25. Tak peduli

72 11 0
                                    

Di sinilah Leon sekarang di base came dengan kedua temannya. Beberapa minuman soda, snack dan rokok. Rokok sudah menguasai Leon sejak kelas 10 SMA baru-baru. Keluarga tidak ada yang mengetahuinya. Leon akan merokok jika sedang pening banyak masalah, seperti sekarang.

Leon duduk dengan kaki diselonjorkan sebelah dan di lipat sebelah mengapit rokok pada kedua bibirnya, menghidupkannya dan mengepulkan asapnya ke udara.

Sean sedang duduk dengan minuman soda dan ponselnya, menonton tiktok. Delon hanya duduk memperhatikan keduanya. Keadaan hening. Mereka masih memberi ruang kepada Leon untuk meminta menceritakan semuanya.

"Gimana?" tanya singkat Delon.

"Gak dimaafin! Dan, gue gak peduli, capek gue ngurus yang namanya cewek," jelas Leon sambil menghembuskan asap rokoknya kembali.

"Kalau mau bertahan yang bener jangan bikin dia sakit hati," saran Delon membuat Leon mengangguk mengiyakan.

"Fokus amat lo, yan. Liat apa?" tanya Leon dengan mematikan rokoknya. Leon rasa bersedih karena wanita bukan dirinya sekali, maka ia akan biasa saja.

"Liat tiktok cewek nih, lumayan juga," jawab Sean yang akhirnya mendapatkan lemparan bantal sofa. "Njir! Sakit." ringisnya sambil mengusap bagian kepalanya.

"Hahaha," tawa Leon dan Delon pecah. Huh, ternyata temannya mampu membuatnya tertawa.

Cring

Sayang🖤

[Langsung pulang Le]

Me:

[Apa peduli kamu?]

Sayang🖤

[Apasih Le!]

Dengan sigap Leon langsung menelepon Audy, dan memasang ..... agar tidak mengganggu kedua temannya yang sudah terlelap. Iya, mereka menginap di sini, di rumah kedua mereka.

"Hallo" ucap Leon memulai.

"Iya, kamu langsung pulang Le."

"Kenapa peduli banget?" tanya Leon bodoh. Pasti Audy peduli dia pacarnya. "Kenapa diem? Pedulinya bohongan? Peduli kamu cuma buat si Bayu?" lanjut Leon yang mencoba tenang.

"Apasih Le!"

"Kamu yang apa-apaan?!" 

"Aku cemburu liat kamu sama Alesa! Aku cuma takut kamu pergi! Salah aku cemburu sama kamu?!"

"Eng--" Belum Leon menyelesaikan kalimatnya Audy sudah mematikan telepon secara sepihak membuat Leon mengacak rambutnya frustasi.

***

Audy kini tengah duduk di kursinya dengan sesekali melirik ke arah luar memastikan apakah akan ada laki-laki yang sekarang menjadi pacarnya datang untuk menjemputnya istirahat bersama dan meminta maaf? Tapi, rasanya tidak mungkin karena bel masuk sudah berbunyi.

"Lo gak istirahat?" tanya Ocha yang baru saja masuk dari kantin. Audy mendongkak dan menggeleng. "Huft ... Lo kok jadi gini sih?" tanya heran Ocha membuat Audy mengedikan bahunya.

"Nero mana?" tanya Audy saat melihat kursi di belakangnya kosong, hanya ada Ganes seorang diri yang sedang tertidur.

"Eh, gak tau gue," ucap Ocha membuat Audy bangkit dan berlalu keluar kelas. "Kemana lo?" tanya Ocha membuat Audy hanya menoleh dan berlalu pergi melanjutkan langkahnya yang terganggu.

Saat Audy akan turun menuju kantin yang di bawah, tak sengaja sorot mata Audy menatap dua sejoli yang sedang berdiri di anak tangga. Ia mengenali laki-laki itu, dia pacarnya!

"Ehem," dehem Audy karena jalannya terhalang oleh dua sejoli itu. Leon menoleh diikuti oleh Alesa. "Permisi dong, gue mau lewat," ucapnya santai seolah tidak ada apa-apa, padahal hatinya hancur, Leon tidak menjemputnya tapi malah berdua dengan Alesa. Cih, menjijikan.

"Kak aku sama kak Le--" ucapan Alesa terpotong karena Audy langsung memotongnya.

"Gak. Usah. Sok. Polos!" sinis Audy yang langsung berlalu.

"Hahaha, mampus lo! Gue bisa taklukin hati Leon!." batin Alesa dengan smirk nya.

"Kak gak ngejar kak Au--" Lagi-lagi ucapan Alesa terpotong karena Leon langsung memotongnya.

"DIEM! GAK LO SURUH GUE JUGA MAU NGEJAR!" bentak Leon yang langsung berlari mengejar Audy. Sedangkan Alesa membulatkan matanya kaget, tidak percaya bakal mendapatkan bentakan.

"Bego!" cercanya yang langsung berlalu masuk ke dalam kelasnya.

***

"Dy, maafin aku," lirih Leon yang sudah duduk di sebelah Audy yang sedang menyeruput teh manis nya. "Dy, aku gak ngapa-ngapain sama dia!" jelasnya lagi membuat Audy hanya menikmati teh manis nya.

"Iya iya," jawab Audy tidak peduli. Leon menghembuskan napasnya menyerah.

"Dy, I love you and will still love you," lirih Leon membuat Audy menyodorkan satu sendok batagor ke arah Leon membuat Leon mendongkak tersenyum, namun belum Leon memakannya sudah Audy masukkan ke dalam mulutnya.

"LEON DAN ITU SIAPA CEWEK, CEPAT KE LAPANGAN!" Suara pak Enjang menggema membuat Leon menarik tangan Audy refleks dan berlari kabur lewat pintu belakang kantin.

***
Hai..hai..haii

Semoga suka ya🙂🖤

Lawan corona dengan rebahan di rumah aja.

See youuu :*

NOTHING IS PERFECT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang