Udah pulang aja mereka. Sekarang udah pada duduk masing-masing di kursi penumpang. Syukurlah, Irene itu kadang ingatannya jangka pendek jadi dia gak ingat-ingat terus kejadian tadi malam.
Buktinya dia udah nempel lagi ke Sehun yang justru masih gak enakan sama sikap dia semalam.
"Untung demam kamu gak betah lama-lama, ya, Dek," kata Irene pas tadi curi-curi kesempatan untuk megang dahi Sehun.
Sehun cuma angguk-angguk. Dia agak gak fokus. Soalnya lagi mikirin sesuatu yang cukup penting. Tapi ekspresinya kalem aja. Namanya juga Oh Sehun.
"Dek, selfie yuk. Mau aku jadiin penyemangat belajar nih!" kata Irene sambil ngeluarin hape. "Harus mau yaaa..." rengek Irene bikin Sehun auto ngelirik dia heran.
Tanpa persetujuan dari Sehun, Irene langsung angkat hape ke depan. Maksa Sehun buat senyum, dan endingnya berhasil.
Sehun senyum, bikin Irene senang bukan kepalang. Wajahnya berseri-seri ngelihat hasil jepretan kamera.
"Duh, minggu depan aku udah USBN aja. Doain lancar ya, Dek," ucap Irene sambil senyum sumringah ke Sehun.
Sehun tiba-tiba terpikir sesuatu. Jadi Irene udah mau tamat, ya? Gak kerasa, ya.
"Aku udah mau tamat, tapi adek-kakak zone kita gak kelar-kelar," sindir Irene tiba-tiba sambil terkekeh pelan. Dia masukin hapenya ke saku terus diam-diam ngelirik Sehun.
Sehun bungkam. Gak ngerespons apa-apa. Dia bahkan ngalihkan pandangan ke luar. Pura-pura nikmatin pemandangan yang mereka lewatin.
"Mulai besok, aku jadi jarang ketemu kamu, deh," tambah Irene lagi. Kali ini dengan ekspresi cemberut gichu.
Sehun mendadak noleh, tolehan Sehun bikin Irene ngelanjut kalimatnya. Ngerasa dia boleh terus ngomong.
"Anak kelas 12 kan harus fokus belajar. Kecuali kamu mau Kakak ajak ketemuan, hehe..."
Sehun tadinya diam-diam aja sebelum akhirnya angkat suara. "Saya enggak apa-apa kalau digangguin sama Kakak. Kalau Kakak kesepian boleh ajak Saya."
Irene auto kaget. Rahangnya kaya mau jatoh. Ini Sehun kesurupan apa gimana? Kok jadi baik kaya gini?
"Dek, kamu kok? Jangan-jangan kamu yang kesepian?" tuding Irene dengan ekspresi curiga.
"Saya bercanda, Kak. Saya juga sibuk, kok," ketus Sehun selanjutnya. Tuh, kan. Padahal Irene udah berharap tinggi. Dasar emang si Sehun. Minta digetok kepalanya pake panci.
"Hahaha... Iya, ya."
Habis Irene ngomong gitu. Suasana jadi hening. Mereka berdua sama-sama diam. Apalagi para penghuni bus pada tidur.
"Kak Irene."
Irene sontak noleh setelah sekian lama kaya patung. Dia pasang senyum tipis. "Hm?"
"Saya serius." Sehun kaya canggung gitu. Bikin Irene jadi bingung.
"Maksud kamu?"
"Saya serius mau ngenal Kakak lebih jauh."
"HAH?!"
Irene refleks teriak. Untung aja temen mereka yang lain gak pada protes.
"Boleh, enggak?"
Irene jadi dugun-dugun. Mimpi apa dia semalam Sehun jadi berubah gini. Astaga. Demi apa, demi apa, demi apa?
"Bo——boleh. Tapi, k——kok?"
"Kakak lagi ngetuk hati saya, jadi saya lagi coba cari kunci untuk ngebuka. Jadi, apa yang salah?" Sehun kalem banget. Beda sama Irene yang kaya habis disetrum sekian volt.
Irene kehabisan kata-kata. Mau ngomong apa coba kalo udah baper gini. HASEMELEH....
"Saya mau tidur, Kak. Boleh pinjam bahunya?"
ASTAGA DRAGON. IRENE PENGEN PINDAH KURSI. BISA-BISA MATI SESAK DI DEKAT SEHUN!
🍑🍑🍑
Ini aku juga ngeblushing. :(
Btw, menurut kalian gimana kalo aku buat akun Instagram Sehun-Irene khusus cerita ini?
Biar makin gemas gichuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Bubbly
Fanfiction[REPUBLISH; COMPLETED] Punya kakak kelas seperti Irene membuat Sehun sakit kepala dan elus dada. Tapi, sehari saja tidak melihat Irene, hati Sehun bertanya gadis itu ke mana. Jadi, apa sih makna sosok Bae Irene bagi seorang Oh Sehun? ⚠bahasa camp...