CALON NYONYA

3.3K 175 4
                                    

Beberapa hari setelah melamar Tania. Panji mengajaknya ke Solo untuk bertemu dengan papanya. Baru sampai di depan gerbang Tania sudah di buat melongo dengan kediaman papa yang indah, asri, sejuk dan kental sekali ornamen jawanya.

"Mas ini bagus banget rumahnya", ungkap Tania yang sedang takjub melihat - lihat pekarangan rumah Pak Tanoe.

"ah ini sederhana aja kok"

"ya ampun! Gini aja sederhana gimana mewahnya Mas?"

"hahahahaha kamu imut banget", ucap Panji Gemas sambil mencubit kedua pipi Tania.

"ih Mas sakit"

"yuk kita kedalam"

Saat berjalan memasuki rumah,
Tania takjub melihat semua pekerjanya memakaian pakaian khas jawa dan menunduk kepada mereka.

"mas kok mereka nunduk?"

"sebenarnya aku juga gak nyaman. Tapi mau gimana? Udah kebiasaan dari kakek dan nenek"

"ck ck ck beda ya kalau tajirnya udah dari kakek nenek"

"apa sih sayang! Tajirku gak berarti kalau bukan kamu istrinya"

"ih mas jangan keras - keras malu tau di dengar orang"

"hi hi hi gapapa supaya mereka tau juga kalau kamu calon nyonya"

Panji membawa Tania ke suatu tempat, di taman belakang tempat papa mengurusi hewan - hewan peliharaannya.

"tuh Papa", ujar mata sambil memberi kode lirikan mata.

"Ya ayuk", Tania merangkul tangan Panji.

"kamu gih sana sendiri dulu. Aku mau ke belakang sebentar"

"Yah Mas aku takut canggung"

"ya jangan dong! Masa sama papa sendiri canggung"

Panji menggiring Tania hingga berada persis di belakang papa yang sedang memberi makan ayam - ayamnya. Kemudian Panji berjalan mundur dan pergi meninggalkan Tania berdua dengan Pak Tanoe.

"Assallamuallaikum Pa"

"Waallaikumsallam", ucap Papa sambil menengok ke belakang.

"Eh kamu Tania. Sama siapa?"

"sama Mas Panji Pa"

"sebentar ya papa urusin satu jago ini dulu. Gak mau makan"
Tania ikut berjongkok dan mengamati ayam itu di samping ayah.

"biasanya kalau gak mau makan gitu kenapa sih Pa?", tanya Tania penasaran.

"entahlah Ta mungkin dia sedang jatuh cinta"

"hahahahah lucu sekali! Kayak kita aja kalau jatuh cinta sampe gak doyan makan"

Papa melepas ayam itu lalu berdiri sambil membenarkan sarungnya.

"hemp biar saja si jago memilih betinanya sekarang kita tengok si uncu dulu", ujar Papa sambil berjalan ke lubang yang besar.

"itu lubang Pa?"

"tempat mainnya si Uncu", jawab papa sambil memancing si Uncu dengan sebuah wortel.

Tak lama kemudian muncul seekor kelinci hitam berbulu lebat dari lubang itu. Tania tampak takjub lalu semakin mendekat. Dia berjongkok sambil mengelus kelinci yang sedang fokus memakan wortelnya.

"wah Papa suka pelihara kelinci?"

"Papa suka pelihara apa saja. Sayangnya aja gak boleh pelihara macan dan black panther"

"hi hi hi serem banget pa. Masa pelihara macan"

"kalau Papa punya cucu ya main sama Cucu Papa"

Tania pun tertunduk malu. Tania membelai lembut bulu - bulu kelinci yang halus. Beberapa saat kemudian muncullah beberapa kelinci kecil yang ikut mengerumuni wortel tersebut.

YAKIN (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang