DS Tiga Belas

4.4K 247 26
                                    

ALWAYS

























Klik tanda bintang sebelum baca and let's comment...




















Happy Rading.















* Sorry for typo.

💎💎💎

Pletak...

Langkah Johnson terhenti ketika menangkap ada suara benda jatuh dari arah kamar mandi ruangan James. Ia kembali memasuki ruangan James dan mendekat kearah menantunya. "Apa itu? Apa kau menyembunyikan seseorang disini?" tanya Johnson menatap tajam James.

James kembali harus memutar otak mencari alasan agar Johnson tidak pergi kekamar mandinya. "Ah... tidak ada... kebetulan closet didalam sedang rusak dan bisa tertutup sendiri karena tadi aku lupa menutupnya setelah digunakan, aku sudah menyuruh sekretarisku memanggil teknisi untuk memperbaikinya," jelas James berusaha menampilkan wajah santainya.

"Benarkah?" picing Johnson masih curiga. Entahlah ia merasa ada sesuatu diruangan menantunya itu

"Tentu saja benar lagipula untuk apa aku berbohong? Apa Papa juga sekarang mau mengurusi urusan toiletku? Ku rasa orang sekelas Papa tidak mungkin bukan ikut mengurusi hal tidak penting ini?" tanya James seakan menyindir ayah mertuanya yang selalu ingin ikut campur dalam segala urusan yang berhubungan dengan hidupnya. Pertama soal Tyra dan sekerang James tidak mau pasrah saja jika Johnson ingin mengusik lagi hidupnya.

"Ya tentu saja," jawab Johnson akhirnya karena ia merasa benar tersindir akan ucapan James. "Baiklah aku harus pergi, selamat siang James lanjutkan pekerjaanmu," akhirnya Johnson memutuskan untuk segera pergi karena ia tidak mau lebih malu dihadapan James.

Usai kepergian Johnson dan memastikan mertuanya itu pergi maka James dengan cepat mengunci kembali ruangannya serta meminta sekretarisnya menjadwal ulang semua rapatnya, ia tidak mau diganggu lagi sekarang. Waktunya hanya untuk Nadine si istri keduanya.

"Sayang... ayo keluar..." panggil James membuka pintu kamar mandi. Ia sedikit menarik tangan Nadine yang memang sudah menunggunya.

"James... maaf tadi aku tidak sengaja menjatuhkan tutup closetnya," ucap Nadine pelan karena ia takut suaminya itu marah. "Apa kau mendapat masalah karenanya?"

"Tidak. Sudahlah sayang, tidak papa, semua baik-baik saja." Jawab James cepat masih menuntun Nadine menuju kembali ke sofa. "Hey... kenapa kau mengenakan kain sialan ini?" sambungnya melihat Nadine mengenakan bra dan celana dalamnya. "Bukannya aku sudah melarangmu mengenakan apapun, kau melanggar perintahku,"

Wajah Nadine mendadak cemberut mendengar ucapan terakhir sang suami. "Aku kedinginan didalam James jadi aku mengenakannya lagipula rasanya risih tidak mengenakan apapun," sahut Nadine memandang wajah sang suami.

"Kalau begitu kau harus menerima hukumanku," seringai James tajam menusuk Nadine, ia dengan cepat membuat istrinya itu berada dibawah kuasanya.

"James... pelan-pelan..." protes Nadine terdengar disela menahan desahannya karena James benar-benar mengusai tubuhnya. "Jangan disobek, aku tidak mau pulang tanpa menggunakan celana dalam," sambung Nadine menahan tangan James yang ingin menarik paksa kain penutup bagian sensitifnya.

"Baiklah sayang tapi sekarang kau harus tetap menerima hukuman dariku," jawab James disela mencumbu bagian dada istrinya.

Sudah lewat tiga jam James masih saja terus menikmati tubuh sang istri. Entah kenapa ia tidak pernah merasa puas.

Dia SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang