Dia Suamiku

10.3K 268 7
                                    

ALWAYS


























Klik tanda ☆ sebelum baca and must be comment okeh...

















Happy Reading



















* Sorry for typo.

🍁🍁🍁

"Siapin aja barang lo, besok lo langsung aja ke alamat itu!" perintah Bu Gres pada Nadine.

"Oke bos, siap" Nadine menjawab dengan nada riang.

Sebelumnya ia bekerja sebagai babysitter tapi berhubung majikannya pindah keluar kota maka dengan terpaksa ia harus merelakan pekerjaan itu.

"Ingat tugas lo apa? Jangan bikin ulah disana, gue gak bakal bantu lo lagi kalau itu kejadian, ngerti?"

"Pasti Bu, saya akan kerja sebaik mungkin, sekali lagi makasih ya Bu"

Setelah mendengar ceramah panjang lebar dari Bu Gres soal kerjaan barunya, ia semangat menghadapi  hari esok.

Ntah kenapa firasatnya mengatakan pekerjaan kali ini akan mengubah nasibnya.

Selama ini Nadine tinggal bersama Bibinya setelah kedua orangtuanya meninggal.

Bibinya bukan orang yang jahat, buktinya mau menampung Nadine dirumahnya.

Tapi dari awal ia sudah mengatakan kalau ia mengijinin Nadine tinggal dirumahnya dengan syarat harus membantu diwarungnya.

Untuk urusan lain Bibinya tidak peduli. "Kalau mau kuliah, silahkan cari biaya sendiri," tegasnya pada Nadine.

Bagi Nadine tidak masalah asal ia masih bisa tinggal dirumah itu. Lagipula ia masih diberi makan setiap hari, itu lebih dari cukup untuk Nadine.

"Bibi, besok Nad udah kerja lagi tapi Nad bakal tinggal dirumah majikan baru Nad itu,"

"Oh ya, baguslah lalu bagaimana dengan kuliah mu?"

"Masih bisa sambil jalan kok Bi, ntar Nad kabarin kalau Nad lulus kuliah?"

"Hmm..."

Hanya itu obrolan terakhirnya dengan Bibi, Nadine lalu segera masuk kamar dan mulai mengemas barang-barangnya.

Memikirkan soal pekerjaan barunya ia tersenyum sendiri seperti orang gila.

Nadine membayangkan gaji yang akan ia dapat setiap bulannya. Dan ia mulai memikirkan cara membagi  gajinya dengan pengeluaran yang akan ia perlukan.

☆☆☆

Pagi ini Nadine sarapan bersama bibi dan sepupunya setelah itu ia berpamitan pada mereka.

Ia hanya membawa tas ransel dan tas tangan untuk menempatkan baju dan buku yang harus dibawa.

Panas matahari pagi ini tidak menyurutkan langkahnya menuju rumah majikan barunya.

Sampai didepan alamat yang ada ditangannya, ia memperhatikan ke sekeliling rumah besar dihadapannya.

Mewah, besar dan bersih.

Dia SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang