DCBMB
HappyReading🌈
Pagi yang cerah di arah timur terpampang bersinar. Pagi pagi ibu sudah menyiapkan makanan dan ayah sudah bersiap siap untuk bekerja.
Suasana di meja makan terlihat tak bersemangat, Biasanya ayah berbasa basi dengan perihal sekolahku. Namun, kali ini dia terlihat tak bersemangat.
"Bu, Nanti Eiru mau pergi sama teman teman. Ibu mau izinin gak?. Kalau enggak gak papa kok" Aku berucap dengan pelan. Takut menyinggung perasaan ayah yang sekarang sensitif.
"Izin dulu sama Ayahmu, Kalau dia izinin kamu pergi" Aku menatap ayah takut. Ayah masih diam seolah ia tak mendengar pembicaraan kami.
"Gak usah deh bu, Kalau ayah gak izinin" Ujarku tanpa meminta izin keayah. Seolah aku sudah tahu jika respon ayah akan mengecewakan.
Ayah meminum kopinya, lalu menatapku sekejap. " ayah izinin, Yang terpenting kamu gak ketemu sama cleo" Aku mengangguk kecil. Aku senang ayah mengizinkan aku pergi bersama Ketiga temanku.
"Aku janji yah, Gak bakal pulang sore" Senangku.
"Ditanyanya lain jawabnya lain" Aku tersenyum tipis merasa malu.
"Yaudah. Bu, yah. Eiru kesekolah dulu yah" Aku menyalim kedua tangan orangtuaku lalu berlari keluar rumah.
...
Didepan gerbang terlihat banyak sekali guru guru yang sedang mengawas muridnnya yang melanggar.
"Eiru, Sini kamu!" Aku dipanggil sama pak liuhan. Ada salah apa aku? Aneh.
"Ada apa pak?"
"Kordir teman temanmu dikelas" Kenapa harus aku yang mengkordir mereka. Aku kan bukan ketua kelas.
"Aku bukan ketua kelas pak?" Pak liuhan berdecak dan bergeleng geleng.
"Kevan gak bisa datang" Enak saja si Kevan. Kemaren malam senang senangan sama pacarnya di ulang tahunnya geisa. Dasar menyebalkan.
"Kan ada wakil pak!" Aku makin protes.
"Kata kevan, kamu itu yang harus jadi pembimbing. Lebih tegas" Tegas dari mana coba. Pak liuhan ada ada saja.
"Yaudah deh pak, Capek protes sama bapak" Aku berjalan masuk kedalan lingkungan sekolah menuju koridor kelas.
Saat aku memasuki kelas, Aku melihat teman temanku sudah seperti cacing kepanasan. Jika seperti ini sulit untuk diatur, Siapa yang akan mendengar ocehanku aku hanya orang yang tidak peduli disekitar mengapa harus mengatur ngatur mereka.
"Rendra, Lo bantuin gue buat kordir mereka!" Rendra yang asik bermain FreeFire bersama cewek lainnya. Bisa mampus kalau begini.
"Sibuk, yang lain aja" Aku sebal. Pengen kutendang rendra. Datang mah pas butuh pergi pas kita butuh. Teman sialan.
"Lin, Bantuin aku yah" Linda juga sama asiknya dengan Rendra bermain game.
"Sibuk, Sama yang lain aja"
"Teman teman, pak liuhan nyuruh kalian tenang. Tolong dong tenang" Teriakku. Mereka bingung baru kali ini aku berteriak sekeras itu.
Dipojok belakang berlari ke meja dan pada duduk diikuti lainnya yang duduk dengan baik. Rendra yang juga asik main seketika duduk manis. Malas!..
"Maaf teman teman, Aku teriak teriak. Tadi pak liuhan nyuruh aku buat kordir kalian" Ujarku yang kembali normal lagi. Aku duduk di bangkuku.
Aku lihat asra dan yuna masuk membawa sebuah kotak besar. Entah apa itu.
"Teman teman, ini tugas dari pak liuhan dan kerjakan sekarang. Soalnya guru ngadain rapat dengan osis tentang Classmeet tahun ini" Ujar Yuna.
