18. DCBMB

298 43 0
                                    

DCBMB

Happy Reading!!

Bell istirahat berbunyi, Berhubung aku kesal dengan Rendra aku tidak mau kekantin bersama dengannya. Aku buru buru ke kantin untuk mengisi perut kosongku. Menjadi pemimpin dikelas memang sangalah sulit dan aku gak mampu mimpin kelas jika lambenya segitu besar.

Ditengah keramaian aku duduk di pinggir Kantin karena kantin sudah terisi penuh dan tidak mampu menampung siswa dan siswi yang sebanyak semut ini.

Heheh, Tertawa sumbang bolehKan. Jangan pikir kantin gak besar cuman siswanya aja yanh kebanyakan dan selalu makan banyak. Selalu pengen ketawa lihat Penjual bakso kewalahan, Nasi Uduk, Gado gado, nasi goreng dan makanan lainnya.

Terkadang banyak siswa yang tidak makan pada saat istirahat karena kantin selalu penuh setiap harinya. Aku sendiri di bangku pinggir ini. Jangan gengsi dari pada gak makan, Aku sih gak malu biar gak punya teman dari pada menganggur dan hanya menonton orang makan. Gak enak banget.

"Gue boleh duduk disini gak?" Suara serak pelan. Meminta izin duduk di depanku. Aku tidak mendongak karena aku lagi sibuk sibuknya mengaduk aduk baksoku.

"Duduk aja, Asal gak gengsi makan di sini" Ucapku, Ia sedikit terkekeh karena recehanku. Aku gak sereceh itu, Dasar Aku.

"Thanks" Dia duduk didepanku. Kok rasanya aneh yah. Bukan rasa baksonya tapi hati ini. Aduh aneh banget deh nih hari pake deg degan. Kalau ujian baru degedegan.

"Tiap hari makan bakso, Yang lain kan ada" Aku diam, Rendra aja Aku pusing kalau ngoceh apa lagi Pria ini. Bodo amat lah aku mau makan apa itukan urusan mulut sama perut Ku.

"Diam meluluh, Lo emang gini yah sama orang" Aku mengeram mendongak melihat pria yang sedari tadi ngoceh ini.

HukkHukk

Kok aku ketelan bakso, Aduh gak enak banget. Pria itu panik dan menyodorkan ku minumannya. Aku senang dan kesal.

"Kenapa? Muka gue aneh?" Tanyanya yang merabah rabah permukaan wajahnya.

"Yah, lo jelek" Kenapa harus bohong Eiru. Sebenarnya dia itu prai impian lo kok jado kasar gini ngomongnya. Pengen digeplak nih otak Ku.

Dia diam. Aku mendengar hembusan nafasnya kasar. Pasti dia kesal, aku yakin. Aku mendongak dan meliriknya dia Natap Ku. Aku jadi lilin kalau gini jadinya.

"Bukan gitu maksud gue, Gue gak pernah lihat lo aja" Kok bohong lagi sih
Padahal setiap hari selalu dia yang ada dipikiran Ku. Bahkan di buku diaryku namanya yang mendominan.

"Lo cuek yah sama dunia, sampai sampai Orang terkenal aja lo gak tahu" Aku baru tahu kalau dia juga mempunyai tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi.

"Gue benar gak tahu"

Dia mengangguk, ia melanjut makannya dengan pelan. Aduh gantengnya kalau lagi makan gini. Jadi tambah suka, Arlean.

"Kenapa lihatin?" Aku kicep dan berusaha agar gak tegang tegang amat. Diaselalu aja ngagetin.

"Gak apa apa kok!" Aku mulai makan baksoku.

"Buru buru amat, Kayak lari maraton" Aku tersedak lagi. Kok jadi gini sih, Rendra, Asra, yuna tolongin aku. Aku tambah kekuarangan oksigen kalau begini.

"Lo aneh deh, Selalu aja tersedak. Kenapa sih?" Aku mengeleng. Aku kembali makan, aku gak butuh air aku cuma butuh oksigen. Aku gak bisa nafas sumpah.

Gak apa apa bilangin aku lebay, pasti kalian juga gak bisa ngapa ngapain kalau dekat sama doi. Tarik nafas Eiru jangan tensin. Huft

"Lo lucu banget sih" Arlean tertawa melihatku ketulungan. Aku mohon hilangkan aku dari hadapan Arlean sekarang.

"Aa.. Gue, Lucu?" Kenapa semakin tegang. Hingga aku gagap kayak Aziz.

"Cepat makan, Udah mau bell masuk nih" Ia beranjak dari duduknya. Makanannya udah habis dan pergi meninggalkanku. Kantin masih ramai ditengah hilangnya sosok Arlean. Aku  tuh kayak mimpi sejuta harap dan kemudian aku bangun dan harapan itu ingin kucapai.

Aku senang sekali, Arlean makan bareng sama aku dan pake ngasih minumannya ke aku. Itu bentuk perhatian yang sangat aku impikan.

Tring...

Ditengah lamunanku. Bunyi bel sudah berbunyi nyaring, suasana kantin masih riuh dengan teman teman yang akan olahraga.

Segera aku membayar makananku dan berlalu kekelas, Semoga dalam kelas aku tak merasa kesal lagi karena Rendra ataupun teman lainnya.

"Hey, Baru keluar kantin?" Tanyanya. Arlean terlihat tampan.

Aku mengangguk dan membuang muka. Bukannya aku sombong tapi aku malu. Benar benar malu.

"Besok kan hari minggu, Jogging bareng yuk. Sama Geisa juga" mau tapi gak mau sama geisa. Bukannya gak suka geisa, Tapi aku gak mau aja jadi obak nyamuk. Hati aku tuh luka kalau lihat kamu Arlean sama orang lain.

"Gue ada urusan" Aku mencoba membuat alasan untuk menolak Ajakan Arlean.

"By the way, Kita belum kenalan! Arlean" Aku mah tahu Arlean. Kamu aja yang gak tahu Aku ini siapa.

"Eirun Aleona" Ujarku.

"Gue ada kelas, duluan" Aku bergegas pergi meninggalkan Arlean.

Dikelas aku sangat gelisah, Aku mengigit jari. Aku seharusnya gak nolak tapi aku gak mau jadi patung. Perasaan ku ini loh.

"Eiru, Ada apa kamu?" Tanya Pak Pian. Aku mendongak. Jangan sampai aku disuruh ngerjain soal diatas. Bisa jadi abu aku nanti.

"Pusing pak!" gak apa apa deh bohong demi kepentingan sendiri.

"Minum obat dong" Teman sekelasku tertawa melihat wajah memerahku. Aku sebal.

"Obat mah ditelen pak" Tawa Rendra. Kok dia ngejek sih. Menyebalkan.

"Udah, udah. Eiru kalau pusing mending keuks." Kesempatan bolos pelajaran, Aku beranjak pura pura sakit kepala. Sebagian dari Akting.

Aku berjalan kekoridor menuju UKS. Aku melihat Arlean sangat keren di lapangan basket sumpah!

Aku segera masuk kedalam UKS setelah melihat tontonan gratis itu. Setelah aku masuk aku melihat Geisa juga baring disana. Sakit juga tuh orang.

Berbaring, dan mulai tidur diUKS sampai jam Sholat. Enakan gueKan.

***

A/N  pengen makan B*kso jadinya. Laper!!! Selamat hari libur buat yang menjalankan(Hehh)

[SS]Dear Cowok Berkaca Mata Bulat (COMPLITE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang