Happy International Woman's Day kalian para beautiful and strong ladies❤️
Wherever you are, you guys will always be amazing, don't forget to love yourself😘Enjoy and happy reading, jangan lupa tinggalkan jejak🤗💙
Sorry for the typos.***
Sudah dua hari semenjak terakhir Clover belajar dengan Mario. Ia mengistirahatkan sejenak kegiatannya itu dengan alasan sakit dan kelelahan.
Tentu saja Mama Valerie langsung menyetujui usulannya dan meminta Mario untuk menunda kegiatan belajar mereka. Hingga Sabtu pagi ini hanya dihabiskan Clover dengan melamun.
Ia baru ingat jika dulu dirinya dan pria itu pernah dekat. Saat Andrew dan Mario bermain basket bersama, Clover kecil selalu ikut dengan mereka. Ia selalu senang ketika melihat kedua kakaknya itu main basket, entah itu di lapangan rumahnya atau di lapangan komples perumahan Mario.
Clover selalu mengidolakan mereka berdua, terutama Mario karena pria itu begitu baik dan perhatian. Berbeda dengan kakaknya yang datar dan cuek.
Flashback on
(Saat Clover lima tahun dan Mario lima belas tahun)
"Kak Drew, Clo mau es krim sama cokelat oreo."
Clover menarik-narik baju Andrew yang sedang memilih minuman dingin di kulkas sebuah supermarket. Mereka sedang berada di supermarket dekat lapangan basket di dalam kompleks perumahan Mario.
Gadis itu cemberut ketika keinginannya tidak di dengar oleh kakaknya itu.
"Kak Drew! Aku mau es krim dan cokelat!" Ia menghentakkan kakinya dengan kesal sedangkan Andrew meneguk minuman dinginnya sambil menyeka keringat di lehernya.
Setelah selesai minum, Andrew melirik adik cantiknya itu dengan acuh. "Kamu mau?"
Sontak saja Clover langsung menganggukan kepalanya dengan cepat. Menatap kakaknya itu dengan mata berbinar. "Mau!"
"Kalau begitu ambil dan belilah sendiri."
Setelahnya Andrew langsung berlalu dari hadapan gadis kecil itu tanpa memedulikan raut wajah adiknya yang sudah memerah menahan tangis.
Saat gadis kecil itu akan benar-benar mengeluarkan air matanya, Mario datang membawa sebatang cokelat oreo di tangannya. Ia menepuk puncak kepala Clover yang hangat karena habis terjemur matahari.
"Biar Kak Lio belikan. Kamu mau apalagi, hm?"
Sontak saja Clover langsung menatap pria itu dengan tatapan berbinar. "Clo mau es krim!"
Mario menganggukan kepalanya, kemudian meraih tangan gadis kecil itu dan menggandengnya ke sebuah kulkas es krim yang tidak jauh dari sana. "Mau rasa apa?"
"Vanila! Clo suka cokelat tapi gak suka es krim cokelat, kak." Gadis itu meraih sebungkus es krim vanila dengan tangannya yang tidak digandeng Mario. Setelahnya mereka pergi ke kasir untuk membayarnya.
Di perjalanan menuju rumah Mario, langkah gadis itu semakin lambat dengan napas terengah. "Pelan-pelan, Kak Lio. Clo capek."
"Mau gendong? Tapi kakak berkeringat."
"Mau! Keringat Kak Lio wangi kok," Clover membentangkan tangannya dengan semangat, tidak sabar untuk digendong oleh pria itu.
Mario tertawa mendengar kalimat polos yang dilontarkan Clover sambil meraih gadis itu ke dalam gendongannya. "Mana ada keringat yang wangi, Clo. Semua keringat itu bau."