Danger 22

252 21 3
                                    

Author POV

"Kenapa kau selalu mengganggu pikiranku? Apa sebelumnya aku pernah mengenalmu?"

"M..manaku tau? Kau kan bisa pikirkan sendiri."

"Lalu kenapa kau mengganggu pikiranku terus?"

"Itu juga bukan urusanku, silahkan pikirkan sendiri."

Hyuk Jae mendekatkan wajahnya pada Soyeon yang hanya menyisakan beberapa cm lagi.

"Apa kau mau tanggung jawab?"

"Ap.. Apa maksudmu?"

"Tanggung jawab atas perbuatanmu... Aku rasa, aku mulai tertarik dengamu."

Chup...

Second kiss

Soyeon secara otomatis menutup matanya rapat. Ini merupakan ciuman kedua mereka, dan kali ini dengan situasi berbeda. Ciuman Hyuk Jae yang awalnya hanya menempel kini berubah menjadi sedikit melumat, Soyeon yang belum terbiasa hanya bisa menutup matanya dan berdoa agar ini cepat berakhir mengingat ia tak berpengalaman dalam hal begini.

Hyuk Jae mengakhiri ciuman mereka dengan mengusap bibir mungil milik Soyeon, ia menatap Soyeon dengan tatapan yang Soyeon sendiri tidak mengerti apa artinya.

"Aku benci mengakui bahwa aku cemburu melihatmu dengan Namjoon, sejak kalian menjadi pemeran utama, berciuman di atas panggung, dan yang tadi sungguh aku tidak terima."

"Ke...kenapa kau?"

"Entahlah? Awal pertemuan kita aku merasa ada yang aneh saat melihatmu, seperti sebuah panggilan yang aku sendiri tidak tau apa itu. Bahkan.."

Hyuk Jae meraih tangan Soyeon dan membawanya pada dada kirinya, dan menempelkannya disana untuk dapat merasakan detak jantungnya.

"Ini sudah terjadi sejak aku melihatmu berciuman dengan Namjoon."

Soyeon menarik tangannya agar menjauh dari dada Hyuk Jae lalu membuang pandangannya ke arah lain demi menghindari tatapannya.

"Jauhi Namjoon."

"Kenapa? Dia sunbaeku."

"Aku tidak menyukai itu."

"Why kau tidak menyukainya?"

Hyuk Jae menarik nafasnya, ia bahkan tidak memiliki alasan pasti kenapa Soyeon harus menjauhi Namjoon. Dan apa haknya melarangnya begitu?

"Intinya turuti saja perkataanku!"

"Huh... Memangnya kau siapa? Kau hanya dosenku Saja Lee Songsengnim yang terhormat."

Hyuk Jae semakin mendekatkan diri, bahkan wajahnya mendekat ke arah telinga Soyeon dan membisikan sesuatu.

"Aku memang bukan siapa-siapa, tapi aku memiliki hak adil dalam dirimu."

Hyuk Jae menjauhkan diri dari tubuh Soyeon karena sebuah nada dering dari ponsel milik Soyeon.

"Nde appa?"

"......"

"Aku akan segera pulang, tadi aku bertemu Shuhua di jalan jadi aku mengobrol sebentar dengannya."

"......."

Soyeon menatap dosennya sebentar sebelum meninggalkannya.

"Aku harus pulang, malam ini aku harus pulang ke Daegu."

"Lalu? hubungannya denganku apa?"

"Dasar pria tidak peka!!"

Soyeon langsung meninggalkan Hyuk Jae dengan perasaan kesal.

"Kenapa jadi dia yang marah denganku?"

Soyeon POV

Setelah kejadian tadi, aku masih belum bisa fokus. Kesal itu pasti, marah? jangan tanya lagi. Tentu saja aku sangat marah dengannya, enak saja dia menciumku sembarangan sudah mengambil ciuman pertamaku dan membuatku uring-uringan beberapa hari sekarang malah dia menciumku lagi dan parahnya di depan Namjoon.

"Kau kenapa? apa ada masalah? wajahmu kenapa memerah seperti itu?"

"Annia, hanya sedikit kesal saja."

"Kesal? Siapa yang membuat adikku kesal sampai wajahnya memerah begitu?"

"Oppa ingin membelaku atau mengejekku?"

"Hehehe.. Mian baiklah sepertinya mood urie Soyeon'ie sedang tidak baik."

Bisa tidak 1 hari saja orang di sekitarku tidak membuatku kesal, tidak si dosen pedofil, senior sinting, sekarang apa? Kelinci berotot ini yang membuatku kesal.
.
.
.
.
.
Setelah perjalanan menuju Daegu yang memakan waktu 1 jaman, akhirnya kami sekeluarga tiba di rumah nenekku. Sungguh aku sangat merindukan tempat ini, mengingat pada masa kecilku aku tumbuh dan besar disini bersama kakakku.

"Soyeon'ie..."

"Haelmoni.."

Aku segera berlari memeluk nenekku setelah mendengar suaranya yang memanggil namaku, aku sangat merindukannya.

"Bagaimana dengan kuliahmu baby?"

"Berjalan lancar.."

"Syukurlah kalau begitu, oh ya apa kau sudah makan? Haelmoni memasak makanan kesukaanmu."

"Cincah? Woah pasti sangat enak, membuat napsu makanku bertambah saja."

"Haelmoni, apa nenek tidak memasakan untukku juga?" (Jungkook)

"Tentu saja Kookie'a, mana mungkin nenek melupakan cucu tampan nenek."

"Asik.. Makan banyak hari ini." (Jungkook)

"Dasar tukang makan."

****


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Danger Love (SEMI HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang