SEBELAH HATI PART II

3.1K 124 2
                                    

KARINA,

Meski pernah berpisah tapi tidak membuat hubunganku terputus aku tetap bagian dari keluarganya setiap hari aku berkunjung, meski kini aku sudah dewasa dan tidak perlu di titipkan lagi. Ayah sudah semakin tua dan ibu juga, jadi aku membantu untuk mengurusi mereka. Ayah punya darah tinggi dan kolesterol jadi aku biasanya mengingatkannya untuk minum obat setiap hari, kadang aku pun turun tangan sendiri untuk memasak makanan untuk ayah.

"Karin boleh lah ayah makan masakan padang di warung depan"

"ayah, ini Karin sudah masak sayur bayam dan ayam kukus buat ayah"

"tapi ayah bosan"

"hemp Karin gak mau toleran"

"kalau gak kamu rin, siapa lagi yang bisa buat ngatur ayah. Ibu juga kadang kesal bilanginnya", sambung ibu yang baru dari kamar.

"Karin sini nak duduk dekat ayah"

Aku pun mendekat dan segera menuruti keinginan ayah.

"kenapa yah?"

"kamu itu sudah ayah anggap sebagai anak. Ayah itu sayang sekali sama kamu", ucap ayah sambil menggenggam tanganku.

"iya. Karin juga sayang sama ayah"

"Karin. Boleh ayah minta sesuatu?"

Aku pun sempat bingung dan penasaran, apa ya yang ayah inginkan.

"tentu ayah. Apa?"

"berikan cucu pertama untuk ayah"

Aku terkejut dan bingung mendengarnya. Cucu pertama? Jadi maksudnya bagaimana? Aku jadi menantu keluarga ini.

"menikahlah dengan Rio nak"

Entahlah tapi hatiku merasa berbunga saat mendengar itu.

Tentu saja aku aku menginginkan itu, aku percaya kalau Rio bisa menjadi suami yang baik untuk menjagaku. Saking senangnya aku. Aku pun langsung mengangguk - angguk mengiyakan permintaan ayah.
Hari itu aku jadi kegirangan, senyuman bahagia tidak lepas dariku. Sampai ayah terheran - heran mendengarnya.

"eh anak ayah kok seneng gitu?", tanya ayah yang sedang membaca koran di ruang tamu.

"ayah tau gak", aku pun melangkah cepat menghampiri ayah dan duduk di dekatnya.

"kenapa?"

"ayah Rio mau aku jadi menantunya"

"hemp mari nak ikut ayah"

Ayah mengajakku ke kamarnya, aku heran kenapa ayah tidak senang juga seperti aku. Ayah membuka lemarinya dan mengeluarkan sebuah kotak kayu kecil. Ayah menunjukkan sebuah foto padaku, foto dua orang balita.

"ini siapa yah?"

"coba tebak"

"yang satu aku! Yang satu?"

"Rio"

"hah?"

"Kalian memang kita jodohkan sejak kecil, apalagi ibu mu dia suka sekali dengan Rio. Katanya Rio itu tampan dan terlihat seperti anak baik sejak kecil, jadi jauh sebelum permintaan ayah Rio, kami memang sudah meminta untuk menjadikan Rio sebagai menantu kami"

Entah kenapa hatiku jadi semakin berbunga, mungkin itulah makanya aku dan Rio merasa terikat sejak kecil. Aku jadi mabuk kepayang dan membayangkan bagaimana Rio nanti ketika jadi suamiku, kami akan sarapan bersama di satu meja dan dia bercanda bersama anak - anak kami yang lucu - lucu.

***

Yang aku pikir, mungkin Rio tidak keberatan dengan perjodohan ini. Karena selama ini dia tidak pernah menceritakan tentang perempuan manapun. Dia pun tau setelah Haris hanya dia laki - laki yang dekat denganku. Rio tidak pernah bercerita tentang masalah hatinya, itu karena hatinya memang kosong atau aku yang belum terlalu berarti baginya.

YAKIN (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang