⛺berkemah 0.4

1.3K 312 80
                                    

(Ini juga panjang. Semoga kalian enggak jenuh.)

Semuanya udah pada segar, udah mandi ala-ala setelah tadi menikmati sunrise seadanya. Sarapan juga udah beres, karena Irene bangun paling awal tadi.

Sekarang mereka rencananya mau jejak petualang. Mau ke sungai yang jaraknya lumayan jauh gitu daripada tempat mereka dari kemah. Rencananya mau mandi bareng di sana. Terus ambil foto berbau-bau alam gitu.

Akhirnya mereka berangkat. Ngebentuk kelompok masing-masing, Sehun gabung ke anak cowok olimpiade sedangkan Irene bingung mau nempel di mana.

Irene akhirnya cuma jalan di belakang. Celingukan sana-sini, sok asik sendiri. Apalagi semenjak kasus dia dilabrak kemarin orang-orang udah mulai jaga jarak sama dia. Ya, gak tau kenapa juga. Irene juga bingung. Padahal dia gak salah apa-apa.

Sehun yang sadar kalau Irene gak ada di rombongan sontak noleh ke belakang. Dia ngeliat Irene yang baru aja jatuh karena nginjak tali sepatu dia sendiri. Ajaib banget memang cewek yang satu itu.

Pas Irene bangkit berdiri, Sehun udah di depan dia. Dengan ekspresi datar kaya biasa serta sikap kalemnya. Bikin hati Irene ser-ser gichu.

"Kok, kamu di sini, Dek?" tanya Irene seraya membersihkan lututnya yang kotor. Beruntung, kakinya gak sampe luka. Tapi Irene tetap jalan agak terseok gitu.

"Jadi Kakak mau sendirian?" tanya Sehun balik. Irene kedip-kedip bingung menggemaskan. Bikin Sehun menggeleng heran.

"Kenapa Kakak jalan sendirian? Kok gak gabung?" tambah Sehun lagi.

Irene kemudian ber-oh-ria. "Oohh, lagi pengen sendiri. Tapi kalo ngeliat kamu gini, jadi pengen berdua. Gimana dong?"

Masih sempat-sempatnya ngegombal. Sehun cuma bisa iya-iya aja. Terus dia jalan di sebelah Irene.

"Kamu serius mau bareng aku?" Irene memastikan. Gak nyangka aja Sehun tiba-tiba sepeduli itu sama dia.

"Hm, kasihan liat Kakak jalan sendirian," jawab Sehun bikin Irene gemas.

"Bilang aja kamu juga gak punya teman. Hu...," ejek Irene yang dibalas dengan lirikan malas dari Sehun.

"Tapi aku senang, sih. Kapan lagi bisa jalan berdua sama kamu, apalagi di hutan, hehe..." tutur Irene pelan sambil nyenggol Sehun pelan.

"Kakinya gak apa-apa?" Sehun bertanya pelan banget. Suaranya kalah sama suara daun yang ditiup angin.

"Kamu ngomong sesuatu?" Irene menoleh sambil mendongak karena Sehun jelas jauh lebih tinggi dari dia.

Sehun menghela pelan. Kenapa bertanya saja dia tiba-tiba jadi segugup ini. "Kaki Kakak gak apa-apa?" tanya Sehun sekali dan tentu saja berhasil membuat Irene ngeblushing.

"Oh, eh, ah, iya, gak apa-apa, hehehe..."

Irene cengar-cengir kaya orang bego. Terus kepalanya tiba-tiba nunduk. Selama ini dia gak segrogi ini di dekat Sehun. Tapi kenapa sekarang jadi deg-degan banget. Ya ampun. Irene jadi gak kuat. Pengen kabur.

Pas Irene lagi jalan, tiba-tiba Sehun narik pinggang dia dengan cepat. Irene kaget luar biasa. Kaya jantungnya baru aja copot.

"Kak, jalan yang benar dong!" omel Sehun sama Irene yang masih belum ngerti.

Dia kedip-kedip mata bingung lagi baru pas ngeliat ke depan rupanya ada lubang dan dia gak lihat. Padahal dia nunduk, masa bisa gak sadar? Gara-gara Sehun sih ini.

"Ma——maaf," cicit Irene pelan. Jarak dia sama Sehun benar-benar bikin Irene gak bisa berpikir dengan jernih. Deg-degan banget ini woy!

Sehun cuma diam, terus ngelepas tangannya dari pinggang Irene. Sehun juga ikutan canggung, kupingnya jadi merah.

She is BubblyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang