seven

11.7K 613 49
                                    

"Apa ini?" Lewis menyentuh leherku dengan kasar.

"Memangnya ada apa?" aku buru-buru menutupinya dengan meninggikan kerahku. Lewis menatapku curiga.

"Hanya serangga, kenapa panik?" benar juga.

Kenapa panik? Aku bahkan tahu kalau itu mimpi. Tidak akan berbekas. Tapi rasanya masih sangat sulit untuk dilupakan. Aku menyentuh leherku pelan. Benar, rasanya masih ada. Entah apa yang membuatku mimpi begitu semalam.

"Sudah hilang?" Lewis hanya mengangguk.

"Jane, selesai kuliah nanti, bisa pergi denganku?"

"Maaf Lewis, tapi aku sudah janji dengan Debora untuk menemaninya ke perpustakaan kota hari ini",

"Ayolah! Tidak akan lama. Ku jemput jam 7 malam, oke?"

Dan ketika akhirnya aku menyetujuinya, Lewis benar-benar menjemputku di rumah. Dan tentu saja harus mengatasi Debora yang kecewa dengan mengiming-imingi sesuatu yang akan kubeli nanti sebagai gantinya. Aku bahkan tidak tahu kemana Lewis akan mengajakku, tetapi aku tetap harus tampil cantik malam ini.

Entah aku lupa menaruhnya atau apa, tapi semua pakaian terbuka yang biasa kupakai untuk kencan menghilang. Semua. Terutama pakaian yang terbuka di bagian dada. Debby mengambilnya? Tidak mungkin. Selera fashion nya sangat berbeda denganku. Bagaimana bisa ada orang merampok dan hanya mengambil pakaian?

Sudahlah, itu urusan nanti karena aku hampir terlambat. Dan benar, handphone ku berdering bersamaan dengan suara klakson mobil di bawah. Aku hanya memakai t-shirt yang kulapisi jaket dan jeans, setelah itu baru turun kebawah.

"Apa yang kau kenakan itu, Jane?" Lewis memberi tatapan aneh dari ujung kepala hingga kaki.

"Dimana pakaian yang ku berikan saat itu? Apa terlalu terbuka? Tidak nyaman?"

"Bukan begitu. Aku meninggalkannya di rumah orang tuaku, Lewis. Maaf, tapi kita mau kemana?"

"Bertemu teman-temanku, Jane! Padahal aku sudah membelikan pakaian yang pas dengan tubuh indahmu, tapi kau malah menutupinya", Lewis menarik tanganku kasar masuk ke mobilnya.

Aku benar-benar tersinggung saat itu. Dia akan memamerkanku pada teman-temannya? Aku.. Semacam jadi malas pergi. Aku bahkan tidak tau akan kemana dia membawaku.

Kami hanya saling diam dalam perjalanan, sampai akhirnya aku tahu kemana ia membawaku. Ke klub. Klub malam. Dengan pakaian seperti ini?

"Lewis, kenapa membawaku kesini?"

"Sst, kita bertemu teman-teman, sayang.."

Lewis merangkul dan membawaku masuk. Aku langsung mencium bau alkohol dan musik yang keras menyakiti telingaku. Banyak gadis seksi yang memamerkan tubuhnya dengan menari di depan pasangannya.

Aku muak. Ini bukan aku. Aku bukan gadis yang suka pergi ke klub dan mabuk-mabukan. Aku tidak menyangka bahwa Lewis yang membawaku kesini.

Kami masuk dalam sebuah ruangan yang benar-benar membuatku pusing. Cahayanya kurang dan bau alkohol langsung menyengat hidungku. Disana. Teman-teman Lewis. Beberapa anak mungkin kukenal di kampus, tapi sebagian lainnya tidak. Mereka terlihat berantakan.

Aku memeluk lengan Lewis erat tapi ia mencium kepalaku dan bilang tidak apa-apa. Aku tidak melepaskan lengan Lewis sampai seseorang menarikku kasar.

"Hey, Jennifer! Duduklah bersama ku, Lewis akan mengambil minuman untukmu!"

Aku tahu dia. Dia adalah teman Lewis dikampus yang pernah menggodaku, dan aku terpaksa duduk karna Lewis menyuruhku. Tahan Jane, setelah ini pasti Lewis akan membawamu pergi.

Dear, JenniferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang