DS Duapuluh Tiga

1.5K 76 15
                                        

ALWAYS

















Klik tanda bintang sebelum baca...










Happy Reading














* Sorry for typo.

Pagi ini James terbangun agak siang karena semalam ia memang tertidur dengan sangat nyaman mengingat tubuhnya yang lelah karena kemarin ia menyetir sendiri dari pantai menuju pulang, terlebih setelah tiga hari menghabiskan waktu bersama Nadine membuat tenaganya benar-benar terkuras.

Saat turun dan tiba dimeja makan ia melihat Tyra yang sudah siap menyantap sarapan paginya. Melihat ke kursi Nadine yang kosong ia hanya diam karena berfikir pasti istri keduanya itu juga masih lelah.

Manang datang membawa nampan terakhir berisi kopi untuk James.

James duduk dikursinya setelah menyapa Tyra.

Dari arah dapur terdengar suara radio yang sedang mengudara.

"Siapa yang masih menyalakan radio dijaman canggih seperti sekarang?" ucap James kala meletakkan koran yang baru saja ia baca.

"Maaf tuan, tadi sopir anda yang mendengarkan radio dan pasti lupa mematikan," jawab Manang yang seakan mengerti kemana tuannya bertanya.

Sayup-sayup suara radio memang masih bisa mereka dengar.

"Mau saya matikan tuan?"

"Tidak perlu, biarkan saja," cegah Tyra kala Manang akan beranjak menuju dapur.

"Berita pagi ini, semalam terjadi kebakaran dijalan pemuda tiga..."

James yang mulanya mengabaikan merasa tertarik mendengar suara dari si pembawa berita terlebih ia mengerutkan kening mendengar nama alamat yang ia dengar, merasa tak asing ditelinganya.

"Lima buah rumah habis terbakar dan diduga terjadi karena konsleting listrik, sampai saat ini dikabarkan kebakaran tersebut menelan tiga korban jiwa yang ikut terpanggang dalam kobaran api semalam..."

Tubuh James tiba-tiba menengang mendengarnya.

"Ya tuhan..." pekik Manang tanpa diduga.

"Ada apa Manang, kau terlihat panik?" tanya Tyra melihat perubahan wajah Manang.

"Maaf nyonya..."

"Dimana Nadine?" pertanyaan itu memotong cepat ucapan Manang. "Dia dikamarnyakan?"

James mengulang bertanya ingin memastikan keadaan.

"Maaf tuan, sejak semalam saya belum melihat Nadine pulang," info Manang pelan dan terdengar sangat cemas kali ini.

Ya, Manang adalah salah satu orang terdekat Nadine dirumah itu dan ia mengetahui dimana alamat rumah tinggal bibi Nadine.

Tanpa berkata apapun lagi, James langsung melesat meninggalkan meja makan bahkan ia menggeser kursi dengan kasar kali ini.

"James... kau mau kemana? Ada apa?" Tyra buru-buru menyusul suaminya yang sudah hampir sampai dipintu utama rumah.

James mau tak mau menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Maaf, aku membuatmu kaget, aku lupa ada hal penting pagi ini dikantor, aku harus pergi sekarang," ucap James sebelum benar-benar melangkah kembali ke pintu utama bahkan ia tak memberi salam perpisahan pada Tyra.

Manang yang masih memikirkan Nadine bahkan tak sadar dengan apa yang James lakukan.

"Manang,"

"Ya nyonya"

"Ada apa? Kenapa kau terlihat bingung?"

Tyra sudah kembali duduk untuk menghabiskan sisa sarapannya.

"Maaf nyonya, kalau tidak salah alamat terjadinya kebakaran tadi diradio itu, persis seperti alamat dimana bibi Nadine tinggal," jawab Manang jujur.

"Apa?" Tyra kaget mendengarnya.

☆☆☆

James melesakkan mobilnya begitu cepat untuk menuju tempat dimana kebakaran terjadi, ia bahkan tak menggunakan sopir kali ini. Hanya satu dalam pikirannya adalah bagaimana keadaan Nadine.

Alamatnya memang alamat dimana bibi Nadine tinggal, tapi bagaimanapun ia harus memastikan sendiri dimana lokasi kebakaran tersebut.

Jantung James sudah berdetak diluar batas, ia sungguh tidak ingin memikirkan hal-hal buruk tapi hal buruk tersebut tetap saja berada didalam pikirannya, bahkan kecepatan mobilnya sudah diatas batas normal.

Tiba ditempat kejadian, James memarkir asal mobilnya karena ia juga melihat banyak mobil pemadam, ada juga mobil polisi dan ambulan.

Kaki James seketika berlari menuju keramaian dan tubuhnya langsung melemas saat melihat bahwa benar yang terbakar adalah rumah bibi Nadine juga beberapa rumah disekitarnya.

"Tidak... tidak mungkin...." gumam James melangkah lemah menuju reruntuhan.

"Maaf tuan, anda tidak boleh kemari" tegur salah seorang petugas berseragam polisi.

"Tapi istriku semalam ada disini" jawab James lemah seakan tidak lagi memiliki tenaga apapun.

"Anda tidak bisa kemari tuan, silahkan" seorang petugas lagi menghalangi langkah James membuat James mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Nad... Nadine... Nadine... kau dimana? Nad... Nadine..." teriak James akhirnya sudah tidak bisa lagi menahan sesak yang ia rasa.

Beberapa orang langsung mengahalangi James membuatnya memberontak sekuat tenaga.

Selang beberapa menit kemudian ada beberapa petugas kesehatan membawa tandu berisi korban kebaran dari arah reruntuhan rumah bibi Nadine membuat James yang sejak tadi memberontak terduduk lemas ditempatnya. Ia melihat dengan jelas tiga buah tandu melewatinya.

"Korban sudah dipastikan tiga orang, semuanya wanita dan salah satunya masih anak kecil" terdengar sayup-sayup seseorang melapor.

"Bawa korban kerumah sakit untuk proses selanjutnya"

Ketika tandu berisi mayatpun langsung dibawa menggunakn ambulan.

James mengumpulkan tenaganya dan dengan cepat mengikuti mobil ambulan tersebut dengan pikiran yang sangat kacau.

Tiba dirumah sakit penyidikan pun langsung dilaksanakan, setelah menunggu akhirnya pihak rumah sakit memberikan laporan tentang korban kebakaran dan karena James mengaku pihak keluarga maka iapun diminta untuk mengenali jasad korban.

James menolak bahwa salah satu dari mereka adalah Nadine tapi ia melihat disalah satu jari jasad korban tersebut mengenakan sebuah cincin emas yang sempat ia berikan pada Nadine saat mereka dipantai.

"Tidak mungkin... kau bukan Nadineku... tidak... tidak mungkin..." James terduduk dilantai sekali lagi dengan terus menolak bahwa yang ia lihat adalah jasad Nadine.





💜💜💜



by Chang_e

Smd,101121

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang