Part 15

7.2K 371 25
                                    

Setelah dari ruangan dokter, Marvell langsung menuju ruang rawat sang adik untuk melihat keadaannya sekaligus memberitahu kondisi sang adik perempuan sekarang ini kepada adik laki-lakinya.

Terlihat disana tiga orang laki-laki yang sedang mengelilingi seorang perempuan yang masih berbaring dengan matanya yang tertutup, dan jangan lupakan Marvell yang baru saja masuk ke sana.

Mengetahui siapa yang datang Matt langsung menyerbu Marvell dengan serentetan pertanyaan.

"Apa kata dokter? Princess baik-baik saja bukan? Tidak ada yang parah 'kan?"

"Aku baru saja masuk. Kau tidak membiarkanku untuk duduk terlebih dahulu?" Marvell langsung menyahuti Matt dengan nada datar andalannya.

Kenan dan Ravi hanya menjadi pendengar yang baik. Mereka tak melepaskan pandangan dari Cheli walau terkadang sesekali melirik kearah kedua kakaknya itu.

"Dokter mengatakan princess bisa saja mengalami trauma akibat kejadian tadi. Walaupun bukan trauma berat tetap harus disembuhkan agar tidak memengaruhi kesehatan mentalnya nanti," terang Marvell.

"Lelaki itu harus mendapatkan pembalasan yang setimpal," kata Kenan dingin.

"Mari kita buat dia sengsara," ucap Ravi dengan smirk-nya.

Kini ke-empat lelaki itu sedang memikirkan bagaimana cara yang tepat untuk memberikan pembalasan yang setimpal pada bajingan yang sudah membuat adik tercinta mereka sampai terbaring di rumah sakit seperti ini.

"Ekhm. Apakah sudah ada yang menelfon mom dan dad?" tanya Marvell sambil mengangkat sebelah alisnya.

Mereka yang ditanya saling berpandangan dan dengan kompak menggelengkan kepala sebagi jawaban atas pertanyaan yang diberi Marvell.

Melihat jawaban yang diberikan oleh adik-adiknya Marvell kini menghubungi ponsel daddy-nya untuk memberitahukan keadaan Cheli.

Call.

"Halo dad,"

"Ada apa son?"

"Emm, Cheli masuk rumah sakit dad,"

"Apa?!! Bukannya daddy sudah bilang untuk menjaga adikmu! Dan bagaimana bisa princess masuk rumah sakit?!"

"Hah, ceritanya panjang sebaiknya dad kesini saja dulu,"

"Oke, rumah sakit mana?"

"St. Vincent's Hospital dad"

Tut.

Sambungan telfon telah dimatikan semuanya kini menatap sang kakak tertua untuk menanyakan apa saja yang dikatakan sang daddy.

"Apa kata daddy kak?" tanya Kenan.

"Apa daddy marah?" tanya Ravi yang kemudian langsung ditatap datar oleh semua orang disana.

"Tentu saja daddy marah bodoh," kata Matt dengan menjitak kepala Ravi.

"Mana mungkin daddy tidak marah saat mendengar kabar buruk tentang princess," kata Kenan.

"Kak kau belum menjawab pertanyaan ku tadi. Apa kata daddy?" kata Kenan.

"Daddy bertanya kenapa princess sampai masuk rumah sakit dan bertanya di rumah sakit mana kita berada," kata Marvell.

"Lalu kau jawab apa kak?"

"Kau hanya bertanya apa kata daddy saja kan? Tidak jawaban apa yang kuberikan juga," kata Marvell dengan malas.

"Ah, satu lagi. Apa mom akan ikut?"

Marvell hanya mengendikkan bahu saja tanda tidak tahu. Karena memang benar ia tidak tahu apakah mommy-nya, uhm, mommy mereka akan datang bersama daddy atau tidak.

Setelahnya terjadi keheningan diruangan itu. Mereka sibuk menatap satu objek yang sedang terbaring di atas ranjang rumah sakit itu sampai salah satu diantara mereka memecah keheningan.

"Ekhm. Aku akan ke supermarket sebentar untuk membeli camilan sambil mencari makan. Kalian ada yang mau?" tanya Ravi.

"Beli saja beberapa makanan dan camilan," kata Matt.

"Kau pergi sendiri?" tanya Kenan yang dijawab anggukan oleh Ravi.

"Baiklah, aku pergi,"

"Hati-hati,"

--------------------------

Haii!!

I'm back. Aku udah update :).

Pendek? Maaf :(

Maaf ya karena lama ngga update karena aku masih sibuk buat UN dan bakalan masuk Sma/Smk. Ini juga diusahain buat update.

Maaf kalo typo. Dan semoga ga bosen ya hehehe. Masih baru ;).

Jangan lupa vote&comment;)).

Family PossesiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang