Part 16

9.6K 445 55
                                    

Pintu ruang rawat terbuka menampakkan dua laki-laki dan satu perempuan. Mereka adalah Ravi beserta dad dan mom-nya.

"Loh, mom sama dad kok bisa bareng Ravi?" tanya Kenan.

"Iya mom tadi ketemu didepan jadi barengan deh,"

"Princess gimana keadaannya sekarang?"

"Baik mom, tapi kata dokter tadi ada kemungkinan princess mengalami trauma ringan," kata Marvell.

Sedangkan mereka yang disana hanya menyimak percakapan antar ibu dan anak itu.

"Ah. Son, bagaimana kejadiannya hingga princess bisa masuk rumah sakit?" tanya dad serius.

"Jadi begini pada saat kami makan di sebuah cafe di dalam mall tiba-tiba princess ingin ke toilet dan tidak ingin diantar oleh salah satu dari kami. Akhirnya kami menunggu princess di tempat kami duduk, tapi sudah lebih dari lima belas menit princess tidak kunjung kembali, jadi kami susul ke toilet. Tapi, sampai disana kami melihat tulisan didepan toilet wanita bahwa toilet sedang diperbaiki, padahal kami melihat sendiri princess masuk ke sana sampai akhirnya kami mendengar teriakkan princess," Marvell mengatakan itu dengan emosi karena mengingat bagaimana lelaki itu melecehkan malaikat kecilnya. Setelah menarik nafas dan meredam emosinya akhirnya ia melanjutkan lagi ceritanya.

"Kami langsung mendobrak pintu dan melihat princess dengan seorang lelaki. Dia--Dia melecehkan princess, dia merupakan orang yang terobsesi oleh princess sejak lama sampai-sampai dia mau melecehkan princess. Tapi, aku sudah memberikannya pelajaran dan dia sudah berada di suatu ruangan yang akan membuatnya sengsara sampai mati," kata Marvell dengan menekankan kata 'melecehkan'.

Daddy dan mommy tentu kaget. Mommy juga menangis mendengar cerita dari Marvell tentang putri satu-satunya itu. Sedangkan daddy-nya ia marah bahkan sangat marah mendengar putrinya dilecehkan.

"Son, beri hukuman yang setimpal pada pria itu," ucap daddy dengan nada tajam nan menusuk.

Jika daddy mereka sudah seperti itu berarti mereka benar-benar harus memberi hukuman yang sangat berat hingga orang itu merasa tersiksa sampai rasanya ingin mati saja.

Walaupun tanpa daddy mereka bilang pun mereka tetap akan memberi hukuman yang setimpal dengan cara-cara yang sadis.

Katakanlah mereka kejam, sadis dan tentunya gila, mereka melakukannya untuk membalas apa yang orang-orang lakukan terhadap keluarga mereka, apalagi adik perempuan satu-satunya itu. Mereka akan lebih kejam, lebih sadis, lebih gila karena berani mengusik malaikat kecil mereka.

"Eunghh.."

Suara lenguhan seseorang membuat mereka menolehkan pandangan secara serentak menuju kearah suara. Suara tersebut berasal dari Cheli yang ternyata baru saja sadar dari pingsannya.

"Hei anak mom, sudah siuman rupanya hm,"

"Uh? Mom disini?'

"Iya mom disini bersama dad dan kakakmu yang lain," ucap mom sambil membelai kepala Cheli.

Mata Cheli berkaca-kaca. Ia kembali mengingat kejadian yang dialaminya beberapa saat yang lalu. Cheli memandang sang ibu dengan air mata yang terbendung di kedua kelopak matanya.

"Hei sayangnya mom kenapa menangis?"

"Che-cheli takut mom, na-nanti kalau.. hiks.. orang itu datang lagi bagaimana?"

Tidak tahan lagi, mom memeluk Cheli dan menenangkan dia dengan membisikan kata-kata penenang agar tangisan Cheli reda. Tapi, bukannya reda malah semakin histeris. Kakak dan dad-nya pun mencoba menenangkannya juga tapi tetap tidak mempan.

"Son, panggil dokter cepat!"

Tidak lama dokter pun datang dan memberi obat penenang untuk Cheli agar ia tak histeris lagi karena Cheli masih memerlukan waktu untuk beristirahat agar memperlancar proses pemulihannya.

"Saya sudah memberikan obat penenang untuk nona Cheli,"

"Tapi, bagaimana jika anak saya kembali seperti tadi?" tanya dad dengan serius.

"Saya tidak bisa memberikan obat itu lagi karena umur nona Cheli yang masih terbilang kecil untuk mengonsumsi obat tersebut. Lebih baik tuan Xavior membawa nona Cheli untuk berobat ke psikiater," jelas Dokter.

"Baik. Terimakasih,"

"Sama-sama tuan. Lagipula ini sudah tugas saya, saya permisi,"

"Xavi tolong carikan psikiater terbaik untuk princess-ku," ucap mommy tanpa mengalihkan pandangannya dari Cheli.

"Pasti. Kamu tenang saja, aku akan mencari psikiater terbaik untuk anak kita,"

"Marvell, Matt kau urus laki-laki brengsek itu dan kalian Ravi dan Kenan jaga mom serta Cheli disini," perintah daddy

"Baik, dad" ucap mereka semua serentak.

"Dad akan pergi sebentar ke perusahaan sekaligus mencari psikiater terbaik untuk princess,"
"Aku pergi dulu sayang," ucap daddy ke mommy sambil mengecup singkat keningnya.

"Hmm, hati-hati Xavi,"

---------------------------

Hai semua

Maaf banget aku baru update sekarang, karena baru selesai UN.

Walaupun selesainya tgl 25, tapi karena aku sempet sakit sehabis UN jadi baru update deh.

Kalo rada aneh atau gk nyambung gitu part ini maaf banget lagi gak konsen, tapi karena lama gak update yaudah deh jadi gini.

Maaf kalo ada typo, hehehe 😁

Jangan lupa vote&comment 🌸🌸


Family PossesiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang