HARI KEDUA (III)

3.3K 160 4
                                    

PANJI,

Kami mampir ke sebuah swalayan untuk membeli beberapa bahan makanan untuk kita masak nanti malam.

"kamu mau sayur apa mas?", tanya nya sambil memilih beberapa sayur.

"bayam boleh"

Kemudian ada sepasang suami - istri yang sudah menua yang juga ikut memilih sayuran di dekat kami. Biarpun mereka sudah tidak muda tapi oma dan opa itu begitu terlihat manis dan harmonis.

"Mas, mau jagung juga gak?", tanya Tania.

"boleh"

"opa mau masak apa hari ini?", tanya oma itu pada suaminya.

"apa aja yang kamu masak itu pasti bikin aku nafsu makan", ucap opa itu dengan mesra di dekat telinga istrinya.

Kami berdua pun takjub menontoni mereka, sesekali senyuman kami terkembang ketika melihat cinta mereka yang tak lekang oleh waktu.

"memang kalau aku masak nasi gosong kamu mau makan?"

"kamu lupa waktu baru nikah kita makan nasi gosong terus hahaha", ledek opa itu pada istri.

"ih opa kan malu", ucap oma sambil mencubit mesra suaminya.

"kalian berdua baru menikah ya?", tanya opa itu kepada kami.

Aku bingung harus menjawab bagaimana, tidak mungkin kan kalau aku jujur sedang main nikah - nikahan.

"iya opa", jawab Tania.

Aku pun langsung terkejut mendengar jawaban itu, aku menoleh kepadanya dengan mata melotot seolah tak percaya dengan jawaban yang di lontarkan.

"hemp suaminya masih malu! Sama dulu juga opa waktu baru - baru nikah masih belum percaya kalau oma istrinya", ledek oma

"iya soalnya dulu si oma susah di dapetinnya, opa sampe mati - matian ngejarnya. Tapi sekarang malah gak bisa jauh dari opa"

"ih opa", ucap opa memanja sambil menyenggol lengan opa.

"hi hi oma dan opa ini manis sekali. Yasudah kami duluan ya, mau cari yang lain. Mari"

"mari"

Persis sekali denganku, mengejarnya mati - matian tapi apakah nantinya dia tidak bisa jauh dariku? Lagipula aku juga tidak berniat untuk jauh darinya, sudah tidak bisa, sudah terjangkar. Dia menoleh ke arahku, memandangku sambil tertawa kecil.

"kenapa?", tanyaku.

"Mas gak keberatan kan di sebut pengantin baru?"

"gak lah. Kan ucapan itu adalah Doa"

"hemp"

Setelah memilih sayur, kami mampir ke tempat buah untuk membeli buah - buahan. Lalu kami bertemu dengan pasangan muda, dengan kondisi istri yang sedang hamil.

"sayang aku mau buah mangga tapi yang wangi banget", pinta si istri pada suaminya.

"ini", ucap suami itu sambil menyodorkan istrinya sebuah mangga.

"kurang, sayang", ucap si istri sambil mencium mangga itu.

"yang ini"

"enggak! kurang wangi"

"sayang, kan mangganya di makan bukan di cium! Kenapa harus wangi?"

"ihhh si dedenya maunya gitu"

"huf", si suami itu menghela nafas.

Tania berjalan ke rak sebelah lalu mengambil sebuah mangga harum manis dan memberikannya ke si istri.

"yang ini mbak"

YAKIN (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang