14. DCBMB

340 47 1
                                    

DCBMB

Maap typo gentayangan👻
Happy Reading📖😘

Jam terakhir ini aku mulai kembali Fit, Meski pelajaran yang ku pelajari adalah Fisika. Fisika ini memang membuat otakku lemah dan sakit. Aku tidak tahu Fisika sama sekali tidak tahu.

"Bapak akan mengetes kalian satu persatu, Jawaban disertai penjelasan" Ujar Pak udin. Semuanya gemetar termasuk aku juga.

"Bapak bakal pilih di absen saja!" Mampus! Kata itu yang sebagian teman sekelasku mengucapkannya. Aku mulai mencoba membuka buku paket ku membaca baca sedikit materi tadi.

"Rumus Massa jenis Apa? Eirun Aleona" Aku tersentak kaget saat melihat pak udin memanggilku.

Aku fokus, terus berpikir dan aku ingat.

"Cinta pak?" Jawabku enteng.

"Cinta? Ini bukan pelajaran cinta Eiru" Aku terkekeh. Aku maju kedepan dan mengambil spidol.

"Gini loh pak! Cinta kan berbentuk love ni kalau tenganya di potong vertikal jadinya,  M per V pak" Pak Udin bertepuk tangan disertai teman teman sekalain.

"Kamu bisa aja Eiru" Aku merona, Pak udin memang bisa aja. Guru fisika yang baik dan aku suka belajar fisika meski gak paham.

Aku berjalan menuju bangkuku. Aku kembali duduk dengan indah. Udah legah naik dengan soal gampang.

"Eiru, Coba kesini?" Pak udin memanggilku lagi. Apa aku disuruh buat ngerjain soal lagi? Bisa mampus aku di atas kalau aku gak tahu.

Aku maju berjalan dengan pelan menuju bangku guru disertai pak udin yang duduk tampan di sana. Aku menatap sedikit takut.

"Sebagai siswa yang rajin bertanya, meski gak paham. Kamu saya lulusin ulangan harian dan kuis" mata bulatku membulat dan hampir copot dari tempatnya. Saking senangnya aku.

"Bapak serius? " Aku melotot senang. Sedangkan murid kelasku sedang berbincang dengan kesal dan iri. Mendapat nilai kuis Fisika harus mencapai tujuhpuluan. Aku sebagai siswa biasa saja lulus teks saja sudah bangga banget.

Pelajaran lemah diotakku adalah Fisika, kimia dan matematika. Entah mengapa itu, Aku kesal dan marah mengapa aku gak tahu ketiga mata pelajaran itu.

"Bapak serius Eiru!" Makin sayang sama Bapak fisikanya meski udah tua. Maaf pak Udin.

"Pak" Panggilku dengan pelan.

"Kenapa lagi Eiru?" Aku mengigit bibir. Perasaanku bercampuk aduk saja.

"Makasih"

Aku kemudian turun menuju bangkuku. Aku senang sekali dan ini keajaiban sekali. Pak udin kembali menulis sesuatu di buku catatannya.

"Eiru, Masa cuma soal itu lo lulus?" Tanya Rendra sedikit kesal. Rendra makin jelek kalau begitu, Aku becanda rendra. Semoga rendra gak baca pikiranku biar dia tidak tahu omonganku tadi.

"Emamg kenapa? Pak udin itu sayang sama gue" Sombongku. Rendra makin kesal ia ingin Lulus seperti aku.

"Berisik!" Rendra memalingkan wajahnya. Aku terkekeh melihat imutnya itu.

Kelasku kembali sunyi, Mereka tengah mengerjakan tugas Fisika yang diberikan pak udin. Aku mencoba belajar dan mengerjakan soal soal tersebut.

"Eiru, Ini gimana sih?" Rendra menyodorkan buku paketnya yang terisi dengan soal soalnya.

"Lo pikir gue sepintar Arlean apa?" Coplos. Mulutku ini tidak tahu diri sekali. Jangan sampai Rendra curiga. Kan rendra OrangNya gitu.

"Arlean?" Rendra mulai kebingungan. Apa dia curiga? Ah mampus aku.

"Kok jadi Arlean sih, Arlean gak pintar pintar amat tahu" Rendra berujar dengan raut wajah gak suka. Kenapa lagi tuh anak.

"Kok lo kesal gitu?" Aku mencoba mengintrogasi Rendra.

"Eir, Gue tahu lo sukaKan sama Arlean. Sebagai teman dekat gue gak mau lihat lo sedih Eir. Gak usah berharap jika harapan itu cuma semu doang" Kok bijak sih jadi pengen nangis.

"Ini bukan bahasa indonesia Rendra, Ini fisika" Tegus pak Udin. Rasanya aku pengen ketawa keras sekeras kerasnya.

Murid kelasku tertawa melihat wajah memerah Rendra. Aku ikut terkekeh, gak baik ketawa sekerasnya. Kasihan Rendranya.

"Maap pak" Rendra malu, Bisa juga Pria seperti Rendra malu biasanya tidak.

"Gini gini, Bapak tahu aturan aturan bahasa indonesia yah Rendra. Ngomong itu jangan 'Maap' tapi 'maaf' Mau merah nilai Bahasa indonesia kamu" Omel pak Udin lagi. Rendra kesal dia melirikku sinis. Apa salah ku!

Setelah pelajaran Fisika, Bell yang ditunggu tunggu para Siswa disekolahku. Bukan, hanya di sekolah ku sih tapi, seluruh dunia. Aku membereskan buku buku dan memasukkannya kedalam tasku.

"Eiru, Nanti sore kita ke Coferof yah!" Ajak Yuna yang berjalan keluar bersama Asra. Asra melambaikan tangan kemudian lenyap  bersama Yuna.

Aku berdiri, terlihat seorang gadis yang tengah berdiri didepan pintu. Geisa!

"Siapa yah?" Aku pura pura gak kenal.

"Geisa kak, Seeskul sama kakak dulu" Aku pikun, Aku gak tahu sama sekali.

"Eskul mana yah?" Aku bertanya lagi. Sumpah aku gak tahu sama sekali.

"Mading kak" Aku terkekeh menyadarinya. Dia geisa adek eskulku. Aku sangat lupa.

"Oh, Gue gak inget sorry"

"Kak, Ini undangan ulta aku kak. Kakak datang yah" Ulta? Maksudnya dia ngajak gue keulang tahunnya. OMG, Pasti Ada Arlean disana.

"Hmm, Gue gak janji bakal datang. Soalnya banyak kerjaan" Ujarku tersenyum kecut. Dia mengangguk lalu berlalu dari sana, Ternyata ada Arlean yang menunggu di pojok tempat baca. Aku sedih dan sakit hati.

Sadar Eiru sadar! Lo gak pantas sama Arelan, gak pantas banget.

"Neng Eiru, masih disini?" Aku kaget. Satpam sekolah itu benar benar mengagetkanku.

"Bapak ngagetin aja, Bapak kira saya setan cuka bayangan doang. Udah tahu utuh gini" Pak Hapri menyengir. Moodku tambah amblok kalau begini.

Aku lebih baik pulang kalau begini, Aku menyengir dan berlari keluar kelas. Muka penuh buku begitu membuatku takut.

Jlep

Diparkiran Arlean dan Geisa pulang bareng dan bocengan bareng. Hati makin terluka.

🌵🌵

[SS]Dear Cowok Berkaca Mata Bulat (COMPLITE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang