HARI KEDUA

3.5K 173 4
                                    

Tania,

Sudah lama Mas Panji mondar - mandir di dalam kehidupanku, selalu datang disaat yang sangat tepat tapi baru kali ini aku merasa sangat dekat dengannya. Ya tentu saja! Kan dia sedang ada di kamar sebelah sekarang. Baru sehari aku habiskan waktu bersamanya, tapi aku sudah melihat banyak hal yang tidak aku sangka darinya. Awalnya ku pikir akan sangat berat untuk memaksakan diriku membuka hati dan memberi kesempatan untuknya, tapi ternyata tidak buruk juga.

Mas Panji mengawali kesempatannya dengan memasakkan sarapan untukku, cah kangkung kesukaanku. Ternyata dia pintar memasak, rasanya sangat persis dengan Rasa Cah kangkung yang di masak oleh ibu. Lalu dia menjelaskan kalau akan memakai kesempatan 4 hari nya untuk membuat simulasi pernikahan hahahaha ada - ada saja Mas Panji itu. Aku pikir Mas Panji adalah pribadi yang sangat serius, kaku dan biasa saja. Tapi ternyata dia di luar ekspektasi ku!. Aku tidak menyangka kalau dia sempat memikirkan ide gila tentang simulasi pernikahan seperti ini namun entah kenapa aku menikmatinya. Banyak kebaikkan yang pernah di berikan oleh Mas Panji tidak membuatku merasa nyaman dan tergugah, tapi entah kenapa untuk kali ini aku tidak merasa canggung dengannya dan lepas begitu saja.

Aku sedang memasak untuk sarapan kami di dapur, aku tidak memasak menu spesial untuknya aku hanya memasak bihun goreng. Hemp keterlaluan ya aku kemarin dia susah payah memasak cah kangkung tapi aku hanya memasak bihun goreng saja untuknya.

"uhm lumayan", ucapku yang sedang mencicip bihun gorengku.

Aku menyiapkan sarapannya di meja, tak lupa juga aku menyediakan secangkir kopi untuk Mas Panji. Setelah semua beres aku pun berjalan menuju kamar Mas Panji.

"loh Mas Panji lagi ngapain?", tanya ku yang sedang melihat Mas Panji di meja setrika.

"aku lupa kalau hari ini ada klien yang akan datang dari jerman. Jadi aku mau siap - siap ini aku mau setrika dulu bajunya"

"biar aku aja mas"
Aku mengambil alih setrikaaan itu lalu mulai menggosok bajunya.

"gapapa Ta, aku udah biasa"

"udah mas mandi aja sana. Habis itu sarapan, biar Tania yang setrika bajunya"

"hemp terimakasih ya", dia pasrah menuruti keinginanku.

"iya"

Aku menyetrika pakaian yang Mas Panji akan pakai hari ini untuk bertemu dengan kliennya, pokoknya aku harus membuat pakaian ini jadi sangat licin, rapih dan wangi. Aku menyemprotkan pewangi pakaian ke kemeja Mas Panji lalu aku mulai menyetrika dengan sangat teliti dan hati - hati, klien Mas Panji datang jauh dari Jerman jadi Mas Panji harus berpenampilan baik untuk menyambutnya. Setelah kelar menyetrika bajunya aku pun menyetrika celana yang akan Mas Panji pakai.

Mas Panji keluar dari kamar setelah selesai mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Aku langsung datang kepadanya sambil membawa pakaian yang telah rapih. Dia keluar dalam penampilan bertelanjang dada dengan hanya memakai Celana jerseynya. Aku pun terkejut melihatnya, aku menelan ludahku seraya melihat dadanya yang bidang itu, bentuknya kotak - kotak seperti roti sobek. Kalau aku tidak bisa tahan! mungkin aku langsung menyergap tubuh Mas Panji. Sekarang pun aku sedang menahan agar tak mimisan hi hi hi.

"ini mas sudah siap pakaiannya", ucapku sambil menyodorkan pakaiannya.

"Aku ganti baju dulu ya", mas Panji menerima pakaian itu dan langsung masuk kedalam untuk berganti baju.

Huft untunglah Mas cepat masuk kedalam karena tidak tau apa yang terjadi kalau aku lama - lama melihatnya. Aku segera ke meja makan bersiap untuk sarapan, tak lama Mas Panji datang dengan keadaan yang sudah rapih. Dia duduk di depanku, dia meminum kopinya sedikit lalu mulai membuka koran. Aku menyendokkan bihun di piring lalu menyuguhkan untuknya.

YAKIN (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang