Jungkook POV
"Oppa siapa pria di foto ini?"
Gawat Soyeon menemukan album itu, bagaimana ia bisa menemukan album itu? Padahal sudah jelas-jelas ayahnya sudah menyembunyikan album itu supaya Soyeon tidak memaksakan untuk mengingat sebagian memorinya yang hilang dulu. Karena, jika Soyeon memaksa mencoba mengingat ingatannya dulu maka akan semakin membuatnya melupakan ingatannya yang baru, bahkan dulu ia pernah lupa dengan keluarga karena berusaha mengingat masa lalu, makanya kami memutuskan untuk tidak memaksa Soyeon untuk mengingat apapun.
"D..darimana kau menemukan album itu?"
"Tadi saat aku tidak sengaja menendang lemari ITU, tiba-tiba jatuh album ini."
"Apa kau sudah membukanya?"
"Eoh.. Aku sudah melihat beberapa dan ada 1 foto yang membuatku penasaran siapa pria satu ini?"
"I..itu tetangga kita sewaktu kita di Busan dulu, Kau tidak mungkin ingat dengannya."
Untunglah ia tidak banyak bertanya lagi, lalu ia kembali melihat-lihat isi dari foto album lama itu.
"Tapi aku seperti mengenalnya.."
"Ingat jangan memaksa, aku tidak ingin dengan kau yang memaksa untuk mengingat sesuatu justru membuatmu melupakan hal-hal penting di hidupmu."
Akhirnya ia menutup album itu dan meletakannya di atas meja belajarnya.
"Aku tidur saja oppa, bilang kepada Eomma aku tidak ikut makan malam dengan kalian."
Ku tinggalkan Soyeon yang mulai mengambil ancang-ancang untuk tidur, lebih baik ia tidak beeusaha mengingat sebelum penyakitnya semakin parah walau sulit tapi ini demi kebaikannya.
"Bagaimana adikmu? Kenapa dia tidak ikut turun?"
"Ia ingin tidur, aku rasa ia mulai curiga dengannya Eomma."
"Bagaimana bisa?"
"Ia berhasil menemukan album lama miliknya yang tersimpan di kamarnya itu."
"Semoga saja setelah ini ia tidak mencoba untuk mencari tau tentang pria itu."
***
Eunhyuk POVDia pikir siapa bisa meragukan kemampuan seniku? Bahkan ia memberikan tantangan kepadaku untuk menjadi sutradara di acara ulang tahun kampus nanti. Walaupun aku kuliah mengambil jurusan bisnis management tapi saat aku di bangku SMA aku menjadi siswa terbaik dalam ajang perlombaan dance dan rap.
Knock knock
"Hyuk Jae... Apa noona boleh masuk?"
Gawat itu suara kakakku, kenapa ia bisa ada di rumah? Bukannya ia sedang berlibur di Bali dengan suaminya kenapa sekarang ia ada di rumah?
"M..masuk Noona."
Setelah mendapat izin dariku ia segera masuk kedalam kamarku dengan membawa sebuah tas kecil.
"Ini oleh-oleh dari Bali untukmu."
"Gumawo.."
"Kau masih takut dan canggung dengan Noona?"
"Aa...Anni untuk apa takut? Noona bukan monster pemakan manusia."
"Tapi kau memiliki dendam pada Noona karena Noona pernah membawamu ke pisikiater karena meragukan kenormalanmu."
Memang benar bukan hanya takut tapi aku berusaha mengindar padanya, masa ada seorang kakak yang meragukan adiknya sendiri hingga membawanya ke pisikiater.
"Baiklah Noona tidak akan membahas itu sekarang, kau sedang apa itu?"
"Membuat naskah.."
"Wow.. Bakat seorang directormu akhirnya keluar juga."
Aku sebenarnya muak dengan kakakku yang berpura-pura baik dan juga perhatian padaku, karena pada dasarnya ada satu hal yang diinginkan kakakku.
"To the point Noona, jangan pura-pura lagi."
"Hehehe.. Rupanya adikku yang tampan sejagat Korea ini tau keinginan kakaknya. Baiklah kalau kau memang ingin tau, weekend ini bukannya kau tidak ada jadwal mengajar?"
"Memang tidak, tapi jika aku tau apa yang Noona inginkan aku akan mengubah jadwalku."
"Ei jangan begitu.. Noona hanya ingin kau pergi menemani Noona ke butik untuk memilih gaun untuk acara reuni Noona minggu depan. Kau mau ya?"
Sudah aku tebak, sebenarnya aku sempat mengira bahwa kakakku ingin aku datang pada acara kencan buta seperti sebelum-belumnya.
"Nde... Aku may."
Lihat siapa yang tidak curiga dengannya, ia bahkan terlewat bahagia saat aku menyetujuinya untuk mengantarnya ke butik saat weekend ini.
"Baiklah Noona ke bawah dulu ya, lekaslah turun untuk makan malam jangan sibuk dengan benda itu saja setidaknya pikirkan waktu makanmu juga."
***
"KENAPA SAYA YANG MENJADI PEMERAN UTAMANNYA SAEM?"Ah... Telingaku bisa pecah mendengar suara melengkingnya siapa lagi kalau bukan wanita berbadan kecil ini.
"Kami sepakat memilihmu dan Namjoon sebagai pemeran utama karena kalian adalah ketua dan wakil dari kepanitian ulang tahun sekolah kali ini, bukan begitu Lee Songsengnim?" (Nayeon)
"Nde jadi kami selaku dosen seni menyetujui kalian sebagai pemeran utamanya, dan ini scenario kalian."
"Tapi saem, siapa yang akan memimpin kegiatan nanti?" (Namjoon)
"Lalu apa gunanya ada pembagian seksi jika hanya kalian saja yang memimpin dan menjalankan kegiatan?"
Kena kau bocah tengil, sekarang kau hanya bisa diam membisu saja. Berani dengan seorang Lee Hyuk Jae maka rasakan dulu sensinya.
"Saem saya ingin bicara dengan saem."
Soyeon menarik tanganku keluar dari ruang aula, aku membiarkan anak ini menarik tanganku sesuka hatinya hingga tibalah kami di ruang practice dance di kampus ini yang kebetulan tidak ada orang di dalamnya. Setelah kami masuk kedalam ruangan itu ia segera menutup pintu ruangan ini.
"Saem pasti ingin balas dendam padaku kan?"
"Balas dendam apa? Saya adil dalam pemilihan karakter."
"Aku berusaha mengindar darinya tapi saem malah memilih kami sebagai pemeran utama drama musikal, otomatis saem membuatku semakin menambah masalah."
"Masalah apa?"
Ia menunjuk luka goresan akibat fans Namjoon yang menyerangnya kemarin.
"Saem~~.."
"Belajarlah menjadi seorang yang profesinol Nona Jeon, anggap saja kau tidak pernah mengalami apapun."
Kulihat ada genangan air mata pada gadis itu, apa aku membuat kesalahan sampai-sampai ia ingin menangis seperti itu?
Tak lama kemudia ia meninggalkanku sendirian di ruang practice room itu."Wanita aneh.."
****
Note: huh... Makin hari makin turun ni peminat danger love, makin sedih aja aku...
Vote, comments n share my readers setiaku, yg sider buang aja ke laut
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger Love (SEMI HIATUS)
RomanceLee Hyuk Jae Aku bukan seorang guy seperti yang di katakan orang-orang kepadaku, hanya saja aku memiliki rasa trauma yang membuatku menganggap cinta itu berbahaya bahkan patut di jauhi. Jeon Soyeon Cinta adalah anugerah terindah dari tuhan yang di b...