapan pria itu.
"Huh," dengus Kenan dan cepat mencari posisi nyaman untuk menuju ke alam mimpi.
Sedangkan Marvell hanya menggelengkan kepala saja melihat tingkah adiknya itu. Kini suasana di ruangan itu sunyi. Setelah Kenan tidur, Matt dan Marvell langsung menyusul untuk tidur.
At 06.50
Sedari tadi gadis cantik itu sudah membuka matanya. Hal yang pertama ia lihat adalah ruangan yang asing yang ternyata adalah Rumah Sakit tempat ia dirawat. Ia menelisik ke sekitarnya.
Dia melihat kakak-kakaknya tertidur lelap, di tempat tidur yang disediakan di sebelah tempat tidurnya. Sedangkan satu kakaknya lagi, tidur di tempat yang sama dengannya. Dengan tangan di infus dan wajah yang terlihat memar.
Gadis itu. Cheli. Ia mengingat lagi kejadian kemarin. Ia takut, tapi terpikir olehnya hal seperti itu tak akan terjadi padanya lagi, karena saudaranya itu pasti akan menjaganya.
Sebenarnya ia ingin ke kamar mandi, tapi tubuhnya lemas sekali. Ingin membangunkan sang kakak, tapi ia tahu kakaknya itu pasti kelelahan. Jadilah ia berusaha untuk bangun dan berjalan sendiri kearah kamar mandi. Pelan-pelan ia bangun, tapi
Brukk.
Ia terjatuh. Tubuhnya lemas sekali. Ia terjatuh cukup mengeluarkan suara yang lumayan keras, karena di ruangannya juga terdengar sunyi jadilah terdengar keras. Dan itu berhasil membangunkan sang kakak.
"Suara apa itu?" gumam Kenan yang terbangun.
"Dan dimana princess," sambung Matt.
Mereka segara mencari ke sumber suara dan menemukan adik kecil mereka terduduk dilantai dengan wajah yang meringis menahan sakit akibat benturan tubuhnya dengan lantai. Baru Marvell akan bicara, tapi suara pintu menundanya.
Ceklek.
"Sedang apa kalian disana son?" tanya sang Ayah. Sedangkan ibu mereka hanya melihat bingung anaknya itu.
"Lalu dimana princess? Kenapa hanya ada Ravi disana??" sambung Ibu mereka saat melihat Cheli tak ada di tempat tidur. Sedangkan Ravi yang mendengar ada banyak suara segara membuka matanya.
"Daddy, Mommy. I'm here," rengek Cheli.
Mereka semua langsung mencari si pemilik suara. Dan terlihat Cheli disana dengan tangan yang direntangkan dan bibir yang mengerucut lucu.
Gemas sekali. Batin mereka.
"Princess sedang apa disana?" tanya Ravi yang bingung melihat adiknya duduk disana dengan tangan yang direntangkan dan bibir yang mengerucut.
"Kakak sudah bangun? Kok Cheli gak tau?" kata Cheli dengan lucunya.
"Kakak belum bangun,"
"Terus kamu siapa?"
"Arwahnya,"
"Hah? Emang pagi-pagi ada arwah gentayangan ya kak Ken?" tanya Cheli bingung.
"Ada. Dialah arwahnya," ucap Kenan sambil menahan tawanya, karena melihat wajah sang kakak yang terlihat kesal.
Sedangkan yang lainnya hanya menggelengkan kepala dengan tingkah mereka. Dan gemas dengan tingkah polos Cheli. Mereka berjanji tidak akan membiarkan Cheli mendapatkan luka sedikitpun di tubuhnya.
-------------------------
Vomentt yaa🌸🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Possesive
AcciónSelama 11 tahun tinggal terpisah dengan keluarga kandungnya karena suatu kejadian yang menyebabkan dia harus berpisah dengan keluarganya dan tinggal di Paris bersama Kakek dan Neneknya beserta sepupunya.