Mall.
Kini mereka sudah berada di mall terbesar yang tentu saja punya keluarga Xavior. Tepatnya mereka ada di bagian peralatan sekolah untuk membeli kebutuhan si kecil.
"Princess mau beli apa dulu hm?" tanya Marvell.
"Mmm, cari apa ya? Ah, Cheli ingin cari buku dulu dan juga Cheli ingin beli novel baru habis itu kita beli yang lain,"
"Hmm, oke princess cantik kita cari di bagian buku-buku dulu yang disana," kata Matt sambil menggenggam tangan Cheli meninggalkan ketiga orang yang jengkel karena ulahnya itu.
"Sudahlah ikuti saja,"
"Baik," ucap Ravi dan Kenan bersamaan.
Skip-------
Karena merasa lapar mereka menuju ke salah satu cafe yang berada disana.
Sebenarnya sejak tadi Cheli merasa risih dengan tatapan-tatapan semua orang kepadanya dan semua saudaranya. Tidak tahan lagi akhirnya ia bertanya kepada kakaknya.
"Kak kenapa mereka liatin kita kayak gitu sih? Emang kita ngapain? Cheli juga nggak ada yang aneh kan?"
"Karena princess cantik" ucap Marvell
"Karena princess seperti malaikat," ucap Matt.
"Karena kakak tampan," ucap Kenan dan Ravi bersamaan yang disambut tawa kecil dan tatapan datar dari kedua kakaknya.
"Hei tapi aku lebih tampan, asal kau tahu itu," ucap Kenan dengan pedenya.
"Enak saja, aku itu lebih tampan dari mu," Ravi tak terima dengan perkataan Kenan yang mengatakan bahwa Kenan lebih tampan darinya.
"Aku,"
"Aku,"
"Aku,"
"Ak-"
"Ck, berhenti ribut. Memalukan," ucap Marvell datar.
Nah, kalau sudah begini mana berani kedua anak tengil ini melanjutkan perdebatan mereka. Jadi, lebih baik mereka tutup mulut daripada mendapat hadiah menjadi samsak dari Marvell.
"Permisi tuan dan nona, ini pesanan kalian. Selamat menikmati," ucap pelayan seraya tersenyum.
"Ayo semua kita makan, Cheli udah laper dari tadi,"
"Siap princess,"
"Kak Cheli ingin ke toilet sebentar ya,"
"Biar kakak antar ya princess," ajak Matt.
"Ihh ngapain dianter, Cheli bisa sendiri kok nggak usah dianter,"
"Tap-"
Belum sempat menyelesaikan perkataannya Cheli langsung menyela perkataan Matt.
"No no, Cheli bisa sendiri,"
Ia segera beranjak dari tempat duduknya dan segera berlalu ke toilet tanpa menunggu jawaban dari semua kakaknya. Ia tahu mereka khawatir akan keselamatannya, tapi Cheli sendiri tidak mau sampai harus diantar apalagi bila ke toilet. Memang kakaknya itu tidak malu mengantarnya ke toilet perempuan? Dia saja malu diantar apalagi kakaknya yang menunggu.
"Sudahlah, kita pantau saja dari sini," ucap Marvell sambil terus memperhatikan adiknya itu
Sampai di toilet Cheli langsung menuju ke salah satu bilik yang kosong. Sesudahnya ia keluar dan mencuci tangan, tapi ia merasa seperti ada yang memperhatikan.
Lebih baik Cheli cepat-cepat. Batinnya.
Cheli melangkahkan kaki keluar, tapi belum ia sampai di pintu keluar tangannya ditahan seseorang. Orang itu memang memakai pakaian biasa seperti para pengunjung lainnya, tapi yang menjadi masalah disini adalah ia seorang laki-laki.
Bagaimana bisa seorang laki-laki dapat masuk ke toilet perempuan.
"Kamu siapa, lepasin tangan Cheli," ucap Cheli dengan gemetaran.
"Huh? Aku? Kamu tidak perlu tahu cantik yang penting kau sudah berada bersamaku sekarang," ucapnya sambil menyeringai.
"Cheli nggak mau sama kamu, Cheli nggak kenal kamu. Pergi," ucap Cheli yang saat ini sudah sangat ketakutan.
"Pergi? Tidak akan, setelah sekian lama aku melihatmu dari jauh dan sekarang kau menyuruhku pergi? Tidak akan,"
"Tapi ngomong-ngomong kulitmu terlihat lebih mulus di jarak yang dekat, wajahmu juga sangat cantik," lanjutnya sambil mengelus permukaan kulit Cheli.
"Pergi aku nggak kenal sama kamu, sana pergi," ucap Cheli sambil meronta-ronta.
Kesal dengan penolakan Cheli pria itu lantas menyudutkan Cheli ke arah dinding dan mulai menyentuh permukaan-permukaan kulitnya.
"Lepas lepas, lepaskan aku hikss.. tolong lepas hikss,"
"DIAM BODOH!" bentaknya.
"Hiks hiks, lepasin Cheli hikss,"
"Jangan apa-apain Cheli hikss, lepas hikss aaakhhh,"
Orang itu tak menghiraukan teriakan Cheli, ia malah terus menyusuri permukaan kulit Cheli dan mulai mencium daerah lehernya.
Cheli merasa jijik pada orang itu dan pada dirinya. Ia berharap agar kakak-kakaknya segera menyelamatkan dirinya.
Kini ke-empat lelaki itu mulai cemas pasalnya adik tercinta mereka tak kunjung kembali. Mereka takut terjadi suatu hal yang tak diinginkan.
"Kak ayo susul princess, aku takut terjadi sesuatu padanya," ucap Ravi yang sudah sangat gelisah itu.
"Benar kata Ravi kak, ayo susul princess aku takut dia dalam bahaya," tambah Kenan.
"Baiklah. Ayo," ucap Marvell
Setelah hampir sampai dikamar mandi mereka terlihat bingung, pasalnya didepan toilet ada tulisan yang menyatakan bahwa toilet sedang di renovasi.
"Bukannya princess tadi masuk ke toilet ini?" ucap Matt bingung.
"Iya tadi aku melihat prin- tunggu tidakkah kalian mendengar suara?" ucap Kenan.
"Itu suara princess," Marvell langsung bergegas masuk kedalam dan mendobrak pintu toilet.
Selanjutnya apa yang mereka lihat membuat amarah mereka memuncak dan rasanya ingin mengirim orang itu ke neraka dengan berbagai macam siksaan nantinya.
---------------------------
Haii aku udah update lagi hehehe.
Makasi ya yang udah nungguin cerita ini sama nyemangatin aku USBN kemarin.
Jangan lupa vote&comment🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Possesive
AcciónSelama 11 tahun tinggal terpisah dengan keluarga kandungnya karena suatu kejadian yang menyebabkan dia harus berpisah dengan keluarganya dan tinggal di Paris bersama Kakek dan Neneknya beserta sepupunya.