Ternyata banyak yang kangen Clover dan Mario ya🤗
Maaf ya aku udah lama gak up🙏🏻
UTSku baru selesai sabtu kemarin terus aku hibernasi dan minggu ini mulai sibuk banget lagi😔Anw, enjoy and happy reading💙
Jangan lupa tinggalkan jejak ya🙆🏻
Sorry for the typos.***
Clover memejamkan matanya dengan gugup. Rasanya ia ingin melepas tangannya yang berkeringat dan mengelapnya dulu sebelum kembali bergandengan dengan Mario.
Tapi jika ia lepas, belum tentu Mario akan mau berpegangan tangan lagi dengannya. Jadi ia hanya berdoa keringat di tangannya akan kering dengan sendirinya dan secepatnya.
"Uncle Rio, setelah beli es krim, aku mau ke taman bermain!"
"Tapi taman bermain pasti ramai hari ini, Jev."
"Tidak apa-apa, aku mau mengunjungi taman bermain bersama uncle!" seru Jevanya dengan girang. Ia melirik sejenak ke arah Clover lalu tersenyum meledek sambil memeluk lengan Mario.
Clover hanya bisa merotasi bola matanya dengan jengah dan menghela napas panjang. Ia menundukan kepalanya, memandangi langkah kakinya yang sejajar dengan langkah kaki Mario.
"Kenapa?"
"Huh?" Clover mendongak cepat. Ia melihat Mario sambil mengerjapkan matanya dengan bingung. "Kenapa apanya, kak?"
"Kenapa kamu menghela napas panjang?"
Seperti ketahuan berbuat hal memalukan, Clover kembali menunduk dengan wajah merona. "Tidak apa-apa, kak," gumamnya pelan.
Saat melihat wajah merona gadis itu, tanpa sadar Mario tersenyum tipis dengan gemas. Kenapa setelah sekian tahun kenal, ia baru menyadari betapa cantik dan menggemaskannya gadis di sampingnya itu.
Rambut ikalnya yang sering dikepang dengan manis. Mata lebar dan bulu mata lentik, hidung mancung lalu jangan lupakan bibir tipisnya yang dibingkai oleh wajah mungil itu.
Selain itu Clover juga ternyata memiliki sisi dewasa. Andai ia berhasil berpaling dari Kayla, ia akan senang jika orang yang ia cintai selanjutnya adalah Clover.
Mereka bertiga berjalan kaki menuju kedai es krim yang tidak jauh dari sana sebelum akhirnya menuju taman bermain menggunakan mobil.
***
Mario hanya bisa menatap kerumunan di depannya dengan lelah. Benar saja, taman bermain yang mereka datangi benar-benar sedang dalam keadaan ramai. Sangat ramai.
"Kalian, jangan jauh-jauh dariku ya."
Perintah itu diangguki dengan patuh oleh kedua gadis berbeda usia itu. Mereka mulai memilih wahana dan mengantri panjang.
Walau waktu bermain lebih singkat dari saat mengantri tapi rasa senang yang mereka dapatkan sebanding dengan pengorbanannya.
"Uncle, aku lapar!" seru Jevanya sambil mengusap perutnya.
"Aku mau ke toilet dulu, kalian duluan saja." Clover tersenyum tipis sambil melepas genggaman tangan Mario.
"Tunggu, Clo, jangan sendirian."
"Clo!" panggil pria itu sekali lagi saat Clover tidak mendengarkannya dan tetap berlalu pergi. Ia berdecak kesal lalu melirik Jevanya yang ternyata juga sedang melihatnya.
"Ayo uncle, kita ke tempat makan lebih dulu," ajak Jevanya lalu menarik tangan Mario untuk mengikutinya sedangkan pria itu kembali menatap kerumunan tempat Clover pergi tadi.