15. DCBMB

329 46 0
                                    

Happy Reading📃

✉✉

Pakaian serbah putih, Aku memakai sepatu berhak sedang. Aku memang tidak suka yang tinggi tinggi karena Aku phobia tinggi.

Aku berjalan keluar dari taksi, Rumah Geisa bagus dan elegan terlihat banyak sekali Siswa siswi sekolahku berpakaian Elegan. Sedangkan aku tidak, jauh dari elegan.

"Eiru, Lo disini!" Tegur Kevan ketua kelasku. Dia sedang bergandengan bersama perempuan cantik aku yakinin pasti pacarnya.

"Iya" Gumamku pelan.

"Gak bawah pasangan Eiru, Disini nanti ada pesta dansa" Aku kesal, Kevan seolah menyindir ku.

"Gak, Gak punya" Kevan terkekeh melihat wajahku yang kesal.

"Gue masuk dulu yah Eir" Kevan berjalan masuk dengan pasangannya. Tambah kesal deh Aku.

Aku berjalan masuk, Apa aku saja yang gak bawah pasangan. Kok jadi kesal sendiri sih.

"Guys, buat yang gak punya pasangan kalian boleh naik kepanggung deh. Ada kejutan tahu" MC diatas panggung bersuara. Mengapa semua Orang kayaknya nyindir Aku gini sih. Mentang mentang aku gak punya pasangan.

Seseorang menarik tanganku. Aku kaget banget, Tiba tiba saja ia narik tanganku.

Kevan! Kamvret

"Ayo naik Eiru" Aku gak bisa menolak, Aku naik kepanggung dengan tatapan instent para undangan. Aku malu gara gara Kevan.

"Wah, Cantik begini jomblo" Sorakan sorakan riuh menulikan telingaku.

"Lo bisa nyanyi?" Tanya dia. Kali ini dia gak pake Mic buat tanya tanya.

"Semua Orang bisa nyanyi. Cuma kualitas suara mereka standar" Jawabku seadannya. Ia tertawa pelan.

"Baiklah, Kalau semua Orang bisa nyanyi. Coba deh nyanyi" Aku kesal sama MC ini. Mending nyanyi dari pada nongkrong sendiri.

Cause if you like the way you look the much
oh, baby. you should go and love yourself
and if you think that i'm still holdin' on to somethinn'
you should go and love yourself

Suara meria menyorakiku. Aku tahu diri suaraku kesepian, suaraku jelek dan membuat kuping melengking mendengarnya.

And i when you told me that you hated myfriend
the only problem was with you and no them
and every time you me my opinion was wrong
and tried to make me forget where come from

Di bawah panggung tempat Geisa ada Arlean, Arlean bertepuk tangan mengikuti irama laguku. Aku senang dia melihatku bernyanyi dengan suara lumayan ini.

and i didn't wanna write a song
couse i didn't wanna want thinking i still care, I don't
but you still hit my phone up
and baby i be movin' on
and i think you should be some thin' i don't wanna hold back
maybe you should know that

Aku berhenti, Aku hanya tersenyum menampilkan lesung pipiku. Aku turun panggung berlari kearah keramaian. Aku sungguh malu.

Aku keluar dari rumah megah itu. Lebih baik aku pulang saja dan istirahat dengan nyaman di rumah.

Pipp

Suara klakson berbunyi tepat di belakangku. Aku berbalik dan melihat sosok berjas hitam yang rapi.

"Cleo?"

Entah ini musibah ataukah keberuntungan. Entahlah.

Ia menuju kearahku, Aku masih diam. Sungguh aku rindu padanya dan sangat rindu namun, itu semua dimusnahkan oleh Ibu dan ayahku untuk tidak menemuinya.

"Eiru, Apa kabar?" Aku diam. Mulut ini sulit berucap apa apa.

"Maafkan Aku Eiru, Aku pergi buat kesuksesanku sendiri dan membahagiakan kalian semua" Aku masih diam. Aku bingung antara senang dan sedih.

"Aku tahu aku pembangkang, Aku tahu aku nggak penurut, tapi aku mampu sukses dengan kepercayaan diriku. Aku mau meraih mimpiku " Entah mengapa Air mata ini menetes tanpa adanya petir dan guntur.

"Cleo, Aku kangen" Ujarku diselah selah tangisku.

"Sama" Cleo tersenyum sumbang, disana terlihat rasa tersiksa dan menyakitkan.

"Eiru, Bagaimana dengan mereka?" Cleo bertanya pelan. Aku tahu ini berat untuk cleo. Ia berjuang mati matian untuk meraih mimpi.

"Baik, Mereka sibuk" Tangisku meredah. Ia tersenyum melihat penampilanku yang sedikit lain.

"Kamu kepesta ulang tahun disana yah?" Tanya Cleo dengan menunjuk rumah megah itu.

"Iya" jawabku seadanya.

"Cleo tinggal dimana?" Aku mulai berani bertanya.

"London, sekarang di apartement jln Muka bumi" Aku mengangguk.

"Mau bareng pulangnya?" Aku ragu, Hatiku tidak bisa menerka nerka. Aku yakin Cleo sakit hati dan mau membalas dendam jika dia sukses nanti. Apa ini bagian daeri rencananya. Positif thingking Eiru.

"Gak usah deh, Aku mau naik taksi" Ujarku menolak.

"Gue ikutin dari belakang!" Ujarnya. Ia mengambil handphonenya lalu mengetik sesuatu disana. Entah apa itu.

"Tunggu taksinya, Ia bakal nyampe" Cleo bersandar di bahu mobil dengan menatap ponselnya dengan seksama.

"Cleo, lo gak bakal balas dendam sama apa yang dilak..." Belum sempat aku melanjutkan Cleo memotongnya dengan cepat

"Buat apa? Gue masih normal Eiru. Gue sakit hati aja soalnya mereka gak ngijini gue buat bangun usaha sendiri." Cleo banyak berubah, Ia sekarang memiliki breok dan lesung pipi. Aku masih penasaran dengan pekerjaan yang dipilih cleo.

"Cleo kerja apa di london?" Aku masih kaku untuk berbasah basi dengan Cleo.

"Yang terpenting gak aneh Eiru!" Banyak sekali yang pengen aku tanya pada Cleo tapi aku takut jika ia risih.

"Contohnya?" Cleo menatapku tak tahu artinya apa.

"Gak dugem, Gak mabok, gak mainin cewek, dan gak jadi cowok pembeli yang murah" Aku tertegung. Ternyata cleo menepati janji.

"Maaf yah, Eiru jadi banyak tanya. Soalnya Eiru kangen sama Cleo terus kaku juga mau ngomong apa" Cleo terkekeh. Apa yang lucu? Dasar menyabalkan.

"Aku pengen ketemu sama Ibu dan bapak Eiru, aku kangen mereka. Aku ingin menunjukkan jika aku bisa sukses tanpa gangguan dunia luar tersebut" Aku mengangguk.

💣💣💣

[SS]Dear Cowok Berkaca Mata Bulat (COMPLITE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang