19. DCBMB

287 40 0
                                    

DCBMB (+:

HappyReading🎀🎀

📠📠

Suasana rumah sangatlah tegang. Habis pulang tadi rumah kontrakan tiba tiba didatangin sama orang orang besar. Aku yakinin kalau mereka itu orang suruhan Bu Mawar.

"Kalian semua yang ada disini besok keluar dari kontrakan. Kontrakannya ada yang mau beli" Padahal kami gak pernah telat bayar kontrakan. Kok diusir gini sih.

"Saya akan bilang sama Ayah sama Ibu saya pak" Ujarku takut. Mereka mengebrak meja teras lalu pergi.

Aku sudah bersiap siap. Rendra, Asra dan Yuna akan datang ke rumah. Untung saja Orang orang besar itu datang sebelum mereka datang. Aku malu kalau begini jadinya.

"Assalamu alaikum tu, Assalamu alaikum" Teriak Rendra di depan rumah. Terlihat Asra dan Yuna mengomelinya jika jangan berisik.

"Masuk" Ketiganya masuk dan duduk di Sofa bundar lamaku. Aku bingung harus melayani mereka bagaimana.

"Gak ada minum Eir" Aku tersenyum kecut.

"Mau minum apa?" Tanyaku.

"Jus Jeruk Eir, panas nih" pengem ketawa. Aku tuh gak punya jus jeruk kali. Mereka ada ada aja.

"Gue, teh dingin" Rendra mengipas kipas tangannya. Baru tahu rumahku panas kayak api.

"Maaf yah teman teman, Gak disiapkan jus jeruk ataupum teh dingin. Cuma ada air aja sama es batu. Gak apa apakan" Ketiganya kok jadi horror sih. Tapi mukannya lucu.

"Kalau gitu gak usah nawarin. Langsung bilang aja gak ada" Kesal Rendra. Aku menggeleng.

"Biar basa basi Ren" Aku berjalan masuk kedalam untuk menyiapkan mereka air minum. Aku gak sempat buat beli apa apa soalnya. Merasa kasihan banget lihat mereka.

"Nih, Kita mau kemana sih?" Rendra mengambil air yang paling dingin diantara ketiganya.

"Kita mau main sepeda Eir" Jadi cuma main sepeda. Aku kirain apa.

"Kenapa gak besok aja, Sekalian jogging di taman" Usulku. Yuna mengangguk yang sedari tadi diam.

"Eir, Kita ini mau hari ini bukan besok" Rendra Kamvret. Menyebalkan.

"Seterah deh" Ujarku.

"Otak lo kok kebalik sih Eir?" Asra menatapku bingung. Aku tuh capek, mereka malah ngajak main sepeda.

"Tapi, Kita mampir makan warung dipinggir jalan yah" Rendra menghelan nafas kesal. Ada maunya, Iyalah siapa yang ada maunya.

"Siap siap gih" Aku berlalu menuju kamar memakai celana training dan baju kaos panjang.

Kami mengayung sepeda dengan lambat, taman umum sedikit ramai sore ini. Kami berempat jalan keliling taman, Mungkin nanti malam ada pasar malam jadinya banyak pedagang kaki lima di taman.

Perlahan kami memasuki taman untuk melihat lihat. Aku fokus pada penjual makanan di sebelah selatan taman, disana cukup ramai dan terlihat mengiurkan.

"Ren, as, yun. Kesana yuk, kayaknya enak!" Aku kenunjuk penjual makanan gorengan yang membuat pusat perhatianku mengaeah padanya. Aku ingin makan jajanan goreng. Sudah lama tidak makan.

"Aduh..., Eir gak kenyang apa?" Tanya rendra kesal tetapi mengikutiku juga. Masalahnya kapan aku makan? Gak pernah tuh.

"Wah, harum yah" Asra mencium bau harum gorengan itu. Yun sudah lebih dulu memesan Bakwan, Sate telur goreng, Pentolan, dan siomay. Makanan yang jarang sekali aku makan.

"IniMah bukan gorengan, kan ada siomaynya" Protes Rendra si bibir lambe. Selalu saja bikin orang kebingungan dam berkhir kesal.

"Lo gak lihat ini di goreng Ren, gak mau makan yaudah. Gue, Asra sama Yuna bisa makan semuanya kok" ujarku enteng. Terlihat rendra mendegus kesal cepat cepat ia mengambil satu tusuk pentolan dan melahapnya. Dasar aneh.

Menit per menit pun berlalu, kami makan goreng dengan bergosip ria, bukan aku sih tapi si lambe Rendra yang mulai aku cuma menjadi pendengarnya doang.

Terasa tenggorokan memanas karena pedas, aku mencoba yang membelikan mereka air mineral di sebelah. Mereka tetap melanjutkan makannya.

Aku berhenti di depan penjual minuman, aku membeli empat air mineral untuk teman temanku dan untukku. Namun, mata ini tiba tiba melihat pemandangam buruk di matanya. Aku tahu mata ku sedang sakit dan salah lihat, namun hatiku lebih perihnya sekarang. Jantungku seakan mau menghilang melihat pasangan yang saling suap suapan itu. Jujur aku sangat cemburu. Aku mencoba untuk tegar dan segera pergi.

Setelah sampai di penjual gorengan, aku tidak melihat teman temanku disana. Kemana mereka? Baru juga ditinggal sebentar undah menghilang itu.

"Mbak, teman saya yang disini mana?" tanya ku pada penjual goreng, ia mengeleng tanda tidak tahu. Aku melihat piring tempat makan mereka masih ada disana.

Aku berjalan menyusuri taman bagian selatan, siapa tahu ada mereka yang main main disekitarnya.

Tidak disangka mereka berada di penjual es buah, aku ingin menghampiri tapi mendengar namaku disebut aku mengurungkan niat.

"Gue gak nyangka selama ini Eiru benar benar suka sama si Arlean" suara bisikan Rendra namun aku masih bisa mendengarnya.

"Aku kasihan sama Eiru, Ia menyimpan perasaannya dalam diam begini" Asra ikut nimbrung.

Bagaimana bisa mereka tahu, apa dia melihatku melihat Arlean tadi. Padahal aku sudah menyimpan rapat rahasia perasaanku ini. Terasa aku sangat malu, Aku malu banget.

"Yuk ketempat tadi, pasti Eiru udah nyariin" Ujar Rendra bangkit dari duduknya diikiti oleh keduanya Asra dan yuna.

Menyadari hal itu aku cepat cepat kembali ke tempat semula sebelum mereka datang. Aku harus lebih tenang dan tidak terlalu tegang.

Aku duduk di tempat meletakkan botol yang sempat aku beli tadi, rasanya susah sekali bernafas mengingat mereka sudah mengetahui perasaanku. Apa terlihat jelas aku menyukai Arlean, Aku sungguh menyesal pemerlihatkan ketertarikanku padanya. Sangat menyesal.

***

Jejak para Read, Komen untuk krisar boleh juga. Sebenarnya di part part pertama sampai delapan belas kalau gak salah itu isinya deary. Sengaja memang aku tulis singkat gitu. Heeh😝

Jan lupa cek akun Fb ku biar bisa chat bareng disana. Soalnya Wpku gak bisa Chat orang.😳😳😳
Kalau mau follow ig bisa juga @Cinungho_ dan wp ku juga boleh NurAinunSyarief kalau gk mau yah gak papa tapi kalau fb add yh🙏

[SS]Dear Cowok Berkaca Mata Bulat (COMPLITE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang