DCBMBHappy Reading!🌵
**
Pelajaran pertama Ku sungguh membuatku tidak konsen karena aku kepikiran kejadian di loker tadi. Pelajaran bahasa indonesia adalah mata pelajaran yang kusukai, Begitupun dengan gurunya. Asik dan Heboh!
Tapi, mengapa seolah pikiran ini melayang menjadi arwah. Aku tak konsen mendengar recehan Pak Liuhan membuat siswa siswi lainya tertawa. Hanya aku saja yang berdiam diri dan tak konsen.
"Eirun? Ngelamun bae!" Aku kaget saat pak liuhan memanggil namaku.
"Maaf pak! Saya sedikit pusing aja" Ujarku. Tidak nyambung.
"Gak nyambung Eiru, Gimana sih?" Rendra menyahut. Cowok di samping ku itu sangat cerewet mirip perempuan. Emang kayak perempuan
"Dikasih nyambung bisa kan Ren!" Aku malas bicara sama banci kelasku ini. Selalu bikin kesal aja apalagi mukanya sok cantik.
"Udah, Sekarang kerjakan halaman 125 dan kumpul nanti!" ujar Pak Liuhan kemudian kembali ke bangkunya. Suasana kelas senyap dan sunyi. Hanya bunyi bolpoin yang mengemah dengan kertas.
"Eiru, ini gimana sih? Gak ngerti!" Aku kesal, Rendra ini memang menyebalkan. Selalu alasannya nanya terus setelah itu nyontek juga. Eh! Mau gimana lagi, pasti kesal.
"Ck, Don't Be noise Ren!" Aku menangkup bibirku dengan jari telunjuk mengisyaratkan bahwasanya jangan berisik.
"Tapi nanti gue ngontek yah!" Aku mengangguk pasrah. Di "iyain" ajalah biar cepat.
25 menit berlangsung, Pekerjaanku sudah selesai. Hal hasil Rendra merebutnya dan menulisnya dengan gesit. Ada ada aja si Rendra.
Pelajaran bahasa sudah selesai, Saatnya istirahat. Aku kekantin Bareng Yuna, dan Asra. Mereka teman sekelas yang mau kekantin juga sekalian aku ikut.
Dikantin, Aku lihat Arlean dan Geisa. Makan dan belajara harus sama yah?. Mengapa begitu? Mereka tiap hari belajar bersama dan bersama. Aku cemburu dan iri terhadap Geisa yang sedekat itu terhadap Arlean.
Aku ingin sedekat itu. Masalahnya, Aku takut dan tidak percaya diri. Arlean siswa cerdas dan pintar sedangkan aku siswa Biasa dan pecicilan. Gak berguna banget.
Aku semakin sedih, Setiap aku sedih matahari juga mendung. Aku tahu Arlean orang baik .tapi, dia mampu nyakitin hati ini. Hatiku terombak ambik pisau dan paku, berdarah sampai kering tak ada yang peduli.
"Galau aja lu set!" Rendra mengangetkanku. Untuk aku gak makan kalau makan udah tertelan tanpa kunyah makananku.
"Apaan sih Ren!" Aku cemberut. Biar saja dia tahu jika aku kesal.
"Ren, jangan gangguin Kerbo lagi mandi dong. Nanti teriak mama dia!" Komen Asra. Aku gak ngerti, sumpah!
Semua wajah bingung menatap Asra. Dia ngomong gak jelas banget. Kebolak balik gitu.
"Maksudnya, Jangan gangguin Eiru nanti marah dan mengaung!" Arsa akan tahu maksud tatapan itu. Tapi, dia kesal karena tak ada yang mengerti dengan ucapannya. Dasar teman kudet, Aku juga.
"Hari makin hari di Geisa gencar juga yah deketi Arlean" Pembicaraan ini membuatku membisu dan tegang. Mengapa harus sensitif ini? Aku tidak kuat."Awalnya cuma belajar buat olimp, Eh ada gajah di balik udang ternyata" Rendra berbicara dengan bibir yang sengaja ia lentiknya seperti ibu ibu komlek arisan. Pen ketawa. Tapi, lagi sedih.
"Tahu tuh, Gue agak gak suka gitu sama geisa. Kayaknya dia berharap gitu sama si Arlena" Yuma ikut nimbrung mereka berdua. Aku diam mendengar saja.
"Bibir jumbo aja bangga!" Ujar Rendra melirik sinis kearah Geisa. Meski si empu yang dibicarakan tidak melihat rendra.
"Tahu tuh, Cantikan juga Eiru" Cibir Yuna menambah. Aku gak kaget, kok ada nama ku sih?
"Tahu mulu lo Yun, gak ada kata yang lain apa? Bosen gue dengarnya" Protes Asra pada Yuna. Biarlah, Biar ngomongan Yuna gak diingat mereka.
"Tadi, Lo bilang Cantikan Eiru. Emang Eiru suka sama siburik Arlean" Kompor Rendra. Baru aja berdoa biar gak diingat omongan Yuna. Eh, malah diingat Rendra si mulut Lambeh. Kesel deh.
"Umpama aja Ren!"
"Tapi kalau Eiru suka sih kita bantu!" Asra mengedipkan matanya keAku. Aku sih geli lihatnya tapi ucapan Asra makin bikin aku jijik.
"Gak" Spontan aku menjawab. Aku tak mau mereka tahu jika aku suka Arlean. Bisa berabe nantinya.
"Gue gak setuju !" Rendra menjawab sok tegas. Rendra ada ada aja, disuasa tegang aja dia masih bercanda.
"Kenapa?" Asra dan Yuna sangat kompak. Mereka selalu berbuat konyol meski aku jarang dekat mereka. Karena aku suka sendiri meski menyakiti.
"Arlean itu cowok pop, mana ada cowok pop disandingi sama cewek kelas jelata kayak Eiru. Gak banget" Kok nyakitin sih, Rendra bikin kesal. Gak lihat diri kayak perempuan.
"Tapi, Eiru itu punya pesona ratu. Semua siswa disini itu buta dan gak lihat Eiru. Kayak Arlean, Dia buta dan gak lihat Eiru"
"Maksudnya?" Kompak mereka lagi."Maksudnya, Eiru itu cantik. Cuma cowok tolol yang gak lihat kecantikan Eiru." Aku tersenyum, Tadi jatuh kok naik lagi. Aneh, mestinya terbang bsru jatuh. Tapi, gak apa apalah.
"Lo dong!" Ujar Asra santai. Aku terkekeh melihat wajah kesal Rendra. Lucu.
"Kapan makanya?" Tanyaku yang sudah berhenti terkekeh. Aku melirik sedikir ke arah bangku Arlean dan Geisa. Mereka sudah pergi, dan mereka pasti bersama.
"Mba, Pesan bakso dong!" Teriak Yuna kearah penjual bakso.
Sepi tidaklah Happy
Ramai tidaklah damai-Hati senang meski tidak ramai tapi mampu membahagiakan dengan damai-
Happy vote★, Tinggalkan jejak👍 jempol bukan kaki🐾 yah. Kalau jejak kaki nanti hpnya📵Rusak. Jan yah😂
KAMU SEDANG MEMBACA
[SS]Dear Cowok Berkaca Mata Bulat (COMPLITE)
NouvellesFOLLOW SEBELUM MEMBACA JANGAN JADI SIDER Gadis yang bernama Eirun ini begitu kagum pada Pria "Berkaca mata bulat" Arlean. Entah mengapa itu? Yang pastinya semua pikirannya tertumpahkan dibuku dearynya untuk menulis keseharian dirinya saat melihat Ar...