07. Tumbuh

179 28 7
                                    

"Rasa itu tumbuh karena hadirnya dan perhatiannya"-Audyna

***
Sambil mendengarkan lagu Cinta dan Rahasia yang dia nyanyikannya bersama Leon. Audy mendudukan tubuhnya ke meja belajarnya mengerjakan tugas ekonomi yang diberikan pak Mahmud guru terkiler.

Tapi bayangan Leon melintas di benaknya sikap konyolnya, perhatiannya, dan pernyataan bahwa Leon menyukainnya.  Audy trauma akan rasa suka dan sayang yang dilontarkan oleh seseorang lelaki, Audy pernah merasakan hal pahit tentang rasa itu.

"Audy!" panggil seseorang lelaki di belakangnya.

"Iya, ada apa Ni?" jawab Audy sambil menoleh ke belakangnya.

"Selamat ulang tahun yah," ucap selamat dari nama yang dipanggil "Ni" itu. Audy tersenyum hangat dan itu senguman yang paling disukai oleh laki-laki itu.

"Thanks gah," jawab Audy membuat "Ni" itu tersenyum hangat. "Yakin gak mau kasih kadoo," ucap Audy sambil memicingkan matanga.

"Yakin mau nerima kadonya?" tanya "Ni" membuat Audy mengangguk. "Gue suka sama lo, lo mau gak jadi pacar gue?" utaraan perasaan "Ni" membuat Audy melotot kaget.

"Emmm-"

"Mau?"  Audy mengangguk. "Terimakasih gue sayang sama lo, gue janji gak akan ninggalin lo."

Beberapa bulan bersama menjalani hubungan dengan "Ni"  dan saat akan genap satu tahun, di mana Audy benar-benar sayang dan takut kehilangan. Di hari itu, di hari di mana hubungan mereka genap satu tahun "Ni"  meninggalkannya tanpa alasan.

Rasa sakit, kecewa dan sedih bercampur aduk hari itu. Di mana Audy menangis di bawah deras air hujan dan mobil taksi yang melaju kencang seolah-olah memang dia ingin pergi meninggalkannya.

Audy menyeka air matanya saat ada yang mengetuk pintu kamarnya. "Iya, masuk aja," ucapnya.

"Dy, Leon dateng tuh samperin gih," ucap Erin.

"Iya mah, nanti Audy samperin sambil bawa golok. Siapa coba nyuruh dia bertamu di malam hari," jawab Audy membuat Erin terkekeh sambil geleng-geleng kepala.

Audy turun dengan ekspresi malas membuat Arvin yang berpapasan dengan Audy menggodanya.

"Muka lo pake senyuman dikit dong, masa mau ketemu  doi mukanya datar gitu," goda Arvin membuat Audy mendelik sebal.

"Doi matamui!" mendengar jawaban Audy, Arvin tertawa kertas sampai Leon yang di bawah mengalihkan pandangannya ke arah lantia atas.

Audy turun dan duduk berhadapan dengan Leon.

"Ada apa?" tanya Audy seperti biasanya, cuek.

"Kangen," jawab Leon sambil menyungingkan senyum di bibir tipisnya.

"Modus."

"Eh, beneran kangen tau. Gue mau video call gak ada kuota," jawab Leon jujur membuat Audy melonggo tidak percaya. Audy benar-benar ingin menampar wajah tampan di hadapannya ini.

"Kenapa lo gak beli aja sih, Le," jawab Audy sambil menyenderkan punggungnya ke kursi agar dia mampu menahan emosi nya.

"Tadinya gue mau beli, Dy, tapi abang konternya minta nomor gue, emang gue cowok apaan," balas Leon yang membuat Audy melemparkan bantal kursi ke arah wajah tampan milik Leon, membuat sang empu mengaduh kesakitan.

"Gak lucu Leon!" Pekik Audy membuat Erin, dan Arvin berlari ke arah ruang tamu dengan paniknya.

"Ada apa, Dy?"

"Gempa di mana?"

"Mama ayok kita keluar."

"Gak ada tante, hehe. Tante pinjem Audy bentar yah," ucap Leon sambil tersenyum kikuk.

"Enggak emang gue barang. di pinjem," sahut Audy saat Erin mengangguk mengiyakan.

"Udah bawa ajalah berisik," ucap Arvin.

***
Sekarang Audy dan Leon sedang berjalan menuju tempat nasi goreng yang dulu tempat mereka bertemu.

"Cape tau jalan kaki," cibir Audy memecahkan keheningan diantara mereka berdua. Leon menoleh sambil tersenyum hangat sampai menghangatkan bang ojol yang lewat.

"Mau gue gendong?" tawar Leon membuat Audy menoleh ke arah Leon dengan tersenyum.

"Boleh. Biar lo keberatan, hehe," ucap Audy sambil tertawa. Leon jongkok di hadapan Audy sambil menunjuk punggungnya. Audy naik ke atas punggung Leon, Leon mulai berjalan dan berputar membuat Audy berteriak ingin diturunkan.

Setelah sampai di warung nasi goreng Audy dan Leon duduk berhadapan. Beberapa pelanggan yang memang ada di waktu itu, kini mereka bertemu lagi dengan dua insan yang sedang jatuh cinta.

"Mas, udah baikan sama pacarnya?"

"Udah dong," Jawab Leon.

"Mbak, itu pacarnya?" tanya salah satu pelanggan yang berada di meja sebelah Audy.

"Bukan, mbak, itu musuh saya," jawab Audy. "Tapi kalau sampe jadian hayati ikhlas." batin Audy.

***

Yes!

See you!

Jadi, ceritanya direvisi. Alurnya dan Juga nama tokohnya tentunya.

NOTHING IS PERFECT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang