27. Atherosclerosis

62 9 0
                                    

Happy reading🙂🖤

***

Pukul 07.00 WIB semuanya bergegas ke rumah sakit untuk menjenguk Audy. Nero, Ganes dan Ocha satu mobil dengan Nero yang mengemudi. Sedangkan Leon dan sahabatnya, mereka memakai motor sendiri.

Rumah sakit Cempaka putih. Rumah sakit yang sekarang mereka tuju. Arvin sudah memberi tahu mereka tadi.

Di dalam mobil hening tidak ada satu pun yang membuka suara. Bahkan Ganes pun hanya diam menatap ponselnya. Ocha menatap jalanan dan bergulat dengan isi pikirannya. Nero pun sama fokus dengan jalanan, hanya sedikit memikirkan adegan tadi sore di sekolahnya. Saat Ocha menangis di pelukan nya. Nero hanya tersenyum sendiri membayangkan hal manis tersebut.

Sedangkan Leon hanya memandang kosong ke depan ke arah jalanan. Pikirannya sekarang ada dua. Bukan hanya Audy, tapi bundanya yang sekarang sedang sakit juga. Leon berniat menjenguk Audy sebentar lalu pulang untuk bersama bundanya. Di rumah ada Alex dan ayahnya tapi rasanya dia juga ingin ada di sana.

Tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah sakit. Mereka turun setelah memarkir kan kendaraannya masing-masing.

Ponsel Ganes bergetar tanda ada pesan masuk. Ia membuka ponselnya.

Bang Arvin: Gue tunggu di tangga lantai atas.

Ganes: Oke, bang.

Setelah membalas pesan dari Arvin. Ganes mulai membuka suara.

"Di lantai atas," ucapnya singkat. Teman-teman nya mulai berjalan ke arah lantai atas. Menaiki tangga dan bertemu dengan Arvin yang kusut. Arvin menyapa  mereka semua dengan tos ala anak muda.

"Ikut gue, kamar inapnya gak jauh dari sini," ucap Arvin sambil berjalan menuju ruang inap Audy.

"Dy," panggil Ocha yang sudah mendekati ranjang Audy. Audy hanya diam, terkulai lemas dengan mata tertutup. "Cepet sembuh," gumam Audy yang sudah menggenggam sebelah tangan Audy. "Tante," panggil Ocha membuat Erin mengangkat kepalanya, matanya sembab. Ocha memeluk Erin menyalurkan rasa sedih yang sama.

Sedangkan yang lainnya hanya diam. Kecuali Ganes dan Arvin yang sudah keluar untuk membicarakan sesuatu.

"Bang?" panggil Ganes dengan suara parau.

"Aterosklerosis," jawab Arvin.

Atherosclerosis atau aterosklerosis adalah penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak pada dinding pembuluh darah. Kondisi ini merupakan penyebab umum penyakit jantung koroner (atherosclerosis heart disease).

Arteri adalah pembuluh darah pembawa oksigen serta nutrisi dari dan ke jantung juga ke seluruh organ lain. Tersumbatnya arteri akibat penumpukan plak kolesterol akan menghambat aliran darah ke organ-organ tubuh. (alodokter.com)

"Bang, serius?" tanya Ganes membuat Arvin mengangguk. "Itu penyakit kan penyebab umum dari penyakit jantung koroner, bang," lanjut Ganes membuat Arvin mengusap wajahnya.

Aterosklerosis pada jantung bisa menyebabkan penyakit jantung koroner dan serangan jantung. Kedua gangguan tersebut memiliki sejumlah gejala yang serupa, yaitu:

Nyeri dada seperti ditekan atau diremas (angina).

Nyeri atau tekanan pada pundak, lengan, rahang, atau punggung.

Gangguan irama jantung (aritmia).

Sesak napas, berkeringat, dan gelisah.
(

aladokter.com)

"Minggu kemarin Audy bilang ke gue kalau dia nyeri dada yang kayak di tekan gitu, dan gue jawab mungkin karena kaget aja," jelas Arvin. "Gue gak tau dia bakal ngidap penyakit kek  gini, Nes," lanjut Arvin.

"Lo yang sabar bang," ucap Ganes dan mengusap punggung Arvin agar dia sedikit tenang. "Yuk bang, ke dalem lagi," ajak Ganes dan masuk berdua ke dalam.

Audy sudah siuman, dia bingung dengan keadaan. Bernuasa putih, bau obat dan banyak orang.

"Mama?" panggil Audy membuat Erin mendongkak. "Kenapa mama nangis?" tanya Audy membuat Erin menggeleng.

"Ocha?" panggil Audy membuat Ocha menangis kembali. "Lo kenapa?" tanya Audy yang bingung dengan Ocha yang kembali menangis.

"Gak papa, hiks, cuma khawatir," jawab Ocha yang akhirnya menerbitkan senyumnya.

"Gue kenapa?" tanya Audy.

"Kamu pingsan sayang," jawab Erin membuat Audy hanya mengangguk.

"Leon, Ganes, Nero, Sean, Delon, ngapain di sini?" tanya Audy yang memanggil semua nama temannya dengan suara parau.

"Nge-besuk kamu," jawab Leon. "Emh, tante, bang, Leon izin pulang dulu ya, soalnya bunda lagi sakit," pamit Leon membuat Erin mengangguk.

"Iya hati-hati, Le," ucap Erin. "Salam ke bunda kamu, cepat sembuh," lanjutnya membuat Leon mengangguk dan menghampiri Audy.

"Cepat sembuh," ucapnya.

"Iya, hati-hati ya," jawabnya yang diangguki oleh Leon.

Sedangkan lainnya pulang pukul 09:00 WIB. Karena sudah malam, dan mereka besok sekolah juga.

"Dy, gue pamit dulu ya sama yang lain," ucap Nero membuat Audy mengangguk.

"Nanti gue sama Ganes ke sini lagi," timpal Ocha. "Soalnya Nero ada latihan basket sama Leon," lanjut Ocha.

"Woi, kalau Nero latihan gue juga latihan geblek," Ucap Ganes sewot karena Ocha yang menganggapnya tidak masuk tim basket.

"Oh iya. Gue kira lo masuk eskul cheerleader," jawab Ocha dengan kekehan. "Jadi gue datang sendiri ke sini," lanjutnya lagi.

"Udah balik sana," usir Audy membuat Nero mengacak rambut Audy refleks.

"Iya kita balik. Tan, bang, kita pulang dulu ya," pamit Ocha dan berlalu dengan kedua sahabatnya.

***

Huaaa guys, ini adalah chapter yanh terniat😭. Sempga kalian suka yaa🙂🖤

Semoga kalian gak bosen, dan aku menerima kritik dan saran dari kalian semua.

Terima kasih untuk semuanya🙂🖤

See you next chapter :*

NOTHING IS PERFECT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang