Kini semua keluarga Xavior sedang berkumpul di ruang makan untuk makan malam. Semua orang melihat kearah Kenan yang baru saja turun dengan tertatih hingga ia duduk di bersama mereka.
"Kak Ken kenapa jalannya kayak gitu, habis ngapain?" tanya Cheli.
"Bagaimana Ken?" tanya Matt.
"Lelah tidak kak?" tanya Ravi.
"Ken kenapa kamu jalannya kayak gitu" tanya mom dan dad.
"Habis jinakin singa," jawabnya singkat.
"Hah singa? Emang ada singa ya disini?" Cheli kebingungan sebab dari tadi kakaknya itu tidak ada yang keluar, masa kakaknya Ken bilang habis jinakin singa. Memangnya ada singa dirumahnya?
"Ada, tuh lagi makan, disamping princess," ketus Ken.
Semua orang kini menatap orang yang berada disamping Cheli. Marvell. Dia lah yang duduk disamping Cheli yang masih makan dengan tenang tanpa terganggu akan perkataan adiknya.
"Kak Marvell?" tanya Cheli pada Kenan.
Sedangkan yang ditanya hanya mengangguk dan bergumam tidak jelas mungkin masih kesal dan merasa sakit di bagian kaki serta perutnya.
"Sudah-sudah semuanya makan dulu, nanti keburu dingin makanannya," perintah sang mommy.
Skipp---------
Kelima kakak beradik itu kini berkumpul di ruang tengah dan Cheli yang berhadapan tepat dengan Kenan.
"Kak Ken yang mana yang sakit?"
"Kaki sama perut kakak sakit princess," rengeknya pada Cheli."Cheli obatin ya kak?"
"Nggak usah princess, diusap-usap aja ya perut sama kaki kakak. Nanti juga ilang kalo yang ngusap princess cantiknya kakak ini," Kenan mengucapkan kalimat itu diiringi dengan kedipan mata diakhir kalimatnya.
Dasar modus.
"Sini biar Cheli usap-usap,"
Cheli mulai mengusap-usap perut dan kaki Kenan secara bergantian. Kenan hanya menikmati usapan adiknya itu hingga suara yang membuat ia jengkel.
"Berhenti princess, dia itu gak apa-apa palingan modus aja tuh," Ravilah pemilik suara yang berhasil membuat Kenan jengkel.
"Hei aku ini kakakmu ya, jadi yang sopan sama aku. Bilang aja kamu iri kan mau diusap-usap juga sama princessku," kata Kenan ketus.
"Dia princessku," kata Marvell tajam.
"Dia juga princessku," kata Matt datar.
"Princessku juga," kata Ravi.
"Apaan sih kak, Cheli princess kalian ih. Pusing Cheli dengernya," sejak tadi ia memang pusing melihat kakaknya berbicara jadinya ia mengatakan kalau dia punya mereka saja supaya mereka diam.
"Kau membuat princessku pusing Ken," tuduh Ravi.
"Hei kenapa selalu aku yang jadi sasaran, kalian juga ikutan," belanya.
"Jelas kamu duluan," tambah Matt.
"Kok semua nuduh aku sih,"
"Memang aku ikut menuduhmu?" ucap Marvell.
"Berarti kakak membelaku dong aa-" belum sempat ia melanjutkan kata-katanya, kakaknya itu sudah memotong perkataanya.
"Aku tidak sudi membela orang seperti dirimu," kata Marvell datar.
Kenan yang mendengar itu hanya menganga dan setelahnya menunjukkan wajah datar dan kesalnya. Rasanya itu seperti diterbangkan sampai langit ketujuh lalu dihempaskan begitu saja.
Cheli sedari tadi hanya diam saja melihat adu mulut dari kakak-kakaknya itu, mungkin kalau dia berbicara lagi semuanya malah tambah runyam gara-gara kata yang ia keluarkan.
"Ck, ternistakan sekali aku berada disini," gumam Kenan.
"Kau memang cocok dinistakan disini kak," ejek Ravi.
Lagi-lagi Kenan menghembuskan nafasnya kasar. Sepertinya ia harus menyiapkan mental, fisik dan kesabaran untuk menghadapi saudaranya yang menjengkelkan itu.
"Kakak jangan gitu dong, kasian kak Ken jika kalian terus menghinanya seperti itu," Cheli mengatakan itu agar perdebatan yang sedari tadi mulai itu berhenti karena ia pusing dan kasian melihat perdebatan serta penghinaan saudaranya kepada kakaknya Kenan.
"Aaaa makin sayang deh sama princess cantiknya kakak ini, daripada disini mending kita tidur yuk. Kamu tidur sama kakak aja ya dikamar kakak," Kenan langsung saja meninggalkan mereka sambil menarik lembut tangan adiknya itu menuju kamarnya.
Mereka yang berada disana hanya mendengus kasar melihat kelakuan saudaranya itu. Dengan kompak mereka meninggalkan ruang tengah menuju ke kamar masing-masing untuk beristirahat.
-------------------------
Jangan lupa vote&comment 🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Possesive
ActionSelama 11 tahun tinggal terpisah dengan keluarga kandungnya karena suatu kejadian yang menyebabkan dia harus berpisah dengan keluarganya dan tinggal di Paris bersama Kakek dan Neneknya beserta sepupunya.