"Nari gue mau!" Teriak Rendra. Seisi kelas tertawa dengan tingka Rendre yang memamg ada ada aja.
"Terus, Eiru yang nyanyi!" Ujar Kevan yang tak tahu dari mana. Dasar Kevan berengsek.
"Info buat kelas lambe, Eiru itu suaranya merdu banget guys. Tapi, masalahnya dia jomblo" Kan, Kevan memang berengsek.
"Berisik, mending lo duduk dan tutup mulut lo" Ujar Ku, Terkadang kalau aku marah aku suka pakai bahasa LoGue dan yah itu sih aneh aja. Kebiasaan bahasa baku.
"Biasa aja kali, nanti cepat tua baru tahu kriput lo" Aku diam. Kevan duduk dibangku paling belakang.
"Udah udah, Kerjain sekarang." Asra sebuah kertas cetak fotokopi di meja satu persatu.
"Eiru, Gimana nih caranya biar nentuin argumen yah?" Rendra menyodorkan kertasnya kearahku dan menunjukkan soal tabel di kertasnya.
"Kalau gak tahu mending nentui mosinya dulu" Rendra mengeram. Apa yang bisa ia tentukan. Nanya baru nyontek, ngilangi konsentrasi aja.
"Kamvret lo Eir, Nanya doang kenapa sih" Rendra berdecak kesal dan menarik kertas copynya.
Suasana kelas semakin riuh saat Falen bergosip ria bersama Rendra. Kurang konsentrasi banget aku sumpah.
Apalagi yang lain ikut nimbrung pembicaraan mereka berdua. Aku makin kesal dan bisa bisa ku dimarahi sama pak liuhan kalau begini caranya.
"Aduh, teman teman. Gak usah ngegibah bisa gak?" Gak ada yang ngerespon dan mereka terus terus bergosip membuatku kewalahan. Sedangakan, Kevan malah asik asikan chatingan bersama pacarnya. Seharusnya ia yang pimpin teman temannya.
"Hmmm" Mereka sudah bubar, tapi anehnya mereka ngelihat Aku kayak aku nyuri duit bank aja. Dipake ngedem lagi maksudnya Berdehem.
"Kenapa sih pada lihatin?" Ujarku ketus.
"Cantik kali" Kevan berujar tanpa melihat kearah kami. Kalau bisa aku lempar dia pake meja biar nyadar diri sebagai pemimpin harus bertanggung jawab.
"Eiru, Nanti sore jadikan kita jalan?" Asra datang menggandeng tanganku. Kenapa mereka terasa menjijikan begini.
"Lo tenang, Gue yang bayar semua makanan lo kok tapi pakai uang Rendra" pengen ketawa tapi gak jadi. Soalnya aku bingung mereka kenapa mendadak jadi begini. Aneh!
"Enak aja lo setan" Desit Rendra.
"Kasar banget sih sama perempuan" Omelku. Rendra kicut, yah kalau bukan nyokapnya yang selalu ngancam ngancam gak dikasih jajan kalau ucapannya kasar gittu pasti udah ngelambe setiap hari sama Ibu arisan.
"Udah pokoknya lo datang. Gue, Yuna dan Si kamvret Rendra juga bakal ikut. Yah cuma sekedar jalan dan makan" Masih betah mereka merhatiin gue begini. Kenapa sih? Aneh.
"Kenapa sih kalian ngelihatin Gue?" Sebalku. Aku melepas gandengan lalu berlalu kemeja.
"Lo cantik" Ujarnya bersamaan.
A/N: Ini bagian gak ada menarik menariknya. Gak jelas banget😫😫😫
KAMU SEDANG MEMBACA
[SS]Dear Cowok Berkaca Mata Bulat (COMPLITE)
Short StoryFOLLOW SEBELUM MEMBACA JANGAN JADI SIDER Gadis yang bernama Eirun ini begitu kagum pada Pria "Berkaca mata bulat" Arlean. Entah mengapa itu? Yang pastinya semua pikirannya tertumpahkan dibuku dearynya untuk menulis keseharian dirinya saat melihat Ar...