fourteen

7.2K 461 122
                                        

Ah, aku berhasil kan? Lihat dirinya. Cantik. Terlebih aku sudah menandainya. Kenapa aku tidak melakukannya dari dulu? Aku merasa seperti serigala yang sedang menandai betina-nya.

Sekarang aku tidak perlu kawatir lagi. Tidak ada yang bisa mengambil Jennifer ku. Bahagianya. Kita sudah dirumah. Aku bisa melindungi wanita ku dari orang-orang jahat diluar sana.

Dan dia juga terikat. Hanya milikku saja. Dia tidak akan bisa kemana-mana. Dan aku juga tidak akan membiarkan milikku kemana-mana. Sudah ya sayang, kau cukup diam disana dan aku akan mencintaimu sampai mati.

"Sakit sekali, Erick. Kumohon, maafkan aku"

Aku cukup sedih melihatnya menangis dan merintih seperti itu. Sakit, hm? Sudah berapa kali dia mengucapkan kata itu. Andai kau tahu seperti apa rasa sakit karena mencintaimu, Jane. kau pasti berpikir bahwa keadaanmu sekarang bukan apa-apa.

Benar juga. Aku ingin Jane-ku juga merasakan apa yang kurasakan. Aku menghampirinya dan mulai menekan dadanya. Dia semakin menangis dan berusaha untuk melawan.

Hei sayang, jangan seperti itu. Aku kawatir Jane akan lebih kesakitan jika dia melawan dan menangis. Cukup diam dan kau akan merasakan juga apa yang selama ini aku rasakan.

Aku menekan dadanya dan Jane-ku mulai terbatuk. Dia masih bisa bernafas, jadi aku menekannya lebih keras. Tenang saja sayang, tidak akan terlalu sakit jika kau diam dan menikmati apa yang aku lakukan.

"Jane, bagaimana rasanya? Ini yang kurasakan ketika aku sangat mencintamu dan kau malah bahagia bersama orang lain dan bukan aku. Ini yang kurasakan ketika aku hanya bisa melihatmu dari layar monitor dan tidak bisa menyentuhmu!" aku berteriak di depan wajahnya.

Lihat wajah cantiknya yang tampak kesakitan itu. Dia kaget saat mendengar aku mengucapkannya. Melihatnya berusaha keras untuk bernafas membuatku senang.

Aku melepaskan dadanya dan dia bernafas dengan kesulitan. Aku harap Jane-ku mengerti aku melakukan ini semua agar iblis di tubuhnya pergi. Iblis yang membuat Jane menyangkal bahwa aku orang asing dan bukan kekasihnya.

Aku memeluknya dan menciumi wajahnya yang basah. Aku menciuminya dari atas hingga bawah. Aku menciuminya dan sayangku tidak bergerak, jadi aku menyentuhnya juga.

Kenapa kau tidak mendesah seperti malam itu, Jane? bukankah seperti ini yang kulakukan padamu saat kau tertidur malam itu? Hei, jangan menggodaku dengan bermain-main dengan perasaanku.

Aku sangat bahagia, Jane. Argh, tidakkah kau mengerti? Aku masih mengira ini mimpi bahwa aku bisa menyentuhmu, memandang seluruh detail dari tubuhmu semauku.

Bagaimana aku bisa berhenti? Aku rela terjaga semalaman untuk memandang layar monitor yang menampilkan dirimu, apalagi saat ini kau sudah disini, di hadapanku! Hebat sekali. Tentu saja memandangmu di layar monitor tidak sebanding dengan melihatmu secara langsung.

"Aku bisa melakukan apa saja, tolong lepaskan aku", Jane-ku merintih lagi.

Sejujurnya, aku tidak suka dia berkata seperti itu, mengingat bahwa Jane diam saja sudah bisa membuat diriku gila. Oh, tapi belum cukup gila. Aku masih tidak berani menembakkan pistol ke mulut Jane dan mulutku sendiri agar kita mati saja bersama.

Jari-jari kecilnya bergerak-gerak dari tadi dan aku melepaskan tangan dan kakinya yang terikat. Sayangku, tali-tali itu membuat lecet pergelangannya. Tapi dia tampak sangat cantik saat terikat, jadi aku harus menikmatinya dulu.

Jane langsung memeriksa perutnya dan memegangnya sambil menangis. Bagaimana? Kau senang dengan karyaku, Jane? ya, itu hadiah atas kepulanganmu. Aku bisa membuatnya lebih banyak jika kau menyukainya.

Aku lalu berbaring bersamanya dan memeluknya. Nyaman sekali. Aku menangis. Jane-ku juga menangis. Sempurna. Semuanya bekerja sesuai rencanaku. Kami bahagia seperti ini.

Aku membelai kepalanya lembut untuk menenangkannya. Aku memeluknya erat. Jane-ku melemah. Sudah, tidak apa-apa. Aku disini sayang.

Jane, I want to be with you forever. I want to be next to you when you wake up in the morning.

•••••

Makasih banyak buat kalian yang udah nunggu up!

Udah terobati kangennya belum? Love ya!

Dear, JenniferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang