24. DCBMB

298 37 0
                                    

HappyReading
.
.
.

"Yah, Eiru boleh pacaran?" Tanyaku mengulang pertanyaanku pada ayah.

"Gak tahu" Kok gak tahu sih, AkuKan pengen dengar alasan ayah ngelarang atau mengiyakan.

"Berarti boleh dong?" Ibu tertawa melihat reaksiku yang kembali bertanya.

"Kamu lagi suka sama seseorang yah Eiru?" Tanya ibu, Senyum ibu menandakan kalau Dia menggoda.

"Gak kok Bu" Rasanya malu kalau mengaku. Lagian aku hanya bertanya saja.

"Bohong" Cleo menyelah, Dasar Nyebelin."cleo tahu apa?" Tanyaku sewot.

"Buktinya itu, ada diary kamu" Aku membulatkan mata kaget. Maksudnya apa? Apa Cleo juga tahu.

"Deary?" Ibu bingung dengan adanya nama deary tersebut. Ayah melihatku sedikit menyelidik.

"Kamu suka seseorang Eiru?" Tanya ayah. Aku benar benar menyesal telah bertanya seperti ini.

"Iya" Aku menjawab pasrah saja.

"Ajak dong kerumah" ayah kembali makan. Aku kira ayah akan marah.

"Udah, Gak usah dibahas" Aku melanjutkan makanku. Aku merasa gak selerah makan saja.

Dikamar, Aku berbaring menatap langit langit kamarku.

Drittt drittt

Bunyi getaran ponselku membuatku teralihkan padanya. Aku membuka aplikasi chat terlihat sebuha pesan tanpa nama tersebut mengirim pesan. Aku membuka pesan tersebut dan membacanya.

-08.........

Hey, SAve nomorku yah. Lean

Aku bingung, Siapa Lean. Aku pun memutuskan bertanya pada Orang yang bernama Lean.

-Siapa?-

Send

Pesannya tidak lama kemudian terkirim

08.....

-Arlean, Save yah. Plis-

Aku tertegung. Arlean dapat nomorku darimana. Aku pun bertanya lagi.

-Dapat nomor gue dari mana?- send

08....

-dari teman kamu, Rendra-

Rendra? Tadi aja dia mukulin Arlean sampai babak belur dan sekarang dia ngasih nomor gue keArlean. Aneh banget.

08...
-Kok gak dibalas, Sv yh plis🙏-

Entah setan apa yang merasukiku aku Save nomor Arlean dan tidak membalas pagi pesannya. Terasa jantung ini berdetak tak karuan, rasanya sesak banget. Gak tahu kenapa?

Sudah larut malam aku memilih tidur, tak terasa pagi sudah datang dengan mentari yang menyinari sela sela kamar kecilku. Aku bangkit dan mandi setelah itu aku memakai pakaian seragamku.

"Selamat pagi Ayah, Ibu dan Cleo" Sapaku mulai ceria lagi. Aku senang sekali Cleo membalas sapaanku dengan tulus meski ia selalu menyebalkan.

"Pagi"

"By the way, Cleo tadi malam kenapa nyebelin. Cleo suka juga sama cewek?" Orang orang dimeja makan menatapku aneh. Aku tidak peduli yang hanya sekarang jawab pertanyaaku. Pemaksa.

"Nggak" Ujarnya santai terlihat dari mukannya yang terasa lesuh. Pasti dia bohong.

"Dia sudah Ayah jodohkan sama seseorang" Tiba tiba Ayah menyelah, aku melihat Cleo nampak biasa saja nakun sedikit tidak bersemangat setelah aku membahas masalah Cewek.

"Aku gak mau di jodohin yah" Aku merengeng mengingat Cleo dijodohkan akupun pasti akan dijodohkan.

"Iya, Ayah akan jodohin kamu" Tapi itu namanya gak adil, meski Cleo bersalah terhadap keluarga di masalalu ayah tetap gak boleh atur atur Cleo. Kasihan.

"Tapi, yah. Kasihan Cleo. Baru datang kerumah langsung dijodohin." Terlihat ibu tertawa pelan dan ayah tersenyum.

"Cleo yang minta, dari pada jadi perawan tua" Ujar Ayah diselah tawanya.

"Perjaka tua yah" Kritik Cleo yang kesal di katai Perawan.

"Aku kesekolah ya, Bye" Aku mencium tangan ayah bunda dan Cleo lalu berangkat bersama sepedaku.

Ditengah jalan kau mengayung sepedaku dengan bersemangat karena ternyata ayah tidak mengekangku.

Sesampainya di sekolah, Aku segerra masuk kedalam kelas terlihat di sana sudah ada Asra dan yuna yang tengah mengobrol.

"Pagi" Sapaku dengan senyuman, mereka menatapku datar dan tak membalas ucapanku.

"Kalian kenapa?" Tanyaku, mereka sangat aneh dan membingungkan.

"Gak apa apa" Ujar Asra datar. Aku semakin bingung saja.

"Gue ada salah?" Tanyaku lagi untuk menyakinkan.

"Gue bilang gak papa yah gak papa" Bentakknya padaku. Aku sungguh terkejut dengan tindakan Asra yang langsung membentak. Apa salahku, Jika ada apa salahnya berbicata baik baik.

"Oke" Aku pasrah dan memilih untuj duduk, dulu mereka menjahiliku dan sekarang kereka mendiamiku entah penyebabnya apa.

Kulihat Rendra masuk kedalam kelas ditemani oleh Fitri, Fitri teman sekelas yang terlihat sangat senang dengan Rendra. Aku tersenyum melihat kedekatan mereka.

"Hey, Nomorku kemaren dah kamu simpan?" Lamunanku buyar karena Arlean, nih juga mahkluk yang bikin aku bingung setengah mati. Disekelilingki  semuanya aneh.

"Aku tahu kamu gak nyaman karena ada aku?" Aku tidak menjawab, aku melirik bangku Yuna dan Asra mereka menatapku dengan tatapan tidak suka.  Mengapa mereka aneh seperti ini? Ada apa?

"Kasih aku kesempatan yah!" Mohonnya. Aku menatapnya sedikit malas, biasanya aku sangat suka Arlean mengapa ia terasa membosankan.

"Aku kekelas dulu yah" Arlean beranjak dari duduknya dan keluar kelas.

Aku memijat pelipisku yang sedikit sakit, Setiap aku melirik Rendra selalu membuang muka apa mereka marah padaku. Tapi dibagian mana?

Aku bingung dan memilih untuk tidur sebelum jam pelajaran pertama..

***

[SS]Dear Cowok Berkaca Mata Bulat (COMPLITE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